Someone Like You
Sarah Dessen @ 1998
Speak, 1998
281 hal.
(Rental @ReadingWalk)
Saat Scarlett pertama kali muncul di depan
rumahnya, Halley langsung memberanikan diri untuk mendekati gadis itu. Hari itu
adalah hari Scarlett menjadi tetangga Halley. Halley termasuk anak yang pemalu,
kurang ‘berani’ dalam bergaul. Tapi, sejak ada Scarleet, Halley jadi lebih
percaya diri. Scarlett selalu ada untuk membela dia jika ada anak lain yang
mengganggunya.
Hubungan Halley dengan ibunya juga bisa dibilang
cukup harmonis. Mereka tidak pernah mengalami yang namanya perbedaan pendapat
yang berujung pada pertengkarang. Ibu Halley selalu membanggakan hubungan yang
akrab bagai sahabat ini jika ada temannya yang mengeluh anak remaja putrinya
cenderung membangkang.
Tapi… itu dulu…. Ada saat-saat di mana seorang anak remaja
seperti Halley justru tidak ingin terlalu banyak diatur oleh ibunya. Ia ingin
mencari dunianya sendiri yang bagi dia lebih ‘menantang’. Apa yang dilarang
oleh ibunya, akan membuat Halley semakin memberontak.
Mungkin semua sudah dimulai jauh sebelum ini.
Tapi, saat Scarlett menelpon Halley yang sedang mengikuti summer camp. Scarlett
memberi kabar bahwa Michael, kekasihnya, meninggal dunia dalam sebuah
kecelakaan motor. Saat itu, Halley tahu, bahwa kali ini ia yang harus ada untuk
Scarlett. Ia harus mendampingi Scarlett yang tengah berduka.
Hal ini juga yang membawa Halley berkenalan
dengan sosok Macon.
Macon yang
cuek, rada-rada bad boy berhasil memikat Halley. Tapi, bersama Macon, Halley berubah jadi sosok yang
memberontak, jadi suka berbohong pada orang tuanya, menyelinap pergi
malam-malam atau membolos. Tentu saja, orang tua Halley, terutama ibunya,
melarang Halley untuk melanjutkan hubungannya dengan Macon.
Permasalahan yang dihadapi Scarlett juga tak
kalah berat. Ternyata, Scarlett hamil. Dan bagi remaja berusia 16 tahun, ini
adalah hal yang berat. Hamil di luar nikah, plus ayah si calon bayi ini sudah
meninggal. Tapi dengan berani dan penuh tanggung jawab, Scarlett memilih untuk
mempertahankan bayinya. Di tengah cibiran dan gosip di sekolah, Scarlett tetap
cuek dengan perutnya yang semakin membesar.
Buat gue, gue akan lebih suka buku ini kalo lebih
menyorot tentang Scarlett yang hamil di luar nikah dibandingkan dengan Halley
yang ribet ‘kucing-kucingan’ buat pergi sama Macon. Kalo dibilang ini tentang
Scarlett yang katanya membutuhkan Halley, rasanya gak juga. Scarlett tetap
gadis yang lebih berani dibandingkan Halley yang justru masih sering
terombang-ambing antara prinsip dan pacarnya.
Mungkin sih, rada membosankan ya. Tapi,
permasalahan yang ada di buku ini dekat dengan dunia ‘nyata’. Tentan Scarlett
yang hamil di luar nikah, Halley yang pengen mempertahankan ‘virginity’nya
tapi, nyari rela melakukan apa pun dengan Macon.
Remaja perlu baca buku ini, biar lebih hati-hati
dalam pergaulan, atau berkaca pada sosok Scarlett yang berani bertanggung jawab
meskipun sendirian di usia yang masih sangat muda. Berani mengorbankan masa
remajanya dengan kehadiran seorang bayi. Orang tua juga rasanya boleh nih baca
buku ini, biar gak asal ngelarang anaknya untuk bergaul, untuk gak asal bilang ‘gak
boleh’. Terkadang larangan dari orang tua, malah bikin anak jadi lebih ‘berani’
dan lebih pemberontak *sodorin kaca*.
2 comments:
kayaknya lebih bagusan ini daripada This Lullaby, semoga aja udah diterjemahin :)
Aku belum baca This Lullaby, nyari yang terjemahan koq susah ya
Post a Comment