Tuesday, May 20, 2014

Lockwood & Co. #1: The Screaming Staircase



Lockwood & Co. #1: The Screaming Staircase (Undakan Menjerit)

Jonathan Stroud @ 2013

Poppy D. Chusfani (Terj.)

GPU – Januari 2014

424 hal.


London dilanda wabah yang serius. Berhubungan dengan Masalah hantu, yang sudah berlangsung selama puluhan tahun. Para penduduk kota tidak berani keluar di waktu malam. Perlindungan diperketat. Mereka melengkapi diri mereka dengan lavendel, rumah mereka dipasang besi-besi agar para Pengunjung tidak berani mendekat. Para Pengunjung menebar ketakutan, bahkan bisa berakibat kematian. Maka berdirilah agensi pengusir Pengunjung itu. Yang terbesar adalah Fittes. Tapi ada juga agensi-agensi kecil seperti Lockwood & Co, dengan pemilik bernama Anthony Lockwood. Yang unik nih, para pengusir yang tergabung dalam agensi-agensi tersebut adalah anak-anak. Nah, karena itu, seharusnya ada penyelia – orang dewasa – yang mengawasi jalannya operasi agensi-agensi tersebut.

Lucy Carlyle, seorang anak perempuan yang memilik Bakat Daya Dengar. Ia bergabung di Lockwood & Co. setelah ditolak oleh agensi besar. Di tempat asalnya, Lucy pernah bergabung di sebuah agensi, dan menjadi salah satu agen yang diandalkan. Tapi, karena suatu insiden, ia pun memutuskan pindah ke London.

Anthony Lockwood, seorang remaja yang dengan masa lalu yang misterius, tapi memiliki karakter yang ceria dan memiliki akal serta perhitungan yang tak terduga. Selain itu ada juga George, pemuda gemuk, yang gampang ngambek dan marah, tapi untuk urusan riset, serahkan padanya.

Memang dalam mengatasi sebuah kasus, dibutuhkan riset yang mendalam – misalnya tentang latar belakang bangunan yang akan mereka datangi, tapi terkadang, Lockwood yang sering mengabaikan hal tersebut hingga dalam kasus terakhir, riset yang kurang, tindakan yang tanpa perhitungan membuat mereka harus membayar ganti rugi yang sangat besar.

Optimisme Lockwood terbukti dengan adanya tawaran untuk menemukan Sumber yang bisa mengusir dan membasmi Pengunjung di sebuah rumah paling berhantu. Tawaran itu datang dari klien kaya raya bernama Fairfax. Meskipun George dan Lucy sedikit ragu, tapi Lockwood dengan gagah berani menerima tawaran itu.

Secara keseluruhan, gue puasssss dengan buku ini. Jonathan Stroud mengobati kerinduan gue akan cerita fantasi yang penuh petualangan, tanpa adanya intrik-intrik cinta segitiga, serigala atau vampire.

Ada humor, misteri, horor dan petualangan yang menjanjikan. Tokoh-tokohnya juga menyenangkan dan mudah untuk disukai. Lockwood yang cuek tapi, sebagai pemimpin ia kerap ada dalam dunianya sendiri, George yang doyan makan tapi teliti dan Lucy, meski terkadang gegabah tapi ia adalah perempuan yang tangguh. Dan meskipun sering berbeda pendapat atau berantem, tapi ketika berada dalam satu tim, menyelesaikan sebuah kasus, mereka saling bahu-membahu. Suka dengan chemistry ketiga tokoh ini.

Untuk cover, menurut gue sih unik. Karena melambang lubang kunci sebuah pintu, yang jadi bagian penting dalam pekerjaan seorang agen. Lewat pintu, mereka masuk ke sebuah ruangan penuh misteri yang menakutkan, dan satu pintu tidak boleh terkunci, sebagai jalan keluar jika dalam bahaya. Tapi, gambar di dalamnya, gak sesuai banget sama isi cerita. Emang sih, berhasil membuat gue ‘merinding’ kalo ngeliat gambar itu lama-lama (lagian iseng banget sih dipandangin), gue udah membayangkan kalau gadis kecil itu adalah salah satu Pengunjung. Kesannya horor banget kan? Gue pun bersiap-siap kalau-kalau ada penampakan.

Membaca cerita ini, gue serasa mengunjungi London yang kelam dan penuh kabut. Semua orang butuh perlindungan dari para hantu, dan kerennya anak-anak memegang peranan penting. Satu perlengkapan agen yang gue suka adalah rappier – kesannya keren gitu ke mana-mana bawa pedang :D

Dan jangan khawatir kalau bingung dengan istilah-istilah aneh di dalam buku ini, karena di bagian akhir tersedia Glosarium yang membantu kita biar jadi lebih paham.

Gue gak sabar menantikan sekuel-nya ‘The Wishpering Skull’ – bahkan nih, gue berharap ada prekuelnya juga… pengen tahu asal-usul dan kisah si Anthony Lockwood. Sekali lagi, Jonathan Stroud berhasil membuat gue kangen dengan tokoh-tokohnya :) Pengen cepet-cepet 'ketemu' lagi di cerita selanjutnya.


Submitted for:

- Lucky No. 14 Reading Challenge – Category: Favorite Author
- Young Adult Reading Challenge 2014
- Children Literature Project

Monday, May 19, 2014

Found



 

Found

June Oldham @ 1995

Scholastic

199 hal.


Cerita ini berkisah tentang kehidupan di abad 21. Orang-orang kebanyakan bekerja di rumah, semua diatur oleh pemerintah pusat, setiap keluarga hanya punya satu anak, karena jika lebih, maka akan dikenakan pajak yang besar untuk tambahan anak tersebut. Seperti buku dystopia yang lain, maka, di dalam buku ini pun keberadaan buku cetak sangat langka, mereka juga jarang melakukan rekreasi. Dalam salah satu ceritanya, Ren, tokoh utama di novel ini berkata, kalau mau merasakan namanya pantai, tinggal duduk, cari makanan yang pas, dan pasang di screen gambar pantai… maka, bayangkanlah kalau sedang ada di pantai, dan berjemur di bawah sinar matahari. Hmm… tampak garing banget kehidupan kaya’ gitu.

Awal mula buku ini, bercerita tentang Ren yang ‘terpaksa’ diserahkan ibunya ke salah satu kerabatnya, karena ibunya sedang hamil dan tak akan mampu membayar pajak yang lebih besar. Maka, Ren pun ‘diselundupkan’. Tapi, gara-gara jam malam yang berlaku, perempuan yang seharusnya mengantar Ren terpaksa pulang. Ren pun harus bersembunyi di dalam sebuah gua. Status Ren sekarang adalah seorang ‘pelarian’.

Ternyata, di sana ia bertemu dengan Brocket, Lil dan Hillary, di mana mereka akhirnya berusaha menyelamatkan seorang bayi yang dibuang oleh orang tuanya. Bayi itu mereka beri nama ‘Found’. Mereka melakukan perjalanan yang berat, melewati hutan, salju, belum lagi bayi harus diberi makan, minum, baju yang hangat, diganti popoknya dan sakit. Tak hanya itu, mereka juga harus bersembunyi, melarikan diri dari orang lain yang juga mengejar Found.

Ada yang rasanya gak jelas dalam buku ini. Gak tau deh, buku ini tergolong tipis, tapi, gue nyaris seminggu menyelesaikannya karena alur cerita yang sejujurnya nanggung. Misalnya siapa Cob? Kenapa dia mengejar Found? Siapa Mrs. Gimmer, yang selalu menolong mereka itu? Lalu, koq mereka nyaris aman-aman saja dari petugas keamanan yang katanya ketat dan selalu awas itu?

Baca buku seperti, terkadang antara penasaran, tapi pengen udahan. Pengen tahu ending-nya gimana, tapi koq menuju ke sana jalan ceritanya ‘ngeselin’.

Tapi ya sudahlah, it was just ok…,



Submitted for:

- Lucky No. 14 Reading Challenge – Category: First Name Rule
- Books in English Reading Challenge 2014
- Young Adult Reading Challenge 2014
- New Author Reading Challenge 2014

Roald Dahl’s Book of Ghost Stories



 

Roald Dahl’s Book of Ghost Stories

Editor: Roald Dahl

Kontributor: Francis Marion Crawford , L.P. Hartley , Richard Middleton , Rosemary Timperley , Joseph Sheridan Le Fanu , Mary Treadgold , Edith Wharton  , Jonas Lauritz Idemil Lie , Robert Aickman , Cynthia Asquith , E.F. Benson , A.M. Burrage

Penguin, 1983

249 hal.


Sempet kecewa ketika tahu, kalau isi kumpulan cerita-cerita ‘hantu’ dibuku ini bukan karangan dari Roald Dahl, melainkan cerita pilihan dari beliau sendiri. Tapi, yah, gue percaya deh, kalau pilihan beliau pasti tetap oke. Jadi awal mulanya terbitnya buku ini, adalah ketika Roald Dahl mempunyai ide untuk membuat serial horor di televisi. Maka beliau pun mencari dan mengumpulkan cerita-cerita hantu. Awalnya sih, sempet kesel juga karena gak bisa menemukan cerita-cerita hantu yang benar-benar bagus, sampai akhirnya ia menemukan cerita dari berjudul Harry yang ditulis untuk Rosemary Timperley.

Meskipun film seri itu sendiri akhirnya kurang sukses, tapi cerita-cerita hantu yang berhasil dikumpulkan Roald Dahl pun diterbitkan dalam bentuk buku.

Cerita-cerita hantu yang bikin merinding, justru bukan karena sosok hantu yang mengerikan macam pocong, kuntilanak, suster ngesot atau kakek cangkul (etapi… kalo ngeliat di film yang kaya’ beginian sih males juga ya?). Makhluk-makhluk jadi-jadian itu gak ada di dalam cerita hantu di buku ini. Sosok hantu dalam wujud ‘manusia’, nyaris nyata, tapi sambil baca … sedikit aja, tetap bikin bulu kuduk berdiri.

Di antara beberapa cerita yang gue suka adalah Harry (Rosemary Timperley), Playmates (AM Burrage), The Sweeper (AM Burrage), On the Brighton Road (Richard Middleton), Christmas Meeting (Rosemary Timperly) dan W.S (LP Hartley).

Yang bener-bener bikin ‘merinding’ adalah Harry dan The Sweeper.

Sosok hantu di dalam buku ini bisa seorang tukang sapu yang ternyata menjadi penanda kematian seorang perempuan, tokoh karangan seorang penulis yang jadi ‘nyata’, seorang anak kecil yang jadi korban kecelakaan dan mencari adiknya yang hilang atau seorang penjaga toko barang antik.

Gue bukanlah penggemar cerita-cerita hantu, tapi karena ‘nama’ Roald Dahl, gue ‘memberanikan’ diri untuk baca buku ini. Dan, secara gak sadar, gue sempet baca Playmates sambil nungguin Indonesian Idol, dan ternyata nyaris jam 12 malam. Gue nonton sendirian, dan pas sampai bagian di mana salah satu tokoh lagi cerita tentang suara-suara aneh yang dia dengar di dalam sebuah ruangan… nah, males banget kan… langsung gue tutup buku itu, buru-buru masuk kamar dan tidurrrr…. Hehehe…


Submitted for:

- Books in English Reading Challenge 2014

Wednesday, May 07, 2014

Lord of the Flies


 

Lord of the Flies

Faber and Faber – June 2002
225 hal

Sekelompok anak-anak asal Inggris, terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni, setelah pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan. Tak ada orang dewasa yang selamat, hanya anak-anak. Awalnya sih, mungkin menyenangkan bagi anak-anak itu – mereka melupakan rasa takut, dan terpesona dengan area bermain baru yang l uas.

Anak-anak itu pun, sepakat untuk memilih ketua. Ada dua anak yang ‘dijagokan’ yaitu Ralph dan Jack. Tapi, akhirnya Ralph lah yang terpilih sebagai ketua. Ia pun berusaha mengatur ‘kehidupan’ mereka di pulau itu, seperti membuat api dan menjaganya agar tetap menyala, agar jika ada kapal yang lewat bisa melihat asap dari api itu dan menyelamatkan mereka. Sementara, Jack, yang berambisi juga untuk jadi ketua, diputuskan untuk menjadi ‘pemburu’, yang mencari makan untuk mereka. Tapi, lama-kelamaan, Jack malah ‘memberontak’ dan membentuk kelompok sendiri yang lebih ‘bar-bar’ dan merasa lebih jagoan karena mereka adalah pemburu.

Kelompok itu pun terpecah menjadi dua. kelompok yang baik dan beradab, serta yang buruk dan tak mau ikut aturan. Pada akhirnya malah semakin kacau dan Ralph bersama teman-teman yang masih setia padanya jadi buruan ‘The Hunter’.

Meskipun tokohnya anak-anak, tapi ini bukan novel yang mudah untuk dicerna, terkadang gue harus baca berulang-ulang untuk bisa lebih memahami dan mengerti apa yang maksud dari kalimat tersebut. Buku ini menggambarkan sisi baik dan buruk dari manusia. Ada yang egois, ambisius dan menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan kekuasaan, ada yang bijaksana dan berusaha menjaga agar tetap di jalur sesuai dengan aturan, dan ada pula yang ‘tertindas’ – yang dalam hal ini diwakili oleh tokoh Piggy.

Membaca kalimat-kalimat di awal, sempat gue bayangin kalau buku ini akan jadi sebuah buku petualangan, dengan kisah yang lebih ‘ceria’. Ternyata, buku ini sangat serius dan ‘berat’. Lord of the Flies, adalah terjemahan dari Bahasa Hebrew – Beelzebub – yang artinya ‘Satan’. Agak ngeri ya jadinya … tapi, ada benarnya sih, kalo ngeliat tokoh Jack, yang makin lama makin gila kekuasaan, makin semena-mena.

Setelah baca buku ini, gue mampir ke Wikipedia, dan gue pun jadi lebih ngeh tentang isi  buku ini.

William Golding, adalah peraih Nobel untuk bidang literature tahun 1983. Dan salah satu buku beliau, Rites of Passage juga meraih penghargaan Booker Prize.

Submitted for:

- 2014 TBRR Pile – Reading Challenge (additional challenge: classic)
- Lucky No. 14 Reading Challenge – category: Once Upon a Time
- New Author Reading Challenge 2014
- Young Adult Reading Challenge 2014
- Books in Englishh Reading Challenge 2014

Tuesday, May 06, 2014

New Author Reading Challenge 2014 - Update March & April 2014





So far, untuk New Author Reading Challenge, gue udah baca 12 buku. Wah, moga-moga bentar lagi bisa ‘naik kelas’ jadi Middle. Berikut update buku-buku untuk New Author Reading Challenge 2014:

1. Menanti Cinta – Adam Aksara (Maret 2014)
2. The Reader (Des Vorlesser - Sang Juru Pembaca) - Bernard Schlink (Maret 2014)
3. Flipped – Wendelin van Draanen (Maret 2014)
4. Athena:Eureka – Erlin Natawiria (April 2014)

5. The Handmaid’s Tale – Margaret Atwood (April 2014)

6. Peter Nimble and His Fantastic Eyes (Peter Nimble dan Mata Ajaib) – Jonathan Auxier (April 2014)

7. In The Bag – Kate Klise (April 2014)



 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang