Friday, February 27, 2015

One Hundred Names


One Hundred Names (Seratus Nama)

Cecelia Ahern

Nurkinanti Laraskusuma (Terj.)

GPU - 204

464 hal.


Kitty Logan, seorang jurnalis, sedang tersangkut kasus pencemaran nama baik seorang guru. Lewat program di sebuah stasiun televisi, ia menuduh pria tersebut melakukan pelecehan seksual terhadap dua orang perempuan. Nama Kitty langsung tercoreng ketika kasus tersebut terbukti tidak  benar. Karirnya sebagai presenter di televisi hancur, setiap hari ia harus berhadapan dengan teror.

Kesempatan untuk membuktikan bahwa Kitty adalah jurnalis yang layak diperhitungkan datang, saat majalah tempatnya bekerja membuat edisi ‘tribute’ untuk pimpinan mereka, Constance yang meninggal dunia karena kanker.

Sejak awal, Constance selalu percaya bahwa Kitty adalah jurnalis yang handal. Dunia pertelivisianlah yang sudah membuat Kitty sejenak lupa. Constance meninggalkan sebuah ‘warisan’ berisi daftar seratus nama asing. Tapi, mengingat pribadi Constance yang unik, Kitty yakin, bahwa Constace punya tujuan tersendiri dengan nama-nama tersebut dan tanpa dibekali petunjuk lain, Kitty harus menuntaskan tugas mencari orang-orang itu dalam waktu dua minggu. Bagi Kitty, inilah saatnya membuktikan diri bahwa ia mampu.

Tentu saja tak mudah, ya kira-kira kalo kata pepatah tuh, bagai mencari jarum dalam tumpukan jerami. Memang akhirnya gak semua orang dari seratus nama itu berhasil ia temui dalam waktu dua minggu – hanya 6 orang. Tapi, dari 6 orang itu – dengan keunikan dan kisah masing-masing, akhirnya Kitty sadar apa maksud dan tujuan Constance.

Sebuah kisah yang mengharukan dan bikin hangat di kala musim hujan kaya’ gini. Yang membuat gue tertarik adalah tagline dari buku ini “Setiap orang punya kisah untuk diceritakan” Membuat gue penasaran, seperti apa kisah-kisah dari masing-masing orang. Ya, tentu aja, kalo ternyata Kitty berhasil menemukan 100 orang itu dalam waktu dua minggu, maka gue akan menganggap buku ini rada berlebihan dan klise, tapi hanya dengan 6 orang, buku ini jadi lebih ‘nendang’.

Gue jadi inget akun ‘Humans of New  York’, cerita-cerita dari orang yang mungkin ‘dicomot’ dari tengah jalan, ditodong untuk foto dan cerita, tapi hanya dengan kalimat singkat yang menyertai foto itu, gue jadi merasa tahu sekelumit kisah yang sangat pribadi. Ada cerita yang unik, lucu, atau bahkan pahit dan getir. Tapi, pas banget, kalo semua orang itu punya kisah masing-masing, yang bikin orang itu jadi spesial.



Submitted for:

Baca Bareng BBI 2015 – tema: profesi
Lucky No. 15 Reading Challenge – kategori: Something New

Project Baca Buku Cetak 2015

Tuesday, February 24, 2015

This is Where I Leave You


This is Where I Leave You

Jonathan Tropper @ 2009

Plume – 2010
339 pages

Anak-anak keluarga Foxmann, kembali berkumpul di rumah masa kecil mereka untuk menjalani masa berkabung atas meninggalnya ayah mereka, sesuai dengan permintaan terakhir sang ayah. Dan sebagai penganut kepercayaan Yahudi, mereka menjalani masa berkabung itu dengan melakukan ritual ‘duduk shiva’ – di mana selama tujuh hari, anggota keluarga almarhum, berkumpul di rumah dan menerima pengunjung yang datang.

Sebagai anak-anak yang sudah dewasa berkumpul bersama kembali membawa kenangan masa kecil mereka. Yang jika dilihat begitu saja, mereka tampak gak akrab, gengsi menunjukkan rasa sayang, tapi pada dasarnya mereka saling peduli.

Keluarga Foxmann adalah keluarga yang sangat terbuka. Ibu mereka, Hillary, adalah seorang penulis buku panduan mendidik anak yang sukses. Paul, yang tertua, sedang berusaha punya anak setelah sekian lama menikah, Wendy, perempuan satu-satunya, menikah dengah seorang pengusaha sukses dan memiliki 3 anak, lalu Judd (narrator dalam buku ini), sedang mengalami masa-masa krisis dalam pernikahannya sejak ia memergoki istrinya selingkuh dengan boss-nya. Lalu, yang paling kecil, Philip, yang paling ‘bebas’.

Saking bebasnya, mereka bisa bicara hal-hal dewasa tanpa tedeng aling-aling, menganggap seks sebagai hal yang wajar dan gak perlu ditutupi. Membicarakan masalah rumah tangga dengan sangat terbuka – atau bahkan terkesan cuek.

Kadang gue suka terkaget-kaget kalo baca novel dengan setting keluarga nyentrik kaya’ gini. Maklumlah, gue besar di keluarga yang kadang mau bicara suka sungkan :D. Ngeliat Mrs. Foxmann yang biar udah tua tapi masih pd dan bicara ceplas-ceplos, terus cuek aja gitu ngeliat tingkah laku anak-anak mereka yang biar udah dewasa, tapi tetap ‘anak-anak’ di mata ibunya. Belum lagi berita ‘kejutan’ yang disiapkan ibu mereka di akhir masa berkabung – dan lagi-lagi ditanggapi dengan santai oleh anak-anak meskipun sempat terkaget-kaget.

Gue rada ikutan frustasi mengikuti karakter Judd – kacau balau – gak punya kerjaan, istri selingkuh, terus juga harus baik-baik menahan emosi dan nafsu, tapi ternyata bisa juga kangen sama almarhum ayahnya.

Yang bikin santai adalah Philip – anak paling kecil yang kaya’nya gak ada beban. Santai banget… Gak jelas kerjaannya apa, tapi emang dia yang sering jadi trouble maker, gonta-ganti pacar. Tapi, kembalinya dia ke rumah, dibarengi dengan keingingan untuk jadi lebih dewasa dan bertanggung jawab.

Ending cerita dibuat menggantung … gak dijelasin apakah Judd dan Jen balik lagi atau gak… tapi, ada rasa sedih ketika mereka berpisah dan kembali ke kehidupan masing-masing, tapi berasa ikutan lega ketika masa berkabung itu selesai.


Submitted for:

New Author Reading Challenge 2015
Lucky No. 15 Reading Challenge – kategori: Who are You Again?

Project Baca Buku Cetak 2015

Tuesday, February 17, 2015

Saving CeeCee Honeycutt


Saving CeeCee Honeycutt

Beth Hoffman @ 2010

Abacus – 2012

312 pages


Sungguh berat kehidupan yang harus dijalani CeeCee Honeycutt. Sementara ia sendiri baru berusia 12 tahun. Ia harus menjadi pendamping ibunya, Camille Sugarbaker Honeycutt – mantan ratu kecantikan Vidalia Onion 1951, yang masih belum bisa melupakan kejayaan masa lalunya. Camille masih terobsesi dengan masa-masa dirinya sebagai ratu kecantikan. Ke mana-mana pergi dengan baju prom dan tiara. Sementara ayahnya, menyibukkan diri dengan pekerjaannya dan bisa dibilang ‘menelantarkan’ mereka berdua. CeeCee harus menanggung akibatnya, tersisih dari pergaulan, menerima ejekan orang-orang terhadap ibunya. Pelarian CeeCee adalah buku. Ia fans berat Nancy Drew dan meskipun terkucil, ia mendapatkan nila-nilai yang sangat bagus di sekolahnya.

Puncaknya adalah ketika Camille tewas ditabrak mobil es krim. CeeCee nyaris merasa sebatang kara. Temannya hanyalah tetangganya, Mrs. Odelle yang sangat baik hati. Untung ada Aunt Tootie, kerabat ibunya yang menjemput CeeCee dan mengajaknya tinggal di Savanah, tempat asal keluarga Camille.

Aunt Tootie ini adalah sosialita di lingkungan tempat ia tinggal. Ia tergabung dalam organisasi yang melestarikan bangunan-bangunan kuno di Savannah. Di sini, CeeCee bertemu dengan teman-teman Aunt Tootie dengan beragam karakter. Ada Miz Goodpepper yang ‘nyentrik’. Ada juga Oletta, juru masak Aunt Tootie, yang bayaning masakannya aja udah bikin ngiler --- kebayang aroma cinnamon rolls …. Hmmmm..

Untung yang senang drama, buku ini bisa jadi pilihan. Semuanya mengalir dengan sangat tenang. Bahkan ada bagian-bagian yang cenderung terasa biasa aja. Padahal di sini, karakter CeeCee dengan latar belakang yang menarik harusnya bisa dibuat lebih ‘dramatis’. Rasanya emosi CeeCee kurang terasa ‘nendang’. Pengen gitu baca sesuatu yang lebih, misalnya gimana CeeCee yang bergulat dengan kesedihan tapi gak bisa melampiaskan kesedihan itu, karena lebih ‘ketutup’ sama rasa marah terhadap ibunya atau gimana CeeCee juga berusaha ‘berdamai’ dengan sikap ayahnya yang melarikan diri itu.

Banyak masalah di dalam buku ini yang selesai begitu aja. Sedikit ada ketegangan, tapi abis itu, udah… selesai dan beres.

Submitted for:

New Author Reading Challenge 2015
Lucky No. 15 Reading Challenge – kategori: Favorite Color

Project Baca Buku Cetak 2015

Monday, February 16, 2015

Lockwood & Co. #2: The Whispering Skull


Lockwood & Co. #2: The Whispering Skull (Tengkorak Berbisik)

Poppy D. Chusfani (Terj.)
GPU – 2014
488 Hal.

Persaingan antara agen Fittes dan Lockwood & Co. semakin memanas. Setelah dipermalukan dalam kasus Wraith Wimbledon, Anthony Lockwood dan teman-temannya bertekad untuk memenangkan taruhan dalam kasus besar yang melibatkan kedua agen tersebut, yaitu membongkar makam dr. Bickerstaff.

Banyak hal aneh berkaitan dengan kasus ini. Sebuah pusaka yang sangat berbahaya hilang dari makam itu. Pusaka itu menjadi incaran banyak orang dan sudah banyak makan korban nyawa demi merebut pusaka itu. Semakin misterius, semakin kuat godaan yang melingkupi pusaka tersebut.

DEPRAC meminta Fittes dan Lockwood & Co. bekerja sama dalam menemukan pusaka itu. Sementara itu, George yang tertarik denga riset tersebut, memiliki misi tersendiri.

Sementara itu, tengkorak curian George tiba-tiba berbicara. Lucy yang memiliki Daya Dengar yang paling kuatlah yang bisa berbicara dengan tengkorak tersebut. Dan hal ini dianggap sebuah kemampuan yang langka, bisa berbicara dengan hantu Tipe Tiga, yang konon satu-satunya orang yang diketahui punya kemampuan itu adalah Marissa Fittes – pendiri agen Fittes.

Tengkorak ini terus berusaha mempengaruhi dan menggoda Lucy. Yah, Lockwood kan punya banyak rahasia, maka si tengkorak mencoba menggoda Lucy agar berani masuk diam-diam ke kamar rahasia Lockwood. Si Tengorak ini emang ngeselin, sering banget nyindir dan mengejek Lucy, Lockwood dan George. Untung Lucy masih punya pendirian yang kuat, meski sempat rada bimbang.

Lagi-lagi Jonathan Stroud tidak mengecewakan gue. Karena memberi  bintang berdasarkan apakah gue suka apa gak, maka gue beri buku ini bintang 5, yahh.. terlepas dari beberapa typo yang ada di sana-sini (gak ngitungin sih), tapi gue sih gak merasa terganggu … jadi ya sudahlah. Yang mengganggu gue, justru keberadaan si tengkorak yang ‘gengessss’ banget itu, yang koq pake kebetulan berhubungan dengan misteri utama dalam buku ini. Kenapa gak jadi misteri tersendiri aja sih??

Dan, setelah membaca narasi Lucy di Lockwood #1 dan #2, gue pengen gitu, baca kalo Lockwood atau gantian George yang jadi narator, Pengen tau awal mula Lockwood & Co. dan segala misteri yang menyelimuti Anthony Lockwood.

Lagi-lagi, Lockwood & Co ditutup dengan ending yang ngeselin… yang bikin makin penasaran untuk baca lanjutan seri ini.

Submitted for:

Lucky No. 15 Reading Challenge – kategori: Opposites Attract

Project Baca Buku Cetak 2015

Wednesday, February 04, 2015

Adultery


Adultery (Selingkuh)

Paulo Coelho (2014)
Rosi L. Simamora (Terj.)
GPU – 2014
320 Hal.

Entah apa yang membuat gue lebih memilih buku ini dibandingkan dengan Let It Snow-nya John Green dan kawan-kawan. Sampai di depan kasir pun, sebenarnya gue masih ragu-ragu – antara mau beli atau gak.. hingga akhirnya gue bilang ke mbak-mbak di kasir, “Ini juga deh, mbak”. Masih ragu apakah gue bakal selesai baca buku ini. Soalnya gue gak selalu suka dan menikmati buku-bukunya Paulo Coelho, dari sekian banyak buku beliau, hanya satu yang lumayan bisa gue nikmati, yang judulnya By The River of Piedra I Sat Down and Wept, buku yang lain, kaya’ Zahir, Eleven Minutes atau The Witch of Portobello, gue lewati dengan menahan kantuk di lembar-lember pertama lalu gak pernah selesia. The Alchemist gue tahan-tahan untuk gak gue kasih ke orang lain, karena gue masih bertahan untuk pengen baca suatu hari nanti …

Okelah, kalimat-kalimat di buku ini, lumayan bisa gue cerna, meskipun ada yang gue baca dengan cepat, tapi heiii… gue bertahan sampai lembar terakhir *tepok tangan*.

Jadi ceritanya, seorang perempuan, berusia pertengahan tiga puluh, bernama Linda. Seorang jurnalis yang ambisius, memiliki karir yang menjanjikan. Punya suami yang sukses, yang bahkan termasuk dalam daftar orang terkaya di Swiss, anak-anak yang juga manis-manis. Singkat kata, keluarga mereka adalah keluarga bahagia, harmonis dan tak tercela.

Memang dari luar Linda tampak bahagia. Atau ‘wajib’ bahagia dengan keadaan yang sempurna itu. Tapi  nyatanya, kebosanan, kejenuhan menghampiri Linda. Malah bikin dia jadi depresi dan berada dalam kehampaan. Segala keteraturan dan hal yang monoton membuat Linda jadi kaya’ robot. Semua sudah jelas dan sesuai porsi dan tempatnya. Pokoknya, Linda butuh sesuatu untuk menyalurkan emosi yang bisa memuaskan batinya, yang bisa bikin Linda menjadi manusia yang baru.

‘Peluang’ itu datang, ketika ia bertemu mantan pacarnya, Jacob, yang sekarang menjadi politikus. Pertemuan pertama dalam sebuah wawancara, berakhir dengan cara yang lain. Dan malah bikin Linda jadi semakin mempunyai keinginan kuat untuk mengulang kembali pengalaman itu.

Bagi penggemar Paulo Coelho, mungkin akan kembali menemukan sebuah novel yang sarat perenungan. Dengan kalimat-kalimat panjang yang indah dan puitis. Dan ya, butuh kesabaran sih, yang pasti, meskipun gue lumayan menikmati buku ini, bagian-bagian penjabaran ayat-ayat Alkitab (yang jujur gak gue pahami), gue baca dengan cepat.

Gue yakin sih, banyak orang yang berada dalam keadaan sama seperti Linda – mungkin gue sendiri juga pernah. Serba sempurna, tapi di dalam kosong… bosan setengah mati. Hingga terjebak melakukan hal-hal gila di luar kebiasaan. Banyak bersyukur kali ya…

Tiba-tiba, gue jadi merenung, bener banget rutinitas itu menjebak. Kita merasa dalam zona aman, tapi tiba-tiba aja, emosi datang… bosen, pengennya marah-marah. Kalo udah gitu, gue tau… itu saatnya gue untuk mulai berlibur sejenak, lepas dari tugas kantor dan menikmati waktu luang dengan santai. Makanya ya, gue suka sebel, kalo lagi cuti, tiba-tiba ngeliat nomer telepon kantor di handphone gue.


Submitted for:

Lucky No. 15 Reading Challenge – kategori: Something New

Project Baca Buku Cetak 2015

Monday, February 02, 2015

The 5th Wave


The 5th Wave (Gelombang 5)

Angelic Zaizai (Terj.)
GPU – Desember 2013
576 hal.

Bumi dikuasai oleh Alien. Populasi manusia semakin langka. Alien ‘membasmi’ manusia dalam beberapa gelombang.

Gelombang pertama: dengan gelombang elektromagnetik yang super dasyat, bumi dalam kegelapan. Aliran listrik terputus, sumber energi mati total.

Gelombang kedua: tsunami – menewaskan 3 milyar manusia.

Gelombang ketiga: wabah penyakit.

Gelombang keempat: peredam – penembak misterius yang mengintai manusia dari tempat-tempat tersembunyi.

Cassie dan keluarganya masih selamat dan utuh sampai gelombang ketiga, di mana akhirnya ibu Cassie terkena wabah penyakit.

Gelombang keempat merengut nyawa ayahnya dan memisahkan Cassie dari adiknya, Sammy. Katanya Sammy akan dibawa ke tempat yang lebih aman bernama Kamp Haven. Tapi, Cassie tak percaya – dan sejak ia melihat ayahnya ditembak di depan matanya, Cassie memutuskan untuk tidak percaya lagi pada siapa pun, atau apa pun.

Cassie berjuang sendiri, bertahan, hingga untuk sampai pada tujuan akhir – menjemput Sammy. Ia nyaris mati, tertembak oleh peredam. Seorang pemuda misterius bernama Evan Walker, menyelamatkan nyawa Cassie. Evan membuat Cassie melanggar aturan yang ia buat sendiri – yaitu jangan percaya pada siapa pun dan tetap sendiri. Meskipun Evan sangat baik, tapi ada sesuatu yang mencegah Cassie untuk percaya pada Evan sepenuhnya.

Sementara itu, di sebuah tempat bernama Kamp Haven, tempat Sammy di bawa. Pada awalnya mereka diperlakukan sangat baik, hingga mereka percaya di sini mereka akan sangat aman. Ternyata, Kamp Haven tak lebih dari tempat pelatihan militer, di mana anak-anak dilatih secara untuk menghadapi medan perang dan memiliki naluri membunuh, dan mereka juga di’cuci otak’, hingga akhirnya mereka yakin tujuan mereka adalah menghancurkan para alien. Hanya segelintir yang menyadari akan kejanggalan tersebut.

Para alien masih belum puas …. Mereka sedang memulai gelombang ke lima …

Di awal, kesendirian dan perjalanan Cassie mengingatkan gue sama film I am Legend. Berjalan di tengah-tengah reruntuhan dan dalam kesepian, tapi harus ekstra waspada agar bisa bertahan hidup. Gue salut dengan keberanian Cassie, yang masih berusia 14 tahun, tapi menjadi lebih dewasa dan tangguh.

Ada banyak tokoh yang bikin gue penasaran : Evan Walker, Ben Parish – cowok yang ditaksir Cassie di sekolah sama Ringer – cewek yang jago banget menembak. Kita tunggu aja ‘penampakan’ mereka di filmnya. Kalo dari hasil browsing-browsing, koq si Ben Parish terlalu ‘unyu’ buat gue, kalo Evan Walker, ya.. okelah….


Di buku kedua – The Infinite Sea – para tokoh utama ini akan bertemu dan berjuang bersama. Hmm… mungkinkah ada persaingan antara Cassie dan Ringer? Atau mungkin antara Ben dan Evan?

Submitted for:

New Author Reading Challenge 2015
Lucky No. 15 Reading Challenge – kategori: Chunky Brick

Project Baca Buku Cetak 2015
 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang