Tuesday, January 15, 2008

The Space Between Us (Jarak di Antara Kita)

The Space Between Us (Jarak di Antara Kita)
Thrity Umrigar @ 2005
Femmy Syahrani (Terj.)
GPU, Desember 2007
432 Hal.

Bhima, bisa dibilang perempuan sebatang kara yang hanya tinggal bersama cucunya, Maya, di sebuah pemukiman kumuh di sudut kota India. Ia sudah bekerja bertahun-tahun sebagai seorang pembantu di rumah kediaman Sera Danubash.

Status sosial yang berbeda, menjadikan hubungan majikan dan pembantu itu seperti langit dan bumi. Meskipun perhatian Sera melebih perhatian yang biasa diberikan seorang majikan pada pembantu, tapi tetap saja ada jarak yang membentang di antara mereka.

Tapi, pada dasarnya, tanpa melihat status sosial, mereka berdua memiliki pengalaman yang sama. Sama-sama menderita dalam kehidupan pernikahan mereka, sama-sama sering merasakan kesepian dalam hidup mereka.

Sera, adalah seorang istri pengusaha kaya, Feroz Dubash, yang seperti pada umumnya, dijanjikan sebuah pernikahan yang akan menjadikannya bagai ratu. Tapi, ternyata, Feroz bukanlah orang yang lembut, ia suka berlaku kasar pada istrinya. Belum lagi, perlakuan ibu mertuanya yang selalu saja merendahkan dirinya. Sera memilik putri tunggal, bernama Dhinaz yang akan segera memberikan cucu pertama bagi dirinya. Sama seperti Sera, Dhinaz juga sangat menyayangi Bhima, meskipun Dhinaz lebih luwes dalam menunjukkan perhatian itu dibanding Sera.

Sementara Bhima, meskipun mungkin memiliki suami yang lebih baik dari Sera, yang bernama Gopal. Toh, pada akhirnya, harus mengalami kegagalan dalam berumah tangga karena suaminya kecanduan minuman keras. Sebuah kecelakaan menyebabkan suaminya dipecat dari pekerjaannya dan jadi pengangguran. Memutarbalikkan kehidupan Bhima dan anak-anaknya sampai akhirnya mereka harus berakhir di sebuah pemukiman kumuh. Gopal meninggalkannya, membawa serta anak laki-laki mereka. Sementara Pooja, anak perempuannya, juga pada akhirnya pergi dengan cara yang tragis. Meninggalkan Bhima dan Maya. Namun, Maya juga akhirnya mengecewakan Bhima dengan hamil di luar nikah dan tidak diketahui siapa ayah bayi itu.

Bhima selalu menganggap keluarga Dubash adalah pelindung, penyelamat mereka. Seolah ia bersedia mengorbankan dirinya demi keluarga itu. Tapi, pada satu titik, ia dihadapkan pada persoalan di mana ia harus menerima kenyataan bahwa ai justru dicampakkan oleh mereka. Yang miskin, selalu jadi yang lemah dan akhirnya kalah.

Cerita dengan setting budaya India yang cukup modern tapi masih dikelilingi oleh tradisi-tradisi yang terkadang tidak masuk akal. Potret perjuangan keluarga kelas bawah di India yang dilecehkan, dibodoh-bodohi oleh kalangan yang merasa diri mereka lebih tinggi atau lebih pintar. Maka itu, Bhima bertekad agar anak-anaknya, cucunya jadi orang berpendidikan agar tidak selalu dipermalukan dan dianggap rendah seperti dirinya.

Jalan ceritanya lambat tapi mengalir. Cerita kehidupan Sera dan Bhima masa kini, diselingi oleh kisah masa lalu mereka berdua, tapi tidak membuat cerita jadi tumpang-tindih. Cerita kehamilan Maya mungkin dianggap ‘bumbu’ dari keseluruhan cerita, karena sedikit-sedikit sepanjang cerita. Tapi, justru karena bagian inilah, kesimpulan cerita ini ada.

O ya... gak ketinggalan... khas film-film India: lagu-lagu, tari-tarian dan... tentu saja... tiang... hehehe

Saturday, January 05, 2008

Un Homme et Une Femme

Un Homme et Une Femme
Stanley Dirgapradja
GPU, Desember 2007
304 Hal.

Kadang manusia tuh suka bikin masalah sendiri, ketika semua berjalan lancar, semua baik-baik aja, malah cari masalah yang bikin ribet sendiri. Contoh aja, tuh, Lara. Perempuan satu ini, sebenarnya punya hubungan yang cukup meyakinkan dengan Khrisna. Krishna memang cowok yang sedikit cuek, mahasiswa tahun terakhir yang gak lulus-lulus karena skripsi yang ditinggalin karena asyik nge-band. Tapi bukan berarti Khrisna gak bertanggung jawab. Meskipun suka ngaret, Khrisna tetap cowok yang perhatian sama Lara. Tapi, Lara, malah minta ‘time out’, ‘time break’ or istilahnya, “pengen sendiri dulu.” Alasannya, biar Khrisna berubah, lebih memikirkan masa depan, dan biar Lara sendiri yakin kalo Khrisna is the one for her.

Buntutnya, permintaan Lara gak hanya bikin susah Khrisna, tapi juga Lara sendiri yang takut Khrisna bakal direbut sama ‘cewek Jimmy Choo’.

Dan, gak hanya Lara serta Khrisna yang mengalami ini sendiri yang kelimpungan, tapi, juga Bayu, adik Khrisna yang di awal mengenalkan Lara sama Khrisna. Bayu sempat merasa bersalah. Tapi, toh, Bayu sendiri punya masalah yang gak kalah rumit. Masalah yang gak ngerti apakah dia berani mengungkapkannya ke ‘dunia luar’, atau hanya disimpannya sendiri.

Bayu punya masalah dengan orientasi seksualnya. Lara memang mendukung Bayu untuk berani mengambil keputusan dan berani menghadapi ketika seorang Rio datang dan mendekatinya. Tapi, apa dia berani untuk berkata jujur terhadap keluarganya atau tidak.

Bayu, cowok kreatif yang sangat care sama sahabat dan juga kakaknya. Tapi, justru pada saat ia mengharapkan dukungan dari Khrisna, ia malah mendapatkan sebuah fakta yang nyaris bikin dia hancur.

Di dalam novel ini, pembaca disuguhkan suasana kota Yogyakarta yang lebih gaul, lebih modern, bukan Yogya yang tradisional. Karena Lara dan Bayu sering banget jalan-jalan ke kafe, bahkan Bayu adalah anak yang doyan ‘dugem’, akrab dengan dunia malam, dunia ‘ajep… ajep…’.

Dan, kalo membayangkan Bayu, entah kenapa gue gak bisa gak inget sama sosok seorang Ivan Gunawan.

Tuesday, January 01, 2008

I was a Rat! (Dulu Aku Tikus!)

I was a Rat! (Dulu Aku Tikus!)
Philip Pullman
Poppy Damayanti Chusfani (Terj.)
GPU, Desember 2007
256 Hal.

“Dulu aku tikus!,” begitulah kata seorang anak laki-laki yang tiba-tiba saja datang ke rumah pasangan Bob dan Joan di suatu malam. Tentu saja, pasangan tua itu terkejut. Mereka mengira anak laki-laki itu anak hilang yang tidak waras. Tapi, rasa kasihan membuat Bob dan Joan menerima anak aneh itu.

Bob dan Joan, pasangan yang sudah 32 tahun menikah, tapi belum dikaruniai seorang anak. Bob, berprofesi sebagai tukang pembuat sepatu dan Joan bekerja sebagai tukang cuci, dua pekerjaan yang sudah dijalani secara turun-temurun di keluarga mereka.

Mereka memberi nama Roger kepada anak lelaki itu. Tingkah laku anak lelaki itu memang mirip tikus. Ia tidak bisa makan dengan sendok, mampu makan apa saja – apakah itu pensil, kayu-kayu di tempat tidur… apa pun. Bob dan Joan mengajarkan cara makan yang benar, cara mengucapkan terima kasih dan cara menjadi anak yang baik serta sopan pada Roger. Tapi, ya, tetap saja, Roger yang polos itu, masih bertingkah aneh, meskipun ia menyerap semua pelajaran dari Bob dan Joan.

Bob dan Joan membawa Roger ke tempat pelaporan anak hilang, ke kantor polisi dan ke rumah sakit, tapi tidak ada yang merasa kehilangan Roger. Roger pun akhirnya dibawa kembali ke rumah Bob dan Joan. Ia disekolahkan, tapi malah membuat heboh seisi sekolah.

Kelakukan aneh Roger ternyata menyebar dan menarik perhatian berbagai pihak. Sebut saja, Filsuf Royal, seorang filsuf kerajaan yang gemar menganalisa semua tingkah laku manusia. Baginya kasus Roger akan meningkatkan pamornya. Lalu, ada pemilik sirkus yang suka memamerkan makhluk aneh bernama Mr. Tapscrew, yang memaksa Roger untuk bertingkah sebagai binatang pengerat yang mengerikan, dan, ada pula seorang anak bernama Billy, yang meminta Roger membantunya dalam pencurian di sebuah rumah.

Lama-lama, Roger semakin merasa ia bukanlah anak manusia seperti yang ditanamkan Bob dan Joan, tapi sekali tikus tetap menjadi tikus, maka Roger kembali ke gorong-gorong gelap dan menyebabkan kehebohan karena berita di Daily Scourge yang menyebutkan dirinya sebagai monster mengerikan yang bergentayangan di gorong-gorong.

Roger ditangkap, dan berbagai analisa serta kesimpulan bermunculan. Semua ahli ribut mengatakan bahwa Roger itu mirip manusia, harus dibasmi. Hanya satu orang yang mengetahui siapa Roger sebenarnya, dan hanya dia yang bisa menyelamatkan Roger dari eksekusi.

Wow…. Cerita yang menarik banget… menegangkan tapi seru. Seperti membaca dongeng Cinderella dari sisi yang berbeda. Gue lebih suka cerita ini daripada Clock Wound Up yang mengerikan itu.

The Lunch Gossip

The Lunch Gossip
Tria Barnawi
GPU, Desember 2007
264 Hal.

Xylana, Kynthia, Keisha, Vinka dan Arimbi – lima sahabat yang bekerja sebagai konsultan IT di perusahaan yang sama, BeIT Consultant. Sebagai layaknya teman dekat, di antara mereka hampir tidak ada rahasia. Bahkan, terkadang sifat setia kawan mereka, nyaris mengorbankan profesionalisme kerja mereka. Sifat mereka yang bertolak belakang tidak membuat mereka merasa berbeda, malah saling mengisi dan menambah bumbu-bumbu seru dalam hubungan mereka.

Acara makan siang tentu saja jadi tempat mereka untuk curhat dan bergosip. Soal pekerjaan, hubungan asmara, bahkan ‘musuh’ mereka.

Tapi, ternyata, di kehidupan pribadi mereka, gak seceria seperti hubungan persahabatan mereka. Xylana yang perfeksionis sulit mencari pacar karena sifatnya itu, ada aja yang membuat dia batal mendapatkan pacar, Kynthia terlibat hubungan dengan pria beristri yang celakanya adalah suami dari ‘musuh’ mereka di kantor, lalu, Keisha, yang bermulut tajam – mendapatkan peringatan dari pihak manajemen karena dianggap menghasut karyawan untuk berontak, Vinka, ibu peri yang ramah tamah – menyembunyikan masalah besar yang terjadi dalam rumah tangganya dan Arimbi, yang super lembut dan rapuh, ternyata bukanlah si anak emas yang jenius.

Rahasia di antara mereka seharusnya tidak jadi konsumsi publik di kantor, tapi kenapa tiba-tiba, Arimbi dipecat? Lalu, Keisha dalam surat peringatan? Dan, siapa yang membocorkan ‘panggilan sayang’ pacar Kynthia kepada istri sahnya?

Ternyata, persahabatan yang super lengket, super heboh gak membuat mereka jadi benar-benar bisa percaya satu sama lain. Ada ‘musuh dalam selimut’ di antara mereka. Mereka nyaris mencurigai satu sama lain. Persahabatan yang dibina sejak lama juga nyaris hancur.

Gue beli buku ini karena tertarik sama covernya yang candy color itu. Eye-catching , gitu lho… Lumayanlah.. meskipun cerita begini mungkin gak pertama kalinya. Tinggal menebak siapa yang jadi ‘bitch’ di antara mereka.
 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang