The Hunter (Pemburu)
(Judul Asli: Kogoeru Kiba)
Asa Nonami @ 1996
Julanda Tantani (Terj.)
GPU – Desember 2012
536 hal.
(Gramedia
Gandaria City)
Seorang laki-laki tewas terbakar di sebuah
restoran keluarga. Peristiwa ini sungguh tidak biasa. Pertama, karena laki-laki
ini tiba-tiba saja terbakar ketika baru duduk di dalam restoran itu, kedua, di
sekitar tempat duduk tidak ada benda-benda pemicu terjadinya kebakaran,
misalnya kabel listrik atau mungkin kompor, ketiga, ada bekas gigitan anjing di
kakinya. Dan pria ini adalah satu-satunya korban jiwa dalam kebakaran tersebut.
Pihak kepolisian bekerja keras mencari
bukti-bukti di tengah reruntuhan bangunan dan memeriksa mayat laki-laki
tersebut. Dibentuklah sebuah tim untuk kasus ini. Tim tersebut terbagi untuk menyelidiki
identitas dan latar belakang laki-laki tersebut, saksi mata di lokasi kejadian,
para penyewa kantor yang ada di gedung yang sama dengan restoran keluarga, dan
penyelidikan tentang kemungkinan digunakannya bahan peledak atau bom waktu yang
menyebabkan laki-laki tersebut terbakar. Laki-laki ini belakangan diketahui
bernama Takuma Sugawara atau dengan nama asli Teruo Hara.
Detektif Takako Otomichi, mantan polisi patroli
sepeda motor, dipasangkan dengan detektif senior bernama Tamotsu Takizawa. Sejak
awal mereka berdua dipasangkan, ‘suasana’ cenderung tak bersahabat – pertama, karena sikap sini
Takizawa, kedua, karena Otomichi yang perempuan. Langkanya keberadaan
perempuan, membuat Otomochi dipandang sebelah mata. Di awal, Otomichi bersikap
menjaga jarak, menjadi pengikut Takizawa dan cenderung diam. Bukan karena
Otomichi begitu menghormati Takizawa, tapi bisa dibilang Otomichi juga gak
terlalu senang dengan pasangannya yang kaku ini. Otomichi juga tak ingin
terlihat lemah di hadapan Takizawa.
Kasus Teruo Hara belum menunjukkan titik terang,
kembali ditemukan korban bernama Kazuki Horikawa. Korban ditemukan dalam
keadaan mengerikan. Korban tewas digigit oleh anjing. Dilihat dari bekas
gigitan, jejaknya sama dengan yang ada di tubuh Teruo Hara. Mulailah diselidiki
lebih lanjut apa hubungan antara kedua pria ini.
Korban kembali berjatuhan dengan ciri-ciri yang
sama – yaitu tewas karena serangan seekor anjing. Dan tampaknya, anjing ini
bukanlah anjing biasa, melainkan anjing dengan ukuran tubuh yang tampaknya
lebih besar daripada anjing lain.
Otomichi yang tekun mencatat, berkesimpulan bahwa
bukan tidak mungkin anjing ini adalah perkawinan silang antara anjing dan
serigala. Ciri-cirinya, anjing serigala ini akan menurut apa yang diperintahkan
tuannya. Ia akan mengingat segala perintah dan akan menuntaskan tugas-tugas
yang diberikan.
Siapa yang memiliki anjing serigala ini? Siapa
yang melatihnya hingga mampu melakukan perbuatan yang mengerikan? Apa motifnya?
Dendamkah? Hal ini yang menjadi fokus penyelidikan Takako Otomichi dan
Takizawa.
Sementara itu, selain disibukkan dengan
penyelidikan kasus pembunuhan berantai ini, pembaca juga diajak mengetahui apa
yang ada di balik sosok kedua detektif ini. Persamaan dari keduanya adalah
sama-sama sudah berpisah dengan pasangan masing-masing, sama-sama kesepiaan.
Otomichi berpisah karena mantan suaminya selingkuh, sedangkan Takizawa
ditinggal oleh istrinya. Untung dipasangkannya kedua detektif ini gak berujung
pada kisah romantis. Meskipun sih, biar sedikit gengsi, mereka berdua saling
peduli.
Otomichi sedang dalam masa ‘keemasan’ di
karirnya, belakangan ia dipercaya untuk mengejar si anjing serigala ini dengan
motornya. Adakalanya, ketika sedang mewawancarai saksi, Otomichi hanya duduk
manis, membiarkan Takizawa yang akan terus memburu petunjuk baru dari saksi.
Sementara Takizawa yang semakin tua, terkadang
agak susah bergerak karena tubuhnya yang menggemuk, tapi tak mengurangi
kemampuannya untuk menganalisa jika ada petunjuk baru. Sosok Takizawa juga
sering kali tak sabaran.
Ketika muncul petunjuk tentang ‘anjing-serigala’,
gue sempat berpikir, apakah cerita ini akan mengarah ke cerita fantasi, apakah
hewan itu adalah werewolf. Karena
anjing serigala ini digambarkan cerdas dan mampu menyelesaikan tugas, meskipun
tuannya tak ada di sampingnya. Tapi, namanya juga anjing-serigala, semakin
banyak ‘darah’ serigala di dalam tubuhnya, maka sifatnya akan semakin mirip
serigala, bukan lagi anjing.
Sosok polisi, khususnya Takizawa di sini tidak digambarkan
sebagai superheroes yang ganteng, dan berbadan bagus. Tapi, dengan masalah-masalah pribadi mereka, menjadikan
mereka lebih manusiaswi, terutama sosok Takizawa yang mulai kewalahan dengan
bentuk badannya.
Otomichi berusaha tampil menjadi perempuan yang
kuat dan punya kemampuan di tengah-tengah dominasi kaum pria yang sering
memandangnya sebelah mata hanya karena fisiknya dan sering meragukan
kemampuannya. Tapi, saat-saat Otomichi mengejar si anjing serigala dengan
motornya, rasanya jadi ‘adegan’ yang menggambarkan kebebasan – entah bagi
Otomichi, juga bagi si anjing-serigala. Di sinilah Otomichi, kalau gue liat,
berada di tempat yang ‘pas’.
Seperti novel-novel thriller Jepang yang beberapa
kali gue baca, kembali digambarkan tindakan kriminal yang sadis dan bernuansa
gelap.
3 comments:
Ini kemarin pas aku ke Togamas uda abis aja bukunya.. aku suka sih sama cerita misteri Jepang. Smeoga makin banyak terjemahan genre serupa :D
@Oky: sama, aku juga suka sama misteri jepang. sadis sih kadang2, tapi koq lebih sreg, dibanding kalo baca misteri2 ala Hollywood - suka terlalu klise kali ya
salah satu daftar must-read dlm timbunan, lebih menarik mana, ini dengn tokyo zodiac murder mbak ?
Post a Comment