Monday, April 30, 2012

Harun dan Samudera Dongeng



Harun dan Samudera Dongeng (Harun and the Sea Stories)
Salman Rushdie @ 1990
Anton Kurnia & Atta Verin (Terj.)
Penerbit Serambi – Cet. I, September 2011
224 hal.
(Gramedia Plasa Semanggi)

Harun tinggal di sebuah kota bernama Alifbay, sebuah kota yang sedih. Semua yang ada di sana menebarkan kesedihan. Makan ikan jadi sedih, asap yang keluar dari pabrik membuat kota semakin murung.

Harun adalah anak seorang pendongeng, bernama Rasyid Khalifa. Dongeng yang diceritakan Rasyid adalah dongeng yang gembira dan ceria. Bayangkan di tengah-tengah penduduk kota yang muruh, muncul sedikit keceriaan dari seorang Rasyid Khalifa. Maka itu, ia sering disebut Raja Omong Kosong.

Suatu hari, petaka ‘singgah’ di rumah Harun. Ibunya pergi, melarikan diri bersama suami tetangga mereka. Rasyid Khalifa dirundung kesedihan, hingga saat ia harus mendongeng, tak sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

Meski begitu, masih ada yang mengundang Rasyid Khalifa untuk mendongeng. Namun Harun khawatir dengan ayahnya. Bagaimana jika ayahnya tidak mampu mendongeng. Hukuman berat pastilah menanti mereka.

Suatu malam, Harus bertemu dengan Jin Air bernama Jikka, yang memasok aliran dongeng dari Samudera Dongeng. Sesuatu telah ‘menyumbat’ aliran itu, hingga ayah Harun tak bias mendongeng lagi.

Maka, malam itu, dimulailah sebuah petualangan yang menakjubkan dengan misi membuka kembali sumbat aliran di Samudera Dongeng.

Di sinilah dongeng yang ‘sebenarnya’ dimulai. Muncul teman-teman baru Harun, selain Jikka si Jin Air, ada Tappi – burung bulbul mesin, Tukang Kebun Terapung dan Cerewet. Ada pasukan Halaman, Kitab dan Bab.  Ada pertempuran antara Negara Guppe dan Chup.

Gue pikir cerita ini akan lebih mudah untuk ‘dicerna’ dibandingkan dengan Midnight Children yang sampai sekarang masih belum berhasil gue tuntaskan. Yah, ini kan termasuk cerita anak-anak, kali-kali aja gitu kata-katanya lebih ‘bersahabat’. Hehehe.. ternyata gak juga ya… lumayan lama gue menyelesaikan buku yang gak terlalu tebal ini, dan, harus bolak-balik untuk bisa menangkap cerita di dalam buku ini. Ada dongeng di dalam dongeng. Butuh imajinasi yang ‘tinggi’.

Buat gue, sebenarnya nih.. ini cerita yang indah… tentang kasih sayang seorang anak pada ayahnya. Dan, satu lagi yang keren nih… di awal cerita, ada sebuah puisi yang setiap baitnya merupakan inisial dari nama anak Salman Rushdie. Anton Kurnia dan Atta Verin berhasil menerjemahkan dengan indah, dan gak merubah huruf awalnya.

Wednesday, April 25, 2012

Dead Girl Walking



Dead Girl Walking (Masuk ke Tubuh yang Salah)
Linda Joy Singleton
Maria Susanto (Terj.)
Penerbit Atria – Cet. I, Januari 2012
382 hal.
(swap sama @balonbiru)

Amber Borden, termasuk siswi yang tidak dipandang di SMU Halsey. Padahal nih, Amber ini sangat baik hati.  Dia punya klub Hospitality, yang dengan senang hati menyambut setiap murid baru di SMU Halsey. Tapi sayangnya, apa yang ia lakukan itu sering jadi bahan tertawaan.

Suatu hari, di saat ia mendapat berita bahagia, tiba-tiba saja terjadi kecelakaan dan Amber pun berada dalam kondisi koma. Di alam ‘in between’, ia bertemu dengan arwah neneknya yang memberinya petunjuk jalan untuk ‘pulang’. Tapi nih, dasar si Amber ini suka susah menentukan arah, akhirnya, ia malah nyasar masuk ke tubuh orang lain. Tubuh ‘orang lain’ ini adalah Leah, gadis populer di SMU Halsey, punya cowok paling keren di sekolah, anak orang kaya.

Tapi, kenapa Leah malah memilih untuk bunuh diri? Padahal kalau dilihat, kehidupan Leah kan harusnya enak ya. Di dalam tubuh Leah ini, Amber menemukan banyak fakta yang membuatnya berpikir hidup bak putri raja tak selamanya enak. Banyak yang harus ia korbankan.

Sementara Amber mencari tahu ada apa dengan Leah sebenarnya, Amber juga harus ‘menyelamatkan dirinya’ untuk kembali ke tubuhnya. Orang tua Amber memutuskan untuk mendonorkan organ-orang tubuh Amber kepada orang lain.

Amber seolah jadi arwah gentayangan dalam tubuh orang lain. Dan ia harus mencari orang-orang yang percaya bahwa ia adalah Amber bukan Leah.

Cerita yang unik menurut gue. Amber ternyata punya misi khusus di dunia ini. Tapi, sosok Leah yang harusnya ‘diselidiki’ rada ketimpa dengan Amber yang sibuk kembali ke dunia. Apa gue yang kurang jeli ya bacanya, sampai akhirnya gue justru penasaran dengan kisah Leah.


Tapi paling mengganggu untuk gue adalah covernya. Isinya padahal gak gelap-gelap amat, tapi kenapa covernya seram begitu. Seolah ini adalah cerita horror. Bandingkan dengan cover aslinya yang juga bernuansa gelap, tapi lebih enak dilihat dengan sosok siluetnya.

Tuesday, April 24, 2012

The Marvelous Land of Oz



The Marvelous Land of Oz
L. Frank Baum
Justin Tedjasukmana (Terj.)
Penerbit Atria – Cet. I, Januari 2012
234 hal.
(Gramedia Plaza Semanggi)

Tip, anak lelaki dari Negeri Gilikin yang yatim piatu. Sejak kecil ia diasuk oleh seorang penyihir bernama Mombi. Setiap hari, Tip disuruh untuk bekerja keras. Lama-lama Tip kesal. Timbul akalnya untuk mempermainkan Mombi. Ia membuat sebuah manusia labu, dengan tujuan untuk menakut-nakuti Mombi. Tapi, masa’ sih seorang penyihir takut sama manusia labu yang berwajah tersenyum. Dengan serbuk ajaib, Mombi menghidupkan manusia labu itu dan ia pun menghukum Tip.

Tip akhirnya memutuskan untuk melarikan diri dan mengajak si Manusia Labu yang diberi nama Jack untuk pergi bersamanya. Tujuannya adalah ke Negeri Oz. Dalam perjalanan menuju Negeri Oz, Jack membuat sebuah kuda kayu, yang dihidupkan dengan serbuk ajaib yang dicurinya dari Mombi. Bersama mereka menuju Negeri Oz.

Ternyata, Negeri Oz sedang dalam keadaan genting. Sekelompok gadis yang dipimpin oleh Jenderal Jinjur bermaksud untuk mengadakan kudeta untuk menggulingkan sang Raja yang tak lain adalah Boneka Jerami. Jenderal Jinjur dan pasukannya ini bersenjatakan jarum yang sangat tajam. Mereka ingin memanfaatkan batu zambrud yang bertebaran untuk dijadikan perhiasan, mereka juga katanya ‘lelah’ dipimpin Boneka Jerami dan ingin para pria yang jadi ‘pekerja’ di rumah. Jenderal Jinjur dan pasukannya ini adalah rombongan gadis-gadis manja dan genit.. dan tetap takut dengan binatang-binatang menggelikan seperti tikus.

Tip bertualang bersama Boneka Jerami, Jack si Manusia Labu, kuda kayu, berangkat ke tempat Kaisar Tin Woodman, dan kemudian, bersama-sama pergi ke negeri tempat Glinda si Penyihir Baik.

Jadi, berhasilkan Boneka Jerami merebut kembali tahtanya di Negeri Oz? Dan siapakah Tip sebenarnya? Ada kejutan kecil di akhir cerita.

" Tapi kau juga harus mengakui bahwa hati yang mulia adalah sesuatu yang tak bisa diciptakan meski kau berotak cerdas. Bahkan uang pun tak mampu membelinya."

-- Tin Woodman - hal. 234 

Seneng deh baca buku ini, sebuah cerita fantasi yang gak ribet membayangkan makhluk-makhluk aneh, dengan nama-nama yang ribet. Gak susah mengingat para tokoh. Karakter di cerita ini juga sederhana dan lugu. Apalagi si Jack Manusia Labu dan Boneka Jerami. Bahkan gadis-gadis Jenderal Jinjur pun bikin gue tersenyum. Tin Woodman yang ‘garang’ dengan kapaknya, tapi juga pesolek. Takut banget badannya tergores.

Sangat direkomendasikan buat anak-anak. Hehehe.. beberapa kali gue dengan cuek bacain Mika buku ini pas Mika lagi sibuk main yang lain. Eh… ternyata dia inget lho ada tokoh si Manusia Labu, meskipun kesannya dia gak meratiin apa yang gue baca. Hehehe..

O ya, buku ini ditulis, karena L. Frank Baum ini menerima banyak surat yang pengen banget The Wizard of Oz dibuat lanjutannya.

Friday, April 13, 2012

BBI 1st Giveaway Hop

Menyambut ulang tahun BBI yang pertama, Lemari Bukuku turut berpartisipasi dalam BBI 1st Giveaway Hop yang 'diprakarsai' oleh Fanda's Historical Fiction, Kumpulan Sinopsis dari Okeyzz dan Dear Readers sebagai host dari giveway hop ini.


Sebagai penghormatan terhadap Seno Gumira Ajidarma, Perkara Mengirim Senja mewujud dalam rangkaian lima belas cerita karya empat belas pengarang dengan berbagai latar belakang dan gaya penulisan. Cerita-cerita ini merupakan penafsirulangan karya SGA yang dikarang oleh generasi penulis yang lebih segar.

Antologi ini memantik kreasi baru tanpa kehilangan napas awalnya seperti yang tersurat dalam senja yang memerangkap dua perempuan yang tanpa sengaja terjebak cinta bercabang, perselingkuhan seorang “istri setia” yang “dipasung” suaminya, suami tak setia yang diselingkuhi istrinya, hubungan perempuan-lelaki yang rumit tapi lucu, dusta cinta yang perlahan tersingkap kedoknya, patah hati yang unyu, serta pertanyaan-pertanyaan galau tentang hakikat cinta dan percintaan. 

Persyaratannya sebagai berikut:
  • Terbuka untuk semua yang berdomisili di Indonesia.
  • Wajib mem-follow blog Lemari Bukuku lewat GFC atau subscribe email.
  • Tiap peserta dapat memasukkan entri sebanyak-banyaknya.
  • Entri yang menang akan ditentukan melalui undian menggunakan random.org.
  • Giveaway berakhir pada 26 April 2012 pk. 23:59.
  • Bila 48 jam setelah aku menghubungi pemenang, tidak ada jawaban, maka aku berhak memilih pemenang baru.
Jadi silahkan masukan entri sebanyak-banyaknya.. dan semoga sukses :) Dan jangan lupa kunjungin Blog-Blog lain yang juga ikutan BBI 1st Giveaway Hop ini.

dan... selamat ulang tahun, Bebi.... semoga tetap eksis 'kasih kado f*nta biru'

Wednesday, April 11, 2012

Sunset bersama Rosie



Sunset bersama Rosie
Tere-Liye
Penerbit Mahaka – Cet. II, Desember 2011
426 hal.
(Hadiah dari temen kantor)

Tegar, seorang eksekutif muda rela meninggalkan pekerjaannya yang sudah memberinya kedudukan yang nyaman untuk menjaga anak-anak dari sahabatnya Rosie. Bukan hanya itu, ia juga rela menunda pertunangannya dengan kekasihnya, Sekar.

Rosie adalah sahabat Tegar sejak mereka masih kecil. Selama berpuluh tahun persahabatan itu, wajar aja kalo Tegar gak hanya merasa Rosie sebagai sahabat, tapi juga ingin menjadi bagian dari hidup Rosie. Tapi, sayang, saat pengen menyatakan cinta di tempat dan saat yang romantis, eh.. Tegar keduluan sama Nathan. Padahal, Tegar juga yang sudah memperkenalkan Rosie pada Nathan, tapi Tegar gak nyangka kalo Nathan malah ‘nyolong’ start.

Tegar pun akhirnya memilih menghilang dari kehidupan Rosie. Tapi, akhirnya toh Rosie dan Nathan berhasil ‘melacak’ jejak Tegar. Dan sejak itu Tegar kembali hadir dalam kehidupan Rosie dan Nathan. Bahkan Tegar pun akrab dengan keempat anak Rosie dan Nathan.

Kalau di Hafalan Shalat Delisa, Tere-Liye mengambil latar belakang peristiwa tsunami, di buku ini, peristiwa bom Bali II yang jadi benang merahnya. Saat keluarga itu sedang menikmati sunset di Jimbaran, sekaligus merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke 13, saat itu pula peristiwa bom Bali II terjadi. Nathan jadi korban. Keluarga itu seketika ‘jatuh’ dan berduka. Rosie kehilangan kendali, tak kuat menahan cobaan, sementara anak-anak masih kecil butuh dukungan orang yang lebih tua. Tegar pun mengambil alih, peran sebagai orang tua. Tegar tak hanya mengasuh anak-anak, tapi juga mengurus resor milik Rosie dan Nathan. Pelan-pelan, Anggrek, Sakura, Jasmine dan Lily berhasil berdamai dengan trauma. Tegar menjadi Paman, Uncle, Om hebat dan super keren. Mereka menjadi anak-anak yang cepat ‘dewasa’ tapi tak lantas menjadi mereka ‘tua’ sebelum waktunya. Mereka tetap anak-anak yang jahil dan iseng.

Karena anak-anak ini adalah ‘saksi’ pada peristiwa Bom Bali II, mereka harus hadir saat pembacaan vonis bagi terdakwa pelaku pengeboman di Jimbaran itu. Pastinya berat banget ya buat mereka, mereka harus melihat orang yang menyebabkan mereka kehilangan ayah, terpaksa mengingat lagi kejadian yang menyakitkan. Tapi, di sini, letak ‘indah’nya cerita ini, berdamai dengan masa lalu dan berlapang dada untuk mema’afkan.

Gue sih sempat berharap ada sedikit ‘ribut’ kecil gitu antara anak-anak dengan Tegar. Entah mereka ‘nuduh’ Tegar karena sok mengambil peran orang tua. Biar rada ‘seru’ gitu. Hehehe.. Tapi emang karena mereka anak-anak baik jadinya mereka nurut banget sama Paman mereka yang super keren ini. Konflik yang rumit justru lebih difokuskan sama hubungan antara Tegar dan Sekar yang on-off, dan Tegar yang terombang-ambing apakah mengambil kesempatan kedua bersama Rosie atau kembali ke Sekar.

Meskipun buat gue Hafalan Shalat Delisa masih lebih membekas, buku ini tetap mengharu-biru dengan cerita yang indah. Semoga sih, kalo pun gue nanti baca karya-karya beliau yang lain, gak malah jadi klise ya… :)

Buku ke 5 untuk 'Name in a Book Challenge 2012' - hosted by Blog Buku Fanda

Wednesday, April 04, 2012

Sweetly



Sweetly

Melody Violine (Terj.)
Penerbit Atria – Cet. I, November 2011
401 hal.
(Swap sama nophie)

Kenangan buruk tentang menghilangnya saudari mereka tidak pernah hilang dari benak Gretchen dan Ansel. Di masa kecil, ketika mereka bermain-main di hutan, sebuah makhluk bermata kuning yang diyakini Gretchen sebagai penyihir sudah mengambil saudari kembarnya. Sementara Ansel berusaha bersikap realistis bahwa saudarinya itu hilang di dalam hutan.

Beranjak dewasa, nama saudari yang hilang itu masih belum berani diucapkan dengan terang-terangan. Ibu dan ayah mereka meninggal dalam duka. Dan mereka berdua pun diusir dari rumah mereka oleh ibu tiri mereka.

Mobil mereka mogok dan mereka pun ‘terdampar’ di sebuah  kota kecil, Live Oak. Kota yang nyaris ditinggalkan penghuninya. Sebagian penduduknya adalah warga veteran. Salah seorang berbaik hati untuk mengantar mereka ke rumah Sophia Kelly, pemilik toko cokelat yang cantik tapi dibenci oleh penduduk Live Oak. Di rumah ini, Ansel bekerja untuk mendapatkan upah guna memperbaiki mobilnya. Tapi, satu hari… dua hari.. akhirnya mereka pun menetap. Bahkan Ansel jatuh cinta pada Sophia.

Sophia yang cantik ini menyimpan rahasia. Ia kerap dikaitkan dengan menghilangnya gadis-gadis di kota itu setiap kali Festival Cokelat diselenggarakan. Toko cokelat milik Sophia ini adalah toko cokelat turun-temurun. Sophia mewarisi toko ini dari ayahnya yang meninggal ‘tercabik-cabik’.

Gretchen berusaha menyelidiki apa terjadi di balik menghilangnya 8 gadis berusia 18 tahun itu, kenapa Sophia begitu ketakutan setiap mendapatkan kiriman sebuah cangkang, kenapa ia bersikeras mengadakan Festival Cokelat meskipun ia tahu ada penolakan dari warga Live Oak.

Kalau buku pertama, Sisters Red ‘mengadaptasi’ cerita anak-anak Gadis Kecil Bertudung Merah, kali ini Jackson Pearce mengambil latar belakang cerita Hansel and Gretel. Rumah permen yang menarik hati digantikan dengan toko cokelat.

Buat gue, cerita Sweetly lebih ‘menegangkan’. Misterinya lebih bikin penasaran, dari awal dibuat penasaran dengan nama kembaran Gretchen,  belum lagi misteri cangkang dan siapa sebenarnya Sophia? Dan ada hubungan apa antara Sophia dengan Fenris – si serigala jadi-jadian itu, belum lagi misteri adik Sophia, yang bernama Naida. Kalau di Sisters Red, Fenris berulang kali muncul, di buku ini, Fenris jadi makhluk misterius yang baru ketahuan belakangan. Dan kalau di Sisters Red banyak adegan perkelahian, di Sweetly ceritanya lebih kalem… ketegangan muncul bukan dari perburuan Fenris, tapi justru dari rahasia-rahasia yang banyak itu.

Sweetly memang sekuel dari Sisters Red, tapi kalau pun belum baca Sisters Red, gak perlu bingung atau ketinggalan cerita. Ini bukan cerita bersambung, hanya ada benang merah aja yaitu si Fenris.
 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang