Friday, April 19, 2013

Sherlock Holmes versus Kapten Kidd




Sherlock Holmes versus Kapten Kidd: Misteri Kapal House-Boat
(The Pursuit of the House-Boat)
John Kendrick Bangs @ 1897
Istiani Prajoko (Terj.)
Visi Media – Cet. I, Maret 2013
230 hal
(hadiah dari Visi Media dan @gila_buku)

Para arwah berkumpul, mereka kebingungan. Kapal pesiar tempat biasa mereka berkumpul, menghilang. Kapal bernama House-Boat ini diduga dibawa kabur oleh bajak laut terkenal bernama Kapten Kidd. Celakanya lagi, di dalam kapal itu tertinggal para perempuan – istri, adik, keponakan atau kekasih mereka.

Arwah-arwah ini, bukan sembarang arwah, melainkan para tokoh-tokoh terkenal  - entah yang memang dari dunia nyata, atau tokoh terkenal dari buku-buku. Sebut saja, ada Socrates, Nabi Nuh, Julius Caesar, Shakespeare, Napoleon Bonaparte, Mozart, dan lain-lain, lalu  di antara para arwah perempuan ada Ratu Elizabeth, Cleopatra, Helen dari Troya, Delilah, Portia – tokoh dari The Merchant of Venice.

Para arwah seleb ini biasa berkumpul di House-Boat untuk ya… bergaul gitu deh. Minum-minum, makan, atau sekadar ngobrol-ngobrol. Arwah ternyata butuh bergaul juga ya.. hehehe….

Saat para arwah laki-laki sedang berkumpul, mencari cara untuk menyelamatkan para arwah perempuan, munculnya arwah tak dikenal dengan sikap yang sok tahu dan sok yakin – yaitu arwah Sherlock Holmes. Sherlock Holmes menjabarkan teorinya tentang ke mana kapal itu dibawa oleh Kapten Kidd.

Tapi, ya dasarnya mereka ini arwah orang-orang ‘hebat’, mereka suka gak mau ngalah atau nerima pendapat yang lain. Saling cela teori yang dikemukakan, bahkan Sherlock Holmes pun sempat dipandang sebelah mata.

Sementara para arwah laki-laki sibuk berpikir, apa yang terjadi dengan arwah perempuan? Arwah perempuan ini ternyata cerdas-cerdas, mereka juga mencari cara untuk bisa lolos dari Kapten Kidd. Biar seharusnya dalam keadaan ‘genting’, mereka ini tetap tenang.

Jangan bayangkan sosok Sherlock Holmes seperti yang bisa ditemui di buku-buku karya Sir Arthur Conan Doyle. Sherlock Holmes di sini, meskipun tetap dengan pengamatannya yang teliti, tapi agak ‘tinggi hati’. Ia menikmati kekaguman para arwah itu terhadap analisanya, karena dia kesal karena ketenarannya ‘dimatikan’ oleh sang penulis. Kali ini Holmes tidak ditemani sama sahabatnya, dr. Watson.

… “Mulai sekarang … aku bisa kembali ke bumi lagi,  bebas dari biaya, terlepas dari kenyataan pencipta agungku menginginkan aku di sana atau tidak. Aku tidak pernah menyetujui dia mematikanku seperti yang dilakukannya itu padahal aku sedang berada di puncak ketenaran.” (hal. 57)

Mungkin pada awalnya, agak kesulitan membaca buku ini, karena banyaknya tokoh yang terlibat. Tak ada tokoh sentral atau utama, bahkan Sherlock Holmes yang disebutkan dalam judul pun, tak terlalu dominan.

Yang menarik dalam buku ini adalah isu ‘girl power’. Para arwah perempuan ini menuntut kesetaraan. Keadaan sudah berubah – dibandingkan saat mereka masih hidup – mereka menuntut persamaan hak. Dan ini sempat membuat arwah laki-laki itu kebat-kebit, kebingungan.

Para tokoh di buku ini memang ditampilkan berbeda dari pada dalam cerita aslinya. John Kendrick Bangs membuat parodi atas tokoh-tokoh cerita maupun yang nyata. Hingga akhirnya, kita akan mendapati sosok yang mungkin konyol. Misalnya saja Nabi Nuh yang mengeluh ketika kapalnya diejek oleh para arwah yang lain. Atau terkadang mereka juga saling menyindir.

The Pursuit of the House-Boat ini merupakan sekuel dari buku dengan judul A House-Boat on the Styx.

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang