Friday, March 30, 2012

The Sweetness at the Bottom of the Pie



The Sweetness at the Bottom of the Pie
Bantam Books Mass Market Edition - 2009
373
(pinjem sama Astrid)

Flavia de Luce, gadis berusia 11 tahun. Tertarik dengan hal-hal yang berbau kimia. ‘Kelinci percobaannya’ adalah kakaknya sendiri. Flavia tinggal bersama ayahnya, Kolonel de Luce, dan dua kakak perempuannya Ophelia dan Daphne. Dunia Flavia dengan kedua kakaknya berbeda. Flavia juga sering jadi korban keisengan kakaknya. Tapi, kecerdikan Flavia lebih unggul dibanding mereka berdua. Flavia tidak mengenal sosok ibu mereka, Harriet yang sudah meninggal. Karena itu, kedua kakak Flavia sering mengejeknya.

Suatu hari, mulailah rangkain kejadian aneh di rumah mereka. Keluarga de Luce ini termasuk keluarga ‘terpandang’ di pedesaan Bishop’s Lacey. Bayangan gue nih, mereka tinggal seperti di ‘puri’. Keanehan pertama, ada seekor burung mati yang diletakkan di depan pintu dapur, ditambah lagi di paruh burung itu, ada sepucuk perangko. Dan, kemudian, ditemukan sosok mayat misterius di halaman rumah mereka. Flavia jadi orang terakhir yang melihat pria itu hidup.

Mulai deh insting Flavia ‘bekerja’. Flavia mulai merunut semua petunjuk yang ada, mencoba bermain detekfif-detektifan. Flavia bekerja sendiri, dan boleh dibilang dengan sangat teliti. Pengetahuannya tentang kimia ternyata memberi nilai tambah bagi Flavia dalam penyelidikan ini. Flavia juga pergi ke perpustakaan setempat, ke penginapan dan bahkan ke sekolah tempat ayahnya dulu belajar.

Semua menjadi satu rangkaian – kematian kepala sekolah, perangko yang hilang, mayat yang ditemukan di halaman rumah. Flavia harus bekerja keras untuk mencari bukti dan membebaskan ayahnya dari tuduhan pembunuhan.

Setting Inggris di tahun 1950, gue bisa membayangkan suasana pedesaan yang sepi. Awalnya gue gak terlalu suka dengan Flavia, rada sok tau dan mau ikut campur aja. Ada bagian-bagian yang membuat gue bosan (makanya rada lama gue menyelesaikan buku ini) Tapi, pelan-pelan, gue ikut hanyut dalam penyelidikan bersama Flavia. Rasa ingin tahu Flavia mengalahkan rasa takutnya. Ia gak takut naik ke menara di gedung sekolah demi melakukan ‘rekonstruksi’ kematian Mr. Twinning.

Thanks buat Astrid yang udah minjemin buku ini.

3 Buku Roald Dahl


1. The Twits (Keluarga Twit)
Roald Dahl @ 1980
Quentin Blake (Ilustrasi)
Yoke Octarina (Terj.)
GPU – Cet. III, Januari 2010
104 hal.
(Obral Gramedia Plaza Semanggi – 5000 rupiah saja :D)

Berkisah tentang pasangan Mr. & Mrs. Twit dengan sosok yang mengerikan, menjijikan dan menyebalkan. Liat Mr. Twit, seluruh wajahnya berambut dan gak pernah dicuci. Sisa-sisa makanan menempel di rambut wajahnya itu. Sedangkan Mrs. Twit, juga bertubuh gemuk, selalu membawa tongkat yang selain digunakan untuk membantunya berjalan juga untuk menyakit anak-anak atau hewan yang mengganggu.

Tingkah pasangan suami istri satu sama lain juga mengerikan. Mereka sering saling ngerjain, dan saling balas membalas dengan cara yang sadis. Misalnya, spaghetti Mr. Twit dicampur dengan cacing, dan Mr. Twit membalas dengan mengikat Mrs. Twit di balon udara dan membiarkannya terbang. Mereka juga suka menyakiti binatang.

Benar-benar pasangan yang mengerikan.



2. The Enormous Crocodile (Si Buaya Raksasa)
Roald Dahl @ 1978
Quentin Blake (Ilustrasi)
Poppy Damayanti Chusfani (Terj.)
GPU – Mei 2006
64 hal.
(via inibuku.com)

Ini adalah cerita tentang seekor buaya yang ingin sekali makan anak kecil. Dia pun pamer ke teman-temannya di hutan, bahwa hari itu ia akan berpesta dengan menu anak kecil. Berbagai cara ia lakukan untuk menarik perhatian anak-anak, tapi selalu saja digagalkan oleh para penghuni hutan yang tak menyukai cara-caranya.

Dan pada akhirnya, si buaya ini juga menghilang dengan cara yang ‘mengenaskan’


3. The Giraffe and the Pelly and Me (Si Jerapah dan si Pelly dan Aku)
Roald Dahl @ 1985
Quentin Blake (Ilustrasi)
Poppy Damayanti Chusfani (Terj.)
GPU – Agustus 2006
80 hal.
(via inibuku.com)

Billy berkenalan dengan 3 ekor hewan dengan kemampuan yang menakjubkan. Si Jerapah, Si burung pelican dan si monyet. Trio ini membuka ‘usaha’ membersihkan jendela. Mereka bertiga punya peran masing-masing – si Jerapah dengan lehernya yang panjang, sanggup mencapai jendela tertinggi, sementara si Burung Pelikan menjadi ember dan si monyet yang bergerak lincah membersihkan semua jendela.

Ini buku yang paling ‘bersahabat’ di antara 3 buku Roald Dahl yang gue baca kali ini. Isinya karakter baik-baik, mereka bahkan menggagalkan sebuah usaha perampokan di rumah seorang Duke. Dan di akhir cerita, si Billy membuka kembali The Grubber, toko permen. Di sini, Mr. Willy Wonka ikut menyumbangkan permen-permennya yang ajaib

Perkenalan gue dengan Roald Dahl, berawal saat gue membaca Matilda, mungkn waktu SD. Saat itu, ya baca.. baca aja. Sedikit ngeri dengan karakter Miss Trunchbull. Tapi, saat membaca Mr. Twit, aduh ternyata, gak kalah sadis. Emang sih, apa yang berusaha diceritakan oleh Roald Dahl ada hal positifnya, seperti misalnya jangan nyakitin binatang – sama seperti yang ada di cerita Magic Finger, tapi kalo untuk diceritain ke anak kecil rasanya terlalu ‘sadis’.

Bahkan saat ada film Matilda di tv, gue ngajak Mika nonton, maunya sih gue pengen kasih tau, kalo gue suka sama bukunya dan ini juga salah satu film yang gue tonton, eh.. tapi, gak lama, Mika pun bilang, “Matiin aja, filmnya gak bagus.” Dan, gue jadi sedikit khawatir, kalo nanti Mika malah takut ke sekolah.

Tapi, terlepas dari semua itu, gue tetap suka dengan Roald Dahl, di balik karakter-karakter ajaibnya itu, cerita-ceritanya mampu menghibur gue dengan selera humor yang ajaib juga.

Tapi… sekarang, kenapa susah cari buku Roald Dahl yang satuan ya? Yang ada di Gramedia hanya yang box set. Rugi dong beli yang box set karena gue udah punya beberapa. Dan gue pengen juga nih, baca bukunya Roald Dahl yang bukan buku anak-anak.

Thursday, March 29, 2012

Character Thursday [3]

Jumpa lagi dengan Character Thursday, rules-nya masih sama: 
1. Follow blog Fanda Classiclit sebagai host, bisa lewat Google Friend Connect (GFC) atau sign up via e-mail (ada di sidebar paling kanan). Dengan follow blog ini, kalian akan selalu tahu setiap kali blog ini mengadakan Character Thursday Blog Hop. 
2. Letakkan button Character Thursday Blog Hop di posting kalian atau di sidebar blog, supaya follower kalian juga bisa menemukan blog hop ini. Kodenya bisa diambil di kotak di button. 
3. Buat posting dengan menyertakan copy-paste “Character Thursday” dan “Syarat Mengikuti” ke dalam postingmu.
 4. Isikan link (URL) posting kalian ke Linky di bawah ini. Cantumkan nama dengan format: Nama blogger @ nama blog, misalnya: Fanda @ Fanda Classiclit. 
5. Jangan lupa kunjungi blog-blog peserta lain, dan temukan tokoh-tokoh pilihan mereka. Dengan begini, wawasan kita akan bertambah juga dengan buku-buku baru yang menarik… 

Kali ini, yang tampil adalah pasangan Mr. & Mrs. Twit dari The Twits-nya Roald Dahl. Berhubung baru aja tadi pagi gue selesai baca buku ini, jadi masih 'terbayang-bayang' dua sosok yang mengerikan plus 'sadis' ini. Gak pa-palah, sekali-sekali yang tampil karakter yang 'menyebalkan'. Reviewnya akan segera tampil di blog ini.

Ini Mr. &  Mrs. Twit hasil ilustrasi dari Quentin Blake: 

Kalo yang satu ini saat The Twits dipentaskan oleh Auckland Theater Company - sama-sama mengerikan dan menjijikan :) 

Tuesday, March 27, 2012

The Wizard of Oz


The Wizard of Oz
L. Frank Baum
Alva Indriani (Terj.)
Penerbit Atria – Cet. I, Oktober 2010
206 hal.
(Gramedia Pondok Indah Mall)

Inilah pertama kali gue membaca buku The Wizard of Oz, yah, meskipun sering denger, tapi gue gak tau, seperti apa sih kisah The Wizard of Oz ini. Beruntung, Penerbit Atria menerbitkan terjemahan buku ini dan karena gue lagi punya sebuah ‘misi’, maka gue pun memutuskan untuk membeli buku ini.

Kisah ini lahir karena rasa ‘prihatin’ L. Frank Baum akan kisah fantasi yang beredar, tentang peri dan dunia sihir yang penuh ‘darah’ dan teror. Maka terciptalah sebuah dongeng sederhana, tapi penuh dengan petualangan dan banyak pelajaran yang bisa diambil dari dongeng ini.

Si kecil Dorothy tiba di sebuah kota yang indah berwarna biru, kota para Munchkin. Berbeda jauh dengan Kansas, kota tempat Dorothy tinggal bersama paman dan bibinya. Sebuah kota abu-abu, gersang dan suram. Angin puting-beliung menerbangkan rumah Dorothy. Dorothy yang tak sempat bersembunyi di ruang persembunyian ikut terbang bersama rumah itu, termasuk juga Toto, anjing milik Dorothy.

Karena rumah Dorothy ‘tanpa sengaja’ jatuh di atas tubuh si Penyihir Jahat dari Timur, Dorothy pun dianggap pahlawan. Tapi, keinginan Dorothy hanya satu, yaitu kembali ke Kansas. Atas petunjuk Penyihir Baik dari Utara, Dorothy dianjurkan untuk bertemu Penyihir Hebat Oz.

Dimulailah perjalanan panjang Dorothy bersama Toto, menyusuri batu bata kuning menuju negeri Zambrud, negeri Penyihir Hebat Oz. Dalam perjalanan itu, Dorothy bertemu dengan Boneka Jerami yang menginginkan otak, Tin Woodman, si manusia kaleng yang menginginkan hati dan Singa Penakut yang ingin memiliki keberanian. Bersama teman-teman barunya, dengan keyakinan penuh Dorothy pergi menuju negeri Zambrud.

Tapi, untuk menemui Penyihir Hebat Oz pun tak mudah. Tak seorang pun tahu, seperti apa wujud pasti Oz, wujudnya selalu berubah-ubah. Dan ternyata tak mudah untuk mendapatkan apa yang dinginkan oleh mereka berempat. Mereka harus melakukan sesuatu dulu untuk Oz, baru keinginan mereka akan dikabulkan.

Baca buku ini, rasanya kembali ke masa kecil, masa-masa berkhayal, membaca buku-buku petualangan yang ringan. Gak perlu deh, petualangan yang bikin deg-degan, bikin tegang, tapi seperti Dorothy, di setiap langkahnya, dalam perjalanannya, ia selalu menemui hal-hal baru, seperti menyelamatkan Boneka Jerami, menolong Tin Woodman, ketemu Singa, Monyet Terbang, kaum Munchin dan Winkie yang lucu. Dan, satu pelajaran yang bisa diambil dari buku ini adalah kesetiakawanan, rasa empati dan tolong-menolong. Menjelang akhir cerita, ketiga teman baru Dorothy yang sudah punya kedudukan enak, tetap menemani Dorothy sampai bertemu jalan pulang. Dan saat yang satu lagi kesusahan, yang lain merasa kehilangan dan dengan sigak membantu.

Gue ketawa waktu tau wujud asli Penyihir Hebat Oz itu. Klimaks yang kocak.. hehehe…

O ya, ada satu koreksi di halaman 125, yang tertulis: “… Dorothy berlari ke halaman untuk memberitahu bahwa Tukang Sihir Jahat dari Timur telah tewas … “ Padahal seharusnya Tukang Sihir dari Barat kan? Iya kan? Karena kalo Tukang Sihir Jahat dari Timur udah ketauan dari awal tewasnya.

*seharusnya ini buat posting bareng BBI, tapi telat.. kelupaan tanggalnya*

Thursday, March 22, 2012

Character Thursday [2]


Seperti biasa, peraturannya adalah:

1. Follow blog Fanda Classiclit sebagai host, bisa lewat Google Friend Connect (GFC) atau sign up via e-mail (ada di sidebar paling kanan). Dengan follow blog ini, kalian akan selalu tahu setiap kali blog ini mengadakan Character Thursday Blog Hop.
2. Letakkan button Character Thursday Blog Hop di posting kalian atau di sidebar blog, supaya follower kalian juga bisa menemukan blog hop ini. Kodenya bisa diambil di kotak di button.
3. Buat posting dengan menyertakan copy-paste “Character Thursday” dan “Syarat Mengikuti” ke dalam postingmu.
4. Isikan link (URL) posting kalian ke Linky di bawah ini. Cantumkan nama dengan format: Nama blogger @ nama blog, misalnya: Fanda @ Fanda Classiclit.
5. Jangan lupa kunjungi blog-blog peserta lain, dan temukan tokoh-tokoh pilihan mereka. Dengan begini, wawasan kita akan bertambah juga dengan buku-buku baru yang menarik…

Character Thursday kali ini adalah The Famous Five alias Lima Sekawan. Baru aja baca buku Lima Sekawan yang pertama - Di Pulau Harta. Jadi kangen sama mereka. Pengen bernostalgia, inget-inget bacaan jaman SD, terus pengen liat filmnya lagi.







Julian yang paling tua, yang paling cool dan sabar. Dick, yang suka gak sabaran. Anne, yang penakut dan paling kecil. Plus, George, anak perempuan tomboi, dan pengen banget jadi anak laki-laki. Gak ketinggalan, Timmy, anjingnya George yang setia menemani mereka bertualang.

Seneng banget rasanya kalo ngebayangin 'bertualang' sama mereka. Berkemah di Pulau Kirrin, piknik dengan bekal yang yummy-yummy.

Ah... kangen... *sruput limun jahe*

Wednesday, March 21, 2012

Wishful Wednesday [3]


Sebelum gue share Wishful Wednesday yang ke-3, rules-nya adalah:

1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
3 .Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Wishful Wednesday kali ini adalah: Novel Destinations: Literary Landmarks from Jane Austen's Bath to Ernest Hemingway's Key West (Shannon McKenna Schmidt & Joni Rendon).


Gak sengaja liat buku ini waktu iseng-iseng mampir ke Times di Plaza Semanggi. Tentu saja yang pertama kali menarik perhatian gue adalah covernya - Si Koper yang berisi tumpukan buku itu (eh, koq mirip cover The Journey-nya Gagas Media ya?)

Buku ini bisa dibilang sebuah 'napak tilas' ke tempat-tempat yang disebut dalam novel, seperti Bath yang ada di buku-buku Jane Austen atau menjelajah kota London seperti Charles Dickens ,. Sebuah buku 'travel' dalam bentuk yang berbeda.

Asyik kan bisa 'jalan-jalan' ke tempat-tempat yang di buku favorit :)

Ini sinopsis dari goodreads:

It’s often said that a good book takes us somewhere we’ve never been before, and here’s the proof: a book-lover’s Baedeker to more than 500 literary locales across the United States and Europe. Novel Destinations invites readers to follow in the footsteps of much-loved authors, discover the scenes that sparked their imaginations, glimpse the lives they led, and share a bit of the experiences they transformed so eloquently into print. If you’re looking to indulge in literary adventure, you’ll find all the inspiration and information you need here, along with behind-the-scenes stories such as these:

After Ernest Hemingway survived two near-fatal plane crashes during an African safari, he perused his obituaries and sipped champagne on a canal-side terrace in Venice.

Washington Irving's wisteria-draped cottage in the Hudson Valley was once occupied by members of the Van Tassel family, immortalized in The Legend of Sleepy Hollow.

A mysterious incident at a stone tower near Dublin made such a vivid impression on James Joyce that he drew on it for the opening scene of Ulysses.

Sir Arthur Conan Doyle consulted on the mystery of Agatha Christie's 1926 disappearance before she resurfaced under an assumed name in northern England.

Nathaniel Hawthorne’s The House of the Seven Gables was inspired by a seaside manse in Salem, Massachusetts, infamous witch trials in which his ancestor played a role.

Tuesday, March 20, 2012

Teaser Tuesdays [1]


Teaser Tuesdays is a weekly bookish meme, hosted by MizB of Should Be Reading. Anyone can play along! Just do the following:

- Grab your current read
- Open to a random page
- Share two (2) “teaser” sentences from somewhere on that page
- BE CAREFUL NOT TO INCLUDE SPOILERS! (make sure that what you share doesn’t give too much away! You don’t want to ruin the book for others!)
- Share the title & author, too, so that other TT participants can add the book to their TBR Lists if they like your teasers!

Teaser Tuesday pertama dari Harun dan Samudra Dongeng (Salman Rushdie)


Ia tahu pasti hal yang diketahuinya: bahwa dunia nyata penuh dengan keajaiban dan dunia keajaiban tak mudah menjadi nyata.
(hal. 50)

Thursday, March 15, 2012

Character Thursday [1]

Setelah dua minggu tertunda, akhirnya hari ini ‘berhasil’ ikutan blog hop –nya Fanda. Peraturannya adalah:

1. Follow blog Fanda Classiclit sebagai host, bisa lewat Google Friend Connect (GFC) atau sign up via e-mail (ada di sidebar paling kanan). Dengan follow blog ini, kalian akan selalu tahu setiap kali blog ini mengadakan Character Thursday Blog Hop.
2. Letakkan button Character Thursday Blog Hop di posting kalian atau di sidebar blog, supaya follower kalian juga bisa menemukan blog hop ini. Kodenya bisa diambil di kotak di button.
3. Buat posting dengan menyertakan copy-paste “Character Thursday” dan “Syarat Mengikuti” ke dalam postingmu.
4. Isikan link (URL) posting kalian ke Linky di bawah ini. Cantumkan nama dengan format: Nama blogger @ nama blog, misalnya: Fanda @ Fanda Classiclit.
5. Jangan lupa kunjungi blog-blog peserta lain, dan temukan tokoh-tokoh pilihan mereka. Dengan begini, wawasan kita akan bertambah juga dengan buku-buku baru yang menarik…


Berhubung gue lagi baca A Flavia de Luce Mystery: The Sweetness at the Bottom of the Pie, makanya Character Thursday pilihan gue jatuh pada Flavia de Luce.


Flavia de Luce, gadis berumur 11 tahun. Tergila-gila sama yang namanya kimia. Dia punya ruang percobaan sendiri, dan hmmm… maunya ikut campur dalam misteri pembunuhan yang terjadi di halaman rumahnya sendiri.

Bayangan gue, Flavia ini gadis yang sok tau, sok mau ikut kerjaan orang gede. Suka banget ngerjain kakak-kakaknya. Merasa dirinya lebih pintar dibanding dua kakaknya itu.

Silahkan liat trailer-nya untuk lebih tau sosok Flavia de Luce.

Wednesday, March 14, 2012

Pollyanna


Pollyanna
Eleanor H. Porter @ 1913
Rini Nurul Badriah (Terj.)
Orange Books – Cet. I, Mei 2010
312 hal.
(hadiah #TebakDickens @bacaklasik)

Selama bertahun-tahun hidup sendiri, Miss Polly menerima kabar bahwa keponakannya, Pollyana, akan datang dan tinggal bersamanya. Kabar ini jelas merupakan suatu kejutan. Hubungan dengan mendiang ibu Pollyana tidak begitu baik. Bahkan bisa dibilang komunikasi terputus semenjak adiknya itu lebih memilih menikah dengan seorang pendeta daripada dengan seorang pria kaya. Pollyana kini yatim piatu, sehingga tak ada pilihan lain, selain menyerahkan perwalian Pollyana kepada Miss Polly.

Miss Polly sudah menyiapkan kamar yang panas, pengap dan gelap di loteng. Memang sih, Miss Polly ini dikenal sebagai perempuan yang kaku, serba teratur dan konon, menurut gosip yang beredar, ia pernah patah hati sehingga hingga akhirnya memilih menyendiri.

Pollyana datang dengan penuh suka cita dan keceriaan. Kepolosan sebagai anak kecil membuat banyak orang luluh hatinya. Sebut saja Mrs. Snow yang banyak maunya atau Mr. Pendelton yang jutek. Belum lagi, dengan polosnya Pollyanna membawa pulang seekor kucing dan anjing yang dipungutnya dari tengah jalan. Ooo.. itu belum apa-apa.. dibanding apa yang dibawa pulang berikutnya oleh Pollyanna.

Hanya Bibi Polly yang tampaknya adalah satu-satunya orang yang masih belum menerima keceriaan dan spontanitas yang ada pada diri Pollyanna.

Sebenernya dibalik keceriaan itu, tidak berarti Pollyana tidak pernah bersedih. Hanya saja, sebuah ‘permainan’ yang diciptakan ayahnya yang membuatnya selalu bisa berpikir positif. Dan, saat ia sendiri mengalami musibah, keceriaan apa yang bisa membuatnya kembali tersenyum?

Di awal-awal buku ini, gue teringat dengan sosok Anne di Anne of Green Gables. Anak yatim-piatu yang terpaksa tinggal dengan orang lain. Sama ceria-nya, sama-sama suka mengkhayal, meskipun dengan cara yang berbeda. Meskipun emang sih, gue sempet merasa si Pollyanna ini ‘ganggu’ banget. Semua orang ditegor, meskipun cemberut dan dijutekin, Pollyanna pantang menyerah.

Tapi, liat sisi positif dari ‘keberadaan’nya. Ini seperti cerita ‘Pay It Forward’. Sesuatu yang kecil, bisa menimbulkan efek yang besar.

*Buku ke 4 untuk 'Name in a Book Challenge 2012' - hosted by Blog Buku Fanda

Wishful Wednesday [2]

Setelah minggu lalu 'absen' ikutan Wishful Wednesday, minggu ini akhirnya bisa ikutan lagi.


  • Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  • Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  • Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  • Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Untuk Wishful Wednesday kali ini adalah George's Cosmic Treasure Hunt (George Berburu Harta Karun).

Cover-nya yang cerah banget. Dan, setelah membaca yang pertama dulu, George's Secret Key to the Universe, gue menunggu-nunggu kapan ya lanjutannya bakal diterjemahin.


Serunya buku ini, ada gambar-gambar tentang luar angkasa, planet-planet dan lain-lain. Serasa baca ensiklopedi dalam bentuk yang lebih 'menyenangkan'. Hehehehe...

Berhubung gue lagi ngumpulin buku anak-anak buat Mika, buku ini tentu saja masuk ke dalam daftar. (moga-moga aja, nanti Mika tertarik buat baca... kalo gak, yah, buat koleksi mama-nya aja lah).

Thursday, March 08, 2012

Hafalan Shalat Delisa


Hafalan Shalat Delisa
Tere LiyeJustify FullPenerbit Republika – Cet. XIII, Februari 2011
270 Hal.
(Gramedia Plaza Semanggi)

"Delisa cinta Ummi karena Allah...."
"Delisa cinta Abi karena Allah...."

Lama gue mendengar tentang novel ini. Mendengar komentar orang yang membaca buku yang mengharu-biru. Tapi, gue belum tergerak untuk membeli, meminjam atau membacanya. Bahkan, setelah dibuat film-nya pun, gue juga belum pengen baca buku yang menuai banyak pujian dan di goodreads.com pun rata-rata memberi bintang 4-5.

Tapi, yang membuat gue akhirnya penasaran dengan buku ini adalah saat dua orang teman di BBI – yang non-muslim, membaca buku ini dan memberi bintang yang tinggi. Wah… ada apa dengan buku ini?

Akhirnya, dari hasil muter-muter tanpa tujuan di Gramedia Plaza Semanggi, gue memutuskan membeli buku ini dan segera membacanya.

Cerita diawali dengan keluguan dan kepolosan sebuah keluarga di pagi hari. Saat subuh, saling menggoda saat si kecil Delisa yang berusia 5 tahun susah bangun. Keharmonisan sebuah keluarga terlihat dari awal. Ya, kalo pun ada cemburu, iri, ngambek dan marah-marahan, maklum aja deh, namanya juga kakak-adik,

Delisa ini akan segera menghadapi ujian hafalan bacaan sholat. Ummi sudah menjanjikan sebuah kalung cantik jika Delisa berhasil lulus ujian itu. Ditambah iming-iming sepeda dari Abi yang bekerja di lepas pantai di sebuah perusahaan minyak.

Di pagi yang cerah, tanggal 26 Desember 2004, pantai Lhok Nga dipenuhi orang-orang yang sedang bermain dan Delisa bersiap-siap untuk menyelesaikan ujian itu. Tapi, petaka datang, Delisa pun gagal. Bukan karena ia belum hafal, tapi tsunami menghapus semua mimpi dan kebahagiaan yang ada.

Ia kehilangan ketiga kakaknya dan Ummi tidak diketahui keberadaannya. Bahkan Delisa harus kehilangan salah satu kakinya. Beruntung Abi segera pulang dan menjemput Delisa.

"Kau memiliki lebih banyak teman dibandingkan seluruh dunia dan seisinya,Sayang.”
_Hal.99

Di tengah-tengah cobaan, Delisa tetap ceria dan polos. Meskipun rindu Ummi dan kakak-kakakknya. Dan satu yang pasti, Delisa tetap berusaha menyelesaikan hafalan shalat yang sempat tertunda. Hingga akhirnya, ia mampu sujud dengan sempurna, khusyuk dan ikhlas.

Berulang kali gue mengucap Istighfar kala membaca buku ini. Ada haru dan ada rasa malu. Meskipun ini hanya kisah fiksi yang mengambil latar belakang peristiwa tsunami di Aceh, tapi, tetap saja, tokoh gadis cilik ini seolah menegur gue yang sholat masih suka bolong dan gak khusuk, yang suka gak iklas setiap ada cobaan, yang masih sering mengharap pamrih dan lain-lainnya.

“Orang-orang yang kesulitan melakuan kebaikan itu, mungkin karena hatinya, Delisa…. Hatinya tidak ikhlas! Hatinya jauh dari ketulusan…”
_ hal 245.

"Maha Suci Engkau, ya Allah! Yang selalu menepati janji. Cukuplah percaya dengan satu janjiMu. Maka kehidupan di dunia ini akan terasa jauh lebih baik … Semua akan terasa jauh lebih indah! Yakinlah!"
_hal. 262

Betapa gue masih juga suka kurang bersyukur, masih selalu berasa kurang. Padahal, coba liat Delisa, di tengah cobaan yang begitu dahsyat, dia masih bisa tersenyum.

Buku kedua Tere Liye yang gue baca. Dua-duanya bercerita tentang kesederhanaan, tapi toh mampu memikat banyak pembaca. Menurut pengakuannya, beliau belum pernah ke Aceh, tapi saat mendengar berita tsunami ini, beliau berjanji untuk memberikan sesuatu untuk anak-anak Aceh. Catatan-catatan kaki di dalam buku ini membuat tokoh Delisa jadi lebih nyata. Seolah bukan beliau tak hanya menulis, tapi menyaksikan sendiri bagaimana susahnya Delisa yang masih polos ini menghafal bacaan sholat dan betapa berat cobaain untuk gadis sekecil Delisa.

Monday, March 05, 2012

Anak Sejuta Bintang

Anak Sejuta Bintang
Akmal Nasery Basral @ 2012
Penerbit Expose – Cet. I, Januari 2012
405 hal.
(hadiah #twitteriak)


Beruntung gue mendapatkan hadiah novel ini dari program #twit_teriak yang ‘bintang tamu’nya penulis sendiri. Dilihat dari judulnya, buku ini langsung menarik hati gue. Dan lagi, Akmal Nasery Basral menulis novel biografis setelah Presiden Prawiranegara

Bercerita tentang masa kecil seorang Aburizal Bakrie (ayooo.. siapa yang gak tau tokoh yang dipanggil Ical ini?) Nama Bakrie kerap menghias berita-berita di Koran, entah karena kontroversi seputar lumpur Lapindo, perusahaan yang bertebaran di mana-mana, atau tabloid gosip. Dalam novel ini, cerita berkisar mulai dari Ical yang berusia 3 tahun sampai Ical lulus SD.

Ical, adalah anak tertua dari 4 bersaudara. Dibesarkan dengan cara yang sangat demokratis, penuh kasih sayang dan memiliki orang tua yang sangat sabar. Ayah Ical, bapak Ahmad Bakrie, sedang merintis kembali usahanya yang sempat terpuruk. Meski dalam keadaan susah, beliau tetap selalu berusaha membantu orang dan memberikan yang terbaik. Tapi, yah, sejak kecil memang sudah digambarkan bahwa Ical memang berasal dari keluarga yang cukup mapan meski sedang susah. Kerap liburan ke villa di Cipanas, ke sekolah di antar mobil, makan di restoran yang terbilang mewah. Memang sih, ayah Ical bercerita bahwa beliau sudah biasa mencari uang sejak kecil.

Memberi sesuatu yang kita senangi kepada orang lain itu selalu membuat hati kita bahagia. Rezeki kita pasti akan bertambah jika kita bisa lebih ikhlas
(Hal. 132)

Ical digambarkan sebagai anak yang baik, penurut, berani, punya inisiatif. Rasanya, nyaris tak ada kenakalan yang dilakukan olehnya. Suka dengan sepak bola, pintar. Selama di SD, hampir selalu jadi juara kelas. Temannya banyak.

Satu pesan di dalam buku ini yang membekas, adalah:

Anak laki2 itu harus sering diajak ngobrol supaya terbiasa mengemukakan pendapat ... Kalau tidak, mereka akan terbiasa menggunakan tangan untuk menyampaikan keinginan.
(Hal. 149)

Yah, terlepas dari kontroversi siapa tokoh yang diceritakan dalam novel ini, yang beberapa orang bilang sebagai ‘pencitraan’, alur ceritanya buat gue bagus. Kalimat-kalimat yang dipakai membuat gue betah mengikuti novel ini. Kalau bukan karena ditulis dalam bentuk novel, belum tentu juga sih gue akan membeli dan membaca buku tentang tokoh dalam novel ini.

Tapi emang sih, apa yang digambarkan dalam novel ini tampak begitu ‘sempurna’. Semua tokoh nyaris tak ada cacat. Orang tua yang sangat sabar, gak pernah marah. Anak-anak yang baik-baik – kecuali yah, suka bertengkar antar saudara. Mungkin lebih ‘pas’ kalo ada sesuatu yang ‘cacat’ dalam kisah ini. Biar lebih manusiawi gitu.

Dan, asyik juga kali, kalo ada beberapa patah kata, komentar dari teman-teman Ical selama sekolah di Yayasan Perwari itu.

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang