Friday, January 26, 2007

How to Cheat a Dragon’s Curse

How to Cheat a Dragon’s Curse
Oleh Hiccup Horrendous Haddock III
Diterjemahkan dari Naskah Norwegia Kuno oleh Cressida Cowell
Hodder Children’s Book, 2006
237 Hal.

Petualangan Hiccup kali ini lebih menegangkan dibanding buku-buku yang sebelumnya. Karena Hiccup harus berpacu dengan waktu untuk menemukan ramuan penangkal racun Naga Kobra Beracun.

Di akhir buku sebelumnya, How to Speak Dragonese, diceritakan bahwa salah seorang tokohnya ada yang kena sengatan Naga Kobra Beracun. Hmmm.. agak spoiler dikit, nih… Tokoh itu adalah Fishlegs.

Musim dingin yang panjang menuntut seorang bajak laut tidak hanya handal di lautan, tapi juga handal di mengarungi samudera yang membeku. Untuk itu seorang bajak laut harus punya kemampuan berseluncur di atas salju. Itulah pelajaran baru yang harus dipelajari Hiccup dan teman-temannya kali ini.

Mereka berlatih seluncur salju di Pegunungan Villany. Lagi-lagi Hiccup ditunjuk sebagai ketua dalam ‘ekspedisi’ kali ini. Tapi, sepertinya Hiccup harus selalu mengalami kegagalan dalam setiap pelajarannya. Hiccup dan Fishlegs nyasar lagi, kali ini ke perkampungan suku Histeria yang dikenal berbahaya. Tidak seperti biasanya, Fishlegs yang penakut, tiba-tiba saja nekat berteriak, menantang orang-orang suku Histeria. Duh, karuan aja, keduanya, plus Toothless yang lagi kedinginan, ketakutan. Untungnya, Hiccup meskipun sering diremehkan, selalu punya keberanian dan akal tambahan di saat-saat genting. Mereka pun selamat dari kejaran suku Histeria.

Di tengah musim dingin yang sepertinya tak akan pernah berakhir, penduduk Pulau Berk merayakan Freya’sday, yang acaranya antara lain main ‘hockey’, menebak hadiah dan lain-lain. Pertandingan hockey kali ini, anak-anak Hooligan Berbulu harus menghadapi anak-anak perempuan dari suku Bog-Burglars. Hiccup bertemu lagi dengan Camicazi, ahli waris takhta suku Bog-Burglars. Tapi, lagi-lagi, Fishlegs bersikap aneh. Kali ini yang jadi sasaran kemarahannya adalah Stoick Agung, kepala suku Hooligan Berbulu.

Hiccup yang peduli banget dengan temannya, langsung membawa Fishlegs ke Old Wrinkly. Kata Old Wrinkly, sikap aneh Fishlegs menunjukkan gejala keracunan bisa Naga Kobra Beracun. Hiccup harus bisa menemukan penangkalnya sebelum hari Jum’at jam sepuluh pagi, kalau tidak, Fishlegs akan meninggal. Obat penangkal itu adalah sebuah tanaman-yang-tidak-boleh-disebutkan-namanya (hmmm.. kaya’ Voldemort, aja nih..), yang hanya bisa ditemukan di benua Amerika, yang ketika kisah Hiccup ini ditulis, belum ditemukan.

Satu-satunya yang punya tamanan penangkal ini adalah suku Histeria. Artinya, Hiccup harus kembali ke sana agar bisa menyelamatkan nyawa Fishlegs. Akhirnya, Hiccup, ditemani Camicazi dan tentu saja, Toothless, nekat mengarungi laut yang membeku untuk kembali ke pemukiman suku Histeria. Ancaman bukan hanya datang dari suku Histeria, tapi juga dari Doomfang, naga yang menakutkan yang terperangkap dalam lautan yang membeku. Setiap saat, jika es mencair, Doomfang bisa saja menyerang mereka.

Perjuangan untuk mendapatkan tanaman itu juga tidak mudah, Hiccup harus menjadi tawanan suku Histeria dan berhadapan dengan Nobert the Nutjob, kepala suku Histeria. Meskipun bisa bebas, Hiccup dan teman-temannya, pulang dengan tangan kosong.

Kejutan lain menanti Hiccup ketika ia kembali ke Pulau Berk.

Jadi, gimana nasib Fishlegs? Haruskah Hiccup kehilangan sahabat terbaiknya? Apa ya tanaman-yang-tidak-boleh-disebut-namanya itu?

Yang gue suka dari catatan harian Hiccup ini adalah di akhir cerita meskipun berakhir dengan jelas, pasti ada clue lagi untuk buku selanjutnya yang bikin kita penasaran menantikan petualangan berikutnya.

Sunday, January 21, 2007

How to Train Your Dragon

How to Train Your Dragon (Bagaimana Caranya Melatih Nagamu)
Oleh Hiccup Horendous Haddock III
Diterjemahkan dari Naskah Norwegia Kuno oleh Cressida Cowell
Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Maria Masniari Lubis
Little Kaifa, Cet. I Januari 2006

256 Hal.

Ini adalah bagian pertama dari catatan Hiccup Horrendous Haddock III. Lewat buku ini kita berkenalan dengan Harapan dan Ahli Waris Takhta Suku Hooligan Berbulu. Kalau dilihat dari penampilannya, tidak akan ada yang percaya kalau Hiccup adalah seoranga Ahli Waris atau calon pahlawan Viking. Hiccup adalah jenis anak yang akan terlewat di tengah keramaian dan cepat dilupakan.

Di pagi yang sangat dingin dan bersalju di Pulau Berk, sepuluh orang anak Viking sedang berkumpul untuk melewati ujian agar bisa menjadi anggota penuh suku Hooligan Berbulu. Syararnya adalah mereka harus lulus ujian Program Penerimaan Awal dengan Menangkap Naga. Hiccup-lah yang ditunjuk Gober the Belch – pemimpin program pelatihan itu, untuk menjadi pemimpin operasi Penangkapan Naga. Cemooh dan ejekan langsung terlontar dari mulut sepupunya, Snotlout.

Operasi itu tidak berjalan dengan mulus. Bahkan Hiccup dianggap gagal menjadi pemimpin. Naga yang ditangkapnya pun bukanlah naga yang seharusnya dimiliki seorang Ahli Waris. Hiccup hanya bisa menangkap Naga Kebun Biasa atau Naga Cokelat – yang tentunya tidak perlu diperkenalkan lagi. Yup.. betul, Toothless adalah naga tangkapan Hiccup.

Setelah berhasil menangkap naga, ujian selanjutnya adalah melatih naga mereka dengan perintah dasar, dan menangkap ikan. Sayangnya, selain tangkapan yang kurang memuaskan, Toothless ternyata naga yang pemalas. Susah bagi Hiccup untuk mengajari Toothless.

Acara Thor’sday Thursday menjadi acara puncak bagi kesepuluh anak Viking itu untuk menunjukkan kemampuan naga tangkapan mereka. Lagi-lagi, acara kacau balau. Gara-gara Toothless berkelahi dengan Fireworm, Naga Mimpi Buruk milik Snotlout. Kekacauan itu membuat mereka harus menjalani hukuman sebagai kaum buangan karena dianggap gagal dalam ujian menjadi suku Viking sejati.

Tapi… Hiccup akhirnya berhasil menyelamatkan mereka semua dari hukuman itu, salah satunya berkat kemampuannya bicara bahasa naga, suatu keahlian yang dilarang. Hiccup menjadi pahlawan karena kemampuannya merancang strategi dalam menghadapa naga yang mematikan yaitu, Naga Lautus Gigantismus Maksimus.

Inilah kisah yang merubah nama Hiccup The Useles dan Toothless menjadi Hiccup The Useful dan Toothfull… tapi tetap saja, masih diragukan kemampuan bahwa Hiccup akan jadi Pahlawan Viking yang besar nantinya.

How to Speak Dragonese

How to Speak Dragonese (Bagaimana Caranya Bicara Bahasa Naga)

Oleh Hiccup Horrendous Haddock III
Diterjemahkan dari Naskah Norwegia Kuno oleh Cressida Cowell
Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Maria Masniari Lubis
Little Kaifa, Cet. I November 2006
264 Hal.

Ketemu lagi dengan Hiccup Horrendous Haddock III. Kali ini petualangan kembali dimulai di Laut-yang-Dikenal-Sebagai-Bak Mandi-Odin dalam pelajaran Mendarat Di Perahu Musuh. Hiccup berpasangan dengan sahabatnya, Fishlegs, berada dalam perahu mereka yang oleng, The Hopefull Puffin.

Kali ini tugas mereka adalah mendarat di perahu nelayan dari Negeri Damai. Sebuah sasaran yang mudah sebetulnya. Tapi, dasar nasib sial, mereka berdua malah nyasar ke perahu Romawi. Fishlegs dan Hiccup hampir saja jadi tawanan kalau saja Toothless yang sempat ngambek tidak menyelamatkan mereka.

Mereka berdua selamat, tapi Toothless terperangkap jarring Romawi, dan bukan itu saja, buku berharga Hiccup, yaitu buku catatan ‘Bagaimana Carnaya Bicara Bahasa Naga’ robek, dan terbelah dua. Satu bagian berhasil dirampas oleh Prefek Romawi.

Mereka kembali ke Pulau Berk dan lagi-lagi Hiccup membuat ayahnya, Stoick Agung kecewa.

Ternyata, Romawi punya rencana yang sangat busuk. Mereka berencana untuk mengadu domba suku Hooligan Berbulu dengan suku Bog-Burglar. Mereka menculik ahli waris kedua suku itu, dan mengatakan bahwa suku Hooligan Berbulu menculik ahli waris suku Bog-Burglar dan sebaliknya. Romawi berniat membuat kedua suku itu saling berperang.

Dan tentu saja, Hiccup pun diculik. Tapi, karena ciri-ciri yang meragukan, Fishlegs pun ikut diculik oleh pasukan Romawi yang menyamar jadi orang suku Bog-Burglars. Di penjara, Hiccup dan Fishlegs bertemu Camicazi, Ahli Waris Takhta Suku Bog-Burglars. Dan bukan itu saja, Hiccup mendapat kejutan lain, yaitu bertemu lagi musuh bebuyutannya yang ternyata menjadi Prefek di dalam pasukan Romawi. Musuhnya masih tetap licik.

Prefek itu merencakan sebuah pertunjukan di hari Saturn Saturday – Hari Sabtu Saturnus dalam pertunjukkan yang bertema Perjuangan Mempertahankan Hidup. Tentu saja, ada jebakan khusus yang dirancang untuk menghabisi kedua ahli waris itu, terutama Hiccup.

Tapi, meskipun di awal tidak dapat diandalkan, keberaniannya selalu muncul di saat yang menegangkan. Akalnya banyak dan membuatnya kembali jadi pahlawan (atau paling tidak calon pahlawan).

Tapi (lagi), di akhir cerita, penulis menyampaikan sebuah clue yang ‘menyedihkan’. Karena, salah satu tokoh di cerita ini, ada yang tersengat bisa Naga Kobra Beracun yang sempat diselipkan Prefek Romawi dalam buku catatan Bagaimana Caranya Bicara Bahasa Naga. Dan, tampaknya cerita ini akan jadi inti di catatan harian Hiccup selanjutnya di buku How to Cheat a Dragon’s Curse.

Tuesday, January 16, 2007

How to Be a Pirate

How to Be a Pirate (Bagaimana Caranya Menjadi Bajak Laut)
Oleh Hiccup Horrendous Haddock III
Diterjemahkan dari Naskah Norwegia Kuno oleh Cressida Cowell

Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh: Mutia Dharma
Penyunting: Maria M. Lubis
Little K, Januari 2006
252 Hal.

Di tengah hujan badai yang ditiup oleh Thor, Dewa , di tengah lautan, terombang-ambing kapal laut yang berisi sekumpulan anak-anak suku Hooligan Berbulu yang sedang berlatih Adu Pedang di Laut. Menurut Gober the Belch, tidak ada yang lebih baik dibandingkan berlatih langsung di tempat sebenarnya. Pelajaran-pelajaran lain yang juga tak kalah penting adalah Hinaan Tingkat Tinggi, Teriakan Maut, Melatih Naga, Kekejaman Tanpa Ampun, Menakuti Orang Asing dan Bola Bashy.

Ketika itu, tokoh utama kita, Hiccup Horrendous Haddock III sedang menjadi bulan-bulanan Dogsbreath. Hampir saja nyawanya melayang kena tebas pedang Dogsbreath, seandainya kapal laut itu tidak terbelah dua oleh sebuah benda berat.

Kapal terbelah, melontarkan penumpangnya ke lautan. Hiccup, Toothless – naganya dan temannya, Fishlegs, terombang-ambing di lautan. Lagi-lagi, nyawa Hiccup selamat karena ia bergelayut pada sebuah peti.

Ingatlah sebuah pelajaran, “Dilarang membuka peti yang ada tulisan ‘Jangan Dibuka’”. Apalagi, tertulis bahwa itu adalah peti dari Grimbeard the Ghastly, Tapi, penduduk Pulau Berk, penasaran apa isi peti itu. Dengan persetujuan Stoick Agung, kepala suku yang tak lain adalah ayah Hiccup, peti itu pun dibuka.

Ternyata setelah dibuka, isinya bukan mayat Grimbeard, tapi Alvin – si Petani-miskin-tapi-jujur. Alvin bercerita tentang peta harta karun yang ada di dalam peti itu. Dengan sedikit kata-kata manis, Alvin , berhasil membujuk Stoick Agung untuk mengadakan ekspedisi pencarian harta karun. Dan hanya, Ahli Waris Grimbeard the Ghastly-lah yang bisa menemukannya. Semua menyukai Alvin, kecuali Toothless. Jadi siapakah Alvin ini? Apa iya, benar-benar jujur?

Hiccup mempunyai tanggung jawab moral untuk menemukan harta karun itu. Ejekan-ejekan Dogsbreath dan Snotlout membuatnya kecut.

Petualangan dimulai, para Hooligan Berbulu menuju Pulau Tengkorak, yang penuh dengan naga Skullion yang ganas. Mereka harus berhati-hati jangan sampai mengeluarkan bau, karena naga Skullion ini, meskipun kurang bagus penglihatan dan pendengarannya, punya penciuman yang luar biasa tajam, setajam taringnya.


Bukan hanya naga Skullion yang harus dihadapi oleh suku Hooligan Berbulu. Tapi juga sekelompok Orang Buangan yang ganas, kapal Lucky 13 yang karam, 'kehilangan' anak kepala suku. Petualangan Hiccup sendiri juga tak kalah seru. Dia harus tenggelam bersama Fishlegs dan Toothless, bertarung pedang dengan 'musuh dalam selimut' (dan ternyata, Hiccup sebenarnya jago koq bermain pedang), belum lagi harus menghadapi Monster Strangulator.

Dan, tanpa disadari, lewat pertarungan ini, Hiccup ternyata kidal! Pantas aja dia gak bisa memainkan pedang dengan tangan kanannya.

Tapi, siapa ya, yang berhasil menemukan harta karun yang tersembunyi itu? Apakah Hiccup? atau ada ahli waris lainnya?

Hiccup anak yang rendah hati, tidak sombong dan tidak serakah. Bersama Fishlegs dan Toothelss, mereka bertiga menyelesaikan petualangan yang mendebarkan.

Lalu, gimana nasib Alvin? Kalo di bagian akhir, sepertinya ada petunjuk, bakal ada kelanjutan pertarungan antara Hiccup dan Alvin.

Meskipun buku anak-anak, ada juga bagian-bagian yang menegangkan. Rasanya pengen ikuta kasih semangat ke Hiccup, pengen ikutan bilang, "HIC-CUP! HIC-CUP! HIC-CUP!". Bukunya lucu, dan di dalamnya banyak ilustrasi tokoh-tokoh dalam buku ini. Dan yang lebih menarik lagi, ada tulisan tangan kiri dari penyunting buku ini.

Friday, January 12, 2007

Wallpaper



Ini nih wallpaper di computer kantor-ku. Hasil karya ‘sendiri’… maksudnya gue yang nyusun gambar sendiri, foto-fotonya diambil dari Corbis dan getty images.

See… how much I love books…

Thursday, January 11, 2007

Browsing...

Gue lagi suka melakukan hal-hal yang berhubungan dengan buku… ehmm.. selain baca maksudnya. Pertama, gue bikin blog di Yahoo 360o, blog ini isinya buku-buku baru yang gue beli. Yang ditulis di sana, adalah info sekitar buku itu, misal nama penulis, penterjemah, terbitan aslinya tahun berapa, dll, tinggal nyalin dari bukunya, terus, juga, sinopsis singkat yang biasanya ada di cover belakang buku tersebut. Terus, gue nulis tanggal berapa gue beli, di mana, harganya berapa, dan alasan kenapa gue beli buku itu.

Kenapa gue bikin blog ini? Hmm… seperti biasa dapet ide dari salah satu blog yang gue baca, yaitu blog-nya Kobo. Kobo ini bikin blog kaya’ begini, yang isinya buku-buku yang baru dibeli sama dia.

Terus, gue juga lagi seneng ngutak-atik yang namanya Librarything.com. Nemu website ini juga dari hasil blogwalking. Ternyata isinya semacam lemari buku ‘virtual’. Kita bisa masukin buku-buku yang kita punya, nanti akan keluar pilihan buku kita terbitan tahun berapa, covernya kaya’ apa. Rasanya, pengen banget cepet-cepet masukin semua buku, dan dipandangin deh, jejeran cover buku yang warna-warni… gue serasa bengong di depan lemari buku beneran (seperti yang emang suka gue lakukan kalo lagi ‘blank’)

Terus, gue juga lagi suka baca cerita klasik. Dan, daripada gue beli, gue akhirnya sering ‘mendatangi’ ‘ Literature.org, yang isinya cerita-cerita klasik yang bisa dibaca langsung di website. Emang gak enak sih, baca di computer, tetap lebih enak baca bukunya. Tapi, lumayan buat lagi bosen di kantor.

Hehehe… buka-buka website itu, kadang ‘mengganggu’ waktu kerja gue. Kadang gue lebih semangat meng-update ‘lemari buku’ gue di librarything, dari pada ngurusin kerjaan gue yang bejibun.

Wednesday, January 10, 2007

THE NAMESAKE

The Namesake (Makna Sebuah Nama)
Jhumpa Lahiri
Gita Yuliani K (Terj.)
GPU, Jakarta 2006
336 Hal.

Ungkapan “Apalah arti sebuah nama?” yang begitu popular tampaknya tidak berlaku dalam novel yang pernah masuk jajaran novel terlaris pada tahun 2003 ini. Namalah yang menjadi benang merah dalam cerita ini. Makna sebuah nama-lah yang menjadi ‘nyawa’ dari novel yang ditulis oleh Jhumpa Lahiri, pemenang Pulitzer untuk buku kumpulan cerpennya yang berjudul, The Interpreter of Maladies.

Ashoke dan Ashima Ganguli, pasangang suami istri asal India, datang ke Amerika. Berusaha menggapai mimpi dan harapan tanpa melupakan leluhur dan adat istiadat mereka. Demi rasa hormat mereka pada leluhur merekelah, ketika anak pertama mereka lahir, mereka rela menunda untuk memberi nama pada anak itu. Pemberian nama tertunda karena mereka berdua menunggu surat dari nenek sang Ibu, buyut bayi itu. Surat tak kunjung datang, sementara si bayi tidak bias dibawa pulang tanpa sebuah nama di akte kelahiran.

Lalu, tercetus nama Gogol di benak sang ayah. Nama yang aneh, tidak berbau India, apalagi Amerika. Sebuah nama yang berasal dari nama penulis favorit Ashoke. Tapi ada apa sebenarnya di balik nama itu? Apakah hanya sekedar berdasarkan rasa kagum pada si penulis?

Nama Gogol seolah menjadi beban bagi si penyandang nama. Ketika masih kecil, justru Gogol enggan menyebut dirinya dengan nama ‘resmi’ yang diberikan orang tuanya. Menurut kebiasaan di India, seseorang akan menyandang dua nama, satu nama panggilan di keluarga yang akan melekat seumur hidup pada diri orang itu, satu lagi, nama resmi, nama yang diberikan nenek atau buyut mereka.

Tapi, makin lama, nama Gogol semakin mengganggu. Puncaknya Gogol meminta sendiri namanya untuk diganti menjadi Nikhil Ganguli, nama yang dulu sempat ditolaknya. Gogol tidak tahu betapa berartinya nama Gogol bagi ayahnya, bahwa nama itulah yang menyelamatkan ayahnya dari sebuah kecelakaan kereta api.

Gogol tumbuh dengan pengaruh budaya Amerika yang lebih kuat melekat daripada budaya India. Gogol mulai merasa segan dan malas setiap kali pergi berlibur ke Calcutta bersama keluarganya. Sedapat mungkin ia berusaha menjauh dari kebiasaan kedua orang tuanya. Ia memilih kuliah yang jauh dari rumah orang tuanya, jarang pulang ke rumah, jarang menelepon orang tuanya, pergi ke pesta dengan teman-teman Amerikanya, lebih menyukia musik barat, bahkan beberapa kali menjalin hubungan dengan gadis Amerika yang kurang disetujui oleh orang tuanya.

Tapi, Gogol tidak bisa menolak ‘perjodohan’ yang diatur Ashima. Gogol akhirnya menikah dengan gadis India, Moushumi.

Cerita dalam novel ini mengalir dengan tenang, tanpa banyak gejolak. Gogol sebagai tokoh utama, tapi tidak mengesampingkan tokoh-tokoh penting lainnya yang berperan dalam kehidupan Gogol, seperti Ashoka, Ashima dan Moushumi yang cukup banyak mendapat porsi dalam novel ini. Mungkin novel ini, seperti bercerita tentang riwayat hidup seorang pemuda bernama Gogol. Mulai dari proses kelahirannya, proses pemberian nama Gogol, sampai akhirnya ia tumbuh dewasa, menjalani proses pendewasaan dalam dirinya yang membuat ia memandang orang tuanya bukan sebagai orang tua yang kolot, tapi sebagai orang tua yang sederhana yang menjalani semua ritual yang sebenarnya ditujukan untuk anak-anaknya.

Tenang, tapi tidak akan membuat kita merasa bosan. Penggambaran karakter cukup detail. Keadaan di sekitar juga tergambar dengan detail, membuat kita bisa ikut membayangkan apa yang ada di sekeliling para tokoh. Misalnya ketika Gogol dan Ashoke berjalan-jalan di pantai melewati batu-batu karang, “Tubuh mereka hari itu menimbulkan bayangan sangat panjang dan ramping, berdempetan, matahari siang bersinar di belakang mereka. Mereka berhenti untuk memerhatikan pelampung kayu retak bercat biru-putih, berbentuk seperti payung kuno. Permukaanya terlilit untaian tipis rumput laut cokelat dan tertutup kerak remis.” (hal. 213)

Sebuah kisah yang indah, tidak membuat kita ‘terlonjak’, tapi kita akan terhanyut dalam cerita ini.

07.01.08
(gue bener-bener menikmati baca buku ini… meskipun lama juga sih, selesainya. Tapi, surprise… surprise… tumben gue gak berasa bosen baca buku yang ‘irit’ percakapan… )

It's all about books...

Dari dulu pengen punya blog khusus tentang buku. Tapi, blom sempet-sempet buatnya. Sekarang bener-bener diniatin untuk punya. Isinya standard aja... review tentang buku-buku yang udah gue baca, buku-buku yang bikin gue 'ileran' atau apa aja deh seputar buku.

Soal buku, gue bener-bener suka 'gak ada pikirannya. Ngeliat ada yang baru baca buku bagus,gue 'ileran', ngeliat ada posting buku baru di milis... buru-buru buka website yang jual buku online buat beli, ada yang posting jual buku second (apalagi buku yang udah lama gue cari atau genre yang gue suka), beli juga... apalagi jalan ke toko buku, rasanya, gak afdol kalo keluar toko buku tanpa nenteng buku baru.

Dulu pernah bikin budget, sebulan hanya boleh belanja buku 'sekian', tapi ternyata budget itu gak pengaruh. Gak nahan deh, kalo sama yang namanya buku.

Karena suka kalap, banyak buku yang masih terpajang manis di lemari buku. Belum sempet kebaca, baru 'disentuh' dikit, untuk disampul dan dikasih nama, tanggal plus tanda tangan.

Tapi, gue emang cinta buku. Gue akan baca di mana pun gue bisa. Di mobil sambil berangkat ke kantor. Di rumah, kalo lagi santai, sebelum tidur, atau pas libur..

Salah satu 'kekhawatiran' gue sebelum nikah, gue takut gak punya waktu lagi buat baca buku. Tapi, ternyata, ya, gitu-gitu amat sih.. meskipun frekuensi-nya agak berkurang, ternyata gue masih bisa baca koq. Dan ternyata, suami gue juga suka buku (beli buku tepatnya - dan jarang dibaca). Buku yang dia suka itu buku-buku komputer dan yang berbau politik.

Dan gue juga lagi 'keranjingan' buka-buka website untuk urusan yang berbau-bau buku.

Pokoknya... it's all about books, deh..
 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang