Friday, September 30, 2011

Around the World in 80 Dinners

Around the World in 80 Dinners
Cheryl & Bill Jamison
Kania Dewi (Terj.)
Gagas Media, Cet. II - 2010
384 hal.
(pinjem dari Mbak Riana)

Cheryl & Bill Jamison, penulis buku masakan yang kerap melalang buana ke luar negeri untuk berwisata kuliner. Karya-karya mereka sudah diakui dengan beberapa penghargaan di bidangnya. Nah, kali ini, kembali mereka membuat rencana untuk berwisata kuliner ke 10 negara, dengan menggunakan fasilitas frequent flier miles mereka. Perjalanan ini akan memakan waktu selama 3 bulan.

Setelah dipilah-pilah, dipilih-pilih, akhirnya mereka berdua memutuskan 10 negara itu adalah: Indonesia - tempat yang dipilih adalah Bali, Australia, Kaledonia Baru, Singapura, Thailand, India, Cina, Afrika Selatan, Perancis dan berakhir di Brazil.

Dimulailah petualangan pertama mereka di Bali. Sebuah boneka kertas bernama Flat Stanley setia menemani mereka selama perjalanan. Namun malang, nasib Flat Stanley pertama berakhir di tangan kera nakal di Monkey Forest

Tidak hanya restoran-restoran mahal dan ternama yang mereka cicipi, tapi juga makan di sea food di tenda-tenda di Singapura, makan bebek betutu masakan rumah di Balii dan semua itu memberi pengalaman tersendiri untuk mereka. Mereka berdua gak ragu untuk melihat-lihat pasar tradisional dan mencicipi makanan yang aneh-aneh.

Namun, gak selamanya perjalanan mereka mulus. Selain insiden flat Stanley, Cheryl dan Bill sempat terserang demam, ketinggalan kartu ATM dan nyaris kehilangan uang dan paspor gara-gara Bill yang ceroboh meninggalkan jaket di kamar mandi. Belum lagi kemacetan di beberapa tempat dan makanan yang terkadang kurang memuaskan.

Di akhir setiap cerita perjalanan mereka, Cheryl dan Bill membuat sebuah rangkuman tempat di mana mereka menginap, makan dan yang mereka kunjungi. Plus sebuah resep salah satu makanan yang mereka cicipi. Hmmm… lebih oke, kalo resep ini juga dikasih foto kali ya.

Agak pusing sebenernya baca buku ini, terlalu banyak informasi tentang tempat wisata dan makanan, tapi gak punya bayangan, kaya’ apa wujud makanan itu sendiri. Foto-foto yang ditampilkan juga minim banget, kalo pun ada, kecil dan gak berwarna. Terlalu banyak yang mau mereka sharing, buat orang awam kaya’ gue, jadi akan membingungkan.

Meskipun begitu, buku ini sukses membuat gue pengen makan mie tom yam yang seger… pengen es kacang yang menggunung itu… pengen makan sea food tenda di Benhil… pengen makan kare...

Mau liat foto-foto yang lebih lengkap dan berwarna tentunya, bisa berkunjung ke website mereka di: http://www.cookingwiththejamisons.com/

Monday, September 26, 2011

Celebrity Wedding

Celebrity Wedding
aliaZalea @2011
GPU - September 2011
328 hal.

Sebagai Junior Partner di salah satu kantor akuntan publik, waktu Inara nyaris tersita seluruhnya untuk pekerjaan. Bisa dibilang hampir tak ada waktu untuk bersosialisai (yeah.. I know… been there before, meskipun hanya magang dua bulan… hehehe…) Di suatu Jum’at sore, Inara sedang merapikan pekerjaan-pekerjaannya, bersiap untuk mengahadapi weekend yang tenang. Ia sudah janji untuk datang ke acara pesta ulang tahun keponakannya. Tapi… mendadak, Inara dipanggil ke sebuah meeting, bertemu dengan klien penting, yang tidak saja merubah semua rencananya di weekend ini – tapi andai Inara tahu – juga akan merubah masa depannya.

Revelino Darby, si klien penting itu. Secara khusus, atas rekomendasi yang sangat memuaskan, meminta Inara untuk memeriksa kondisi keuangan pribadi Revel dan perusahaan rekaman miliknya. Siapa tak kenal Revel? Ia adalah penyanyi papan atas Indonesia, digilai perempuan karena suaranya yang enak serta didukung oleh wajah dan fisik yang menunjang. Inara nyaris saja menolak proyek satu ini, karena banyaknya klien yang harus ia tangani. Tapi, ia pasrah karena senior partner di KAP itu menyetujui bahwa Inara lah yang akan menangani Revel.

Dan, hari-hari Inara berikutnya pun, selain berkutat dengan klien lain, juga dihabiskan di kediaman Revel yang merangkap studio rekaman. Yah, harus diakui oleh Inara, kalau Revel memang memiliki pesona yang ‘melumpuhkan’ kaum hawa.

Hari-hari yang tenang, tiba-tiba berubah dengan adanya gossip tak sedap. Luna, yang diketahui publik sebagai kekasih Revel, hamil. Tapi, Luna tak bersedia mengungkapkan jati diri ayah dari calon bayi itu. Tentu saja, tuduhan mengarah ke Revel. Dan Revel memilih bungkam, tidak memberi tanggapan apa pun tentang gossip itu. Tapi, ada harga yang harus dibayar Revel. Launching single terbarunya ditunda, tour ke beberapa kota di Indonesia terancam batal karena adanya penolakan dari pemda setempat. Revel harus mencari cara untuk mengembalikan image positif di mata masyarakat.

Dan satu-satunya cara itu adalah menikah…. Calon istri yang sempurna ‘saat itu’ adalah … Inara! Tanpa proses yang berbelit-belit, Inara menyetujui usul Revel. Inara yang selama ini terlalu banyak diatur oleh mama dan kakak-kakak perempuannya, merasa inilah waktu yang tepat untuk menunjukkan kalau ia juga punya sikap, dan ia yakin di mata mamanya, Revel adalah calon menantu yang sempurna.

Sandiwara dimainkan, kontrak ‘pernikahan’ selama setahun pun dibuat. Pelan-pelan Inara tampil mendampingi Revel di berbagai acara.

Nikah kontrak itu pun berjalan dengan mulus. Sesekali mereka bertengkar karena merasa privasinya terganggu. Terutama Inara, yang bersikap se-profesional mungkin, meski sesekali ia tak bisa membohongi perasaannya.

Harusnya yang mereka jalani adalah sebuah drama, pura-pura… tapi kenapa makin lama makin nyata…. Dan harusnya gak melibatkan perasaan… tapi, nyatanya, Revel pun setengah mati menahan diri setiap berhadapan dengan Inara – perempuan yang jauh berbeda dengan mantan-mantan pacarnya.

Tokoh-tokoh dalam buku ini gak banyak, jadi gak ribet. Fokus utama memang di Revel dan Inara. Bahkan, si Luna, yang berpotensi jadi tokoh antagonis, hanya ‘melintas’, dan gak terlalu ‘mengganggu’.

Kalau bicara ending… well, ketebak lah seperti apa. Dan bukan pertama kali gue membaca cerita tentang pernikahan pura-pura dengan ending yang sama. Tapi, buku ini malah membuat gue pengen membaca karya aliaZalea yang lain.

Wednesday, September 21, 2011

The Song Reader

The Song Reader (Sang Pembaca Lagu)
Lisa Tucker @2011
Pepi Smith (Terj.)
GPU - September 2011
424 hal.

Mary Beth memilik sebuah kemampuan yang unik. Kalau pembaca tarot, meramal lewat kartu atau garis tangan… ini sudah biasa. Tapi, ‘membaca lagu’, ini suatu hal yang tidak biasa. Lewat ‘playlist’ atau lagu-lagu yang ‘terngiang’ oleh klien-kliennya, Mary Beth bisa tahu atau setidaknya memberi saran atas apa yang harus dilakukan oleh para kliennya. Mary Beth membantu mereka mencari jalan keluar atas permasalahan yang mereka hadapi. Intinya, Mary Beth orang yang dianggap berjasa dalam kehidupan mereka dan sosok yang berbakat.

Mary Beth tinggal berdua dengan adiknya Leeann. Ibu mereka sudah meninggal dan ayah mereka pergi begitu saja, tanpa diketahui penyebabnya apa. Usia mereka berdua terpaut cukup jauh. Mary Beth mengambil alih tanggung jawab untuk mengurus Leeann, bekerja sebagai pramusaji. Dengan adanya profesi tambahan, memberi tambahan juga bagi kehidupan perekonomian mereka. Di mata adiknya, Mary Beth sosoknya tertutup, tak ada yang bisa menebak apa yang ia rasakan. Tapi, bagi Leeann, dia juga kakak yang sangat ia sayangi.

Rasa penasaran akan penyebab perginya sang ayah menjadi pertanyaan sendiri di benak Leeann. Mary Beth tidak pernah mau menjelaskan apa penyebabnya. Leeann pun mencari tahu sendiri jawaban itu, dan terkejut betapa banyak hal yang disembunyikan Mary Beth.

Sementara itu, seorang klien bernama Holly Kramer, membuat pusing Mary Beth. Dari lagu-lagu yang diberikan, tidak satupun yang bisa membantu Mary Beth mengungkapkan masalahnya. Klien yang satu ini berbeda dengan klien Mary Beth yang lain. Rapuh, tertekan dan tidak punya keberanian. Tapi saat Holly berani untuk bicara, malah menghancurkan tidak hanya ‘reputasi’ Mary Beth sebagai pembaca lagu, tapi juga kehidupan pribadi Mary Beth.

Mary Beth dianggap pembohong dan pengacau. Gosip-gosip beredar di kota kecil tempat mereka tinggal. Mary Beth pun mengurung diri di kamarnya, sementara Leeann berjuang untuk membangkitkan kembali semangat hidup kakaknya.

Ternyata novel ini gak sesuai ‘ekspektasi’ gue. Gue pikir bakal berbau-bau thriller gitu. Yang awalnya gue bayangin, Mary Beth ‘membaca’ lagu, terus ternyata lagu itu ‘menghantui’ dia. Novel ini lebih banyak ke drama-nya. Meskipun gue akui, ide pembaca lagu ini keren, karena sampai saat ini yang gue tau ya berkisar di tarot, peramal kartu atau garis tangan, atau pake bola kristal.... Gue berharap ada misteri yang ‘mencekam’… Dan, soal pembacaan lagunya pun gak terlalu banyak diceritain.

Rasanya lebih ke persoalan Leeann yang gak terima kalo Mary Beth menyembunyikan banyak hal – terutama tentang ayahnya.

Friday, September 16, 2011

Antologi Rasa

Antologi Rasa
Ika Natassa
GPU - Agustus 2011
344 hal.

Novel ini bercerita tentang kisah cinta yang mmm… apa ya, semu? (aih bahasa gue). Tentang orang-orang yang punya perasaan, tapi gak berani mengungkapkannya.

Keara, Haris dan Rully, bekerja di sebuah bank. Mereka dipertemukan ketika sama-sama bertugas ke daerah. Tapi, sifat ketiganya berbeda.

Keara, seorang gadis yang easy-going, suka clubbing, shopping dan fotografi. Jatuh cinta sama Rully, tapi karena dia tau, Rully suka dengan gadis lain, maka ia hanya berani berharap sekali saja pria itu memperhatikannya. Rully berbeda dari laki-laki yang selama ini kerap menjalin hubungan dengan dia.

Haris, seorang ‘womanizer’. Rayuan dan gombalannya hampir selalu berhasil membuat perempuan bertekuk lutut. Kecuali, Keara. Hanya Keara yang mampu membuat Haris merasa jatuh cinta, karena hanya Keara yang melihat Haris sebagai seorang sahabat.

Sementara Rully, yang paling ‘alim’ di antara mereka. Paling normal, jauh dari kehidupan malam. Tapi, sayang, cintanya justru hanya untuk seorang perempuan yang sudah berkeluarga.

Bolak-balik Keara berusaha menghapus bayangan Rully dan mencoba berhubungan dengan pria lain, tapi tetap saja, baginya itu hanya membohongi perasaannya. Sementara saat Haris berusaha jujur, justru ia kehilangan sahabat sekaligus perempuan yang ia cintai.

Keara itu tipe gadis yang ceria, tapi ketika bicara soal Rully, dia jadi berbeda. Di dalam kisah cinta segitiga (atau bahkan segiempat) ini, semua yang keliatan bahagia, ternyata gak begitu adanya. Keara itu tipe gadis yang ceria, tapi ketika bicara soal Rully, dia jadi berbeda. Atau Harris yang gampangnya gonta-ganti cewek, tapi di hadapan Keara justru kata-kata gombalnya selalu ‘mental lagi. Rully – si pria baik-baik ini – hanya berani berharap Denise akan meninggalkan suaminya.

Gue cuma mau jadi orang yang take care sama loe dan menemani loe di saat sulit ini
Antalogi Rasa page 269


Meski bertema cinta, tapi waktu membaca buku ini, rasanya campur aduk. Karena ditulis tidak hanya dari sudut pandang satu tokoh, jadi bisa ikut ‘ngerasain’ apa yang dialami setiap tokoh. Meskipun porsi untuk Rully gak sebanyak Keara dan Harris. Tokoh favorit gue, ternyata bukan Rully, tapi justru Harris. Si bad boy ini ternyata mau ‘bertobat’ demi seorang Keara.

Cara penulisan yang santai, bertaburan kalimat berbahasa Inggris, seolah bisa ‘menggambarkan’ sosok Ika Natassa – tokoh yang sama-sama banker, nge-fans John Meyer, suka fotografi.

Buat yang mau ber-menye-menye *colek Om Tan*, hayuuu.. dibaca buku ini… gak hanya akan jatuh cinta sama Keara, tapi juga tokoh-tokoh yang lain, plus.. siap-siap penasaran apakah Keara akan terus memburu Rully? Atau bersiap-siap menerima Harris?

Demi mendapat jawabannya, gue rela begadang untuk nyelesain buku ini.

Wednesday, September 14, 2011

The Candy Makers

The Candy Makers (Para Pembuat Permen)
Wendy Mass @ 2010
Maria Lubis (Terj.)
Penerbit Atria – Juli 2011
556 hal.

Setiap tahun Asosiasi Pengusaha Gula-gula menyelenggarakan Kontes Permen Tahunan. 32 anak-anak berusia 12 tahun terpilih untuk ikut kontes ini dan menciptakan permen baru, yang pemenangnya akan menerima hadiah uang seribu dollar dan permennya akan diproduksi secara massal oleh pabrik permen terkemuka.

Salah satu pabrik permen besar itu, Life is Sweet, tahun ini menerima 4 orang peserta untuk diberi bimbingan sebelum mendaftarkan permen mereka. Mereka adalah Logan Sweet, Miles O’Leary, Daisy Carpenter dan Phillip Ransford III.

Logan Sweet, tak lain adalah anak pemilik Life is Sweet. Kakeknyalah yang mendirikan pabrik ini. Kakek dan ayahnya, dulu juga adalah peserta kontes ini dan keduanya menjadi pemenang. Dan Logan berharap ia bisa mengikuti jejak kakek dan ayahnya. Kehidupan Logan memang berkisar di dalam pabrik itu.

Di hari yang cerah itu, Logan bersiap menyambut ketiga kontestan lainnya. Bisa dibilang Logan tidak punya teman sebaya dengannya, temannya hanya pegawai pabrik itu yang sudah seperti keluarga sendiri. Meskipun deg-degan, Logan antusias berkenalan dengan teman-teman baru sekaligus pesaingnya.

Ada Miles O’Leary yang gemar berbicara terbalik, punya banyak phobia dan suka berbicara tentang ‘kehidupan yang akan datang’, lalu Daisy Carpenter, satu-satunya peserta perempuan di kelompok mereka, suka baca novel roman, pakai kaus kaki yang berlainan, dan yang terakhir, Phillip Ransford III yang angkuh, menyebalkan, gila ‘kebersihan’, suka menulis catatan misterius di bukunya dan bisa dibilang yang paling ambisius.

Dengan bangga, Logan mengajak mereka untuk berkeliling pabrik yang ‘menakjubkan’ itu. Meskipun mungkin sudah hafal luar kepala apa saja isi pabrik itu, tetap saja Logan harus memperhatikan dengan seksama setiap petunjuk yang diberikan sebagai bekal untuk menciptakan permen yang hebat.

Membaca buku ini sangat menyenangkan buat gue. Mengingatkan gue pada Charlie and The Chocolate Factory-nya Roald Dahl. Membayangkan aroma permen dan cokelat yang manis, Hutan Tropis-nya, cokelat yang yum-yum… bukan bikin laper, tapi bikin pengen ngembil cokelat berkaramel favorit gue. Ditambah cover-nya yang ‘candy’ banget itu.

Satu lagi yang menarik buat gue, di dalam satu ‘adegan’ yang sama, bergantian setiap peserta bercerita, jadi mendapatkan empat hal yang berbeda dan ternyata membuka banyak rahasia dari masing-masing peserta, rahasia yang sempat membuat gue 'terpana'. Hehehe.. soalnya ternyata motivasi mereka bukan sekedar menciptakan permen ajaib terbaru, tapi... ah, baca sendiri deh...

Sulit buat gue memutuskan siapa favorit gue, soalnya empat-empatnya punya karakter yang berbeda dan asyik. Bahkan si Miles yang terkesan ringkih dan Phillip yang sombong plus ngeselin itu berhasil ‘mencuri’ perhatian gue.

Monday, September 12, 2011

Detektif Imai dan Misteri Brownies yang Terluka

Detektif Imai dan Misteri Brownies yang Terluka
Dyah P. Rinni @ 2011
Penerbit Buah Hati - 2011
270 hal.

Indonesia Permai, atau yang biasa dipanggil Imai, gadis berusia 13 tahun yang suka main detektif-detektifan. Ia pernah membatu sekolahnya, Widyatamaka, mengungkapkan misteri sebuah ruangan di sekolah yang rusak. Harusnya ia jadi pahlawan kan? Harusnya Imai jadi favorit teman-teman di sekolah, kan?

Tapi, sayang, gara-gara brownies buatanya Imai, 3 orang guru keracunan, bahkan salah satunya, Pak Gino jadi koma. Secara tidak langsung, Imai jadi ‘tertuduh’. Tidak ada bukti yang bisa membebaskan Imai dari tuduhan itu. Ditambah lagi, Pandya, si penyiar radio sekolah, kerap ‘mengompori’ anak-anak Widyatamaka untuk membenci Imai.

Widyatamaka bisa dibilang sekolah yang bergengsi, karena isinya anak-anak orang kaya, pejabat. Berbeda dengan Imai yang sepertinya tergolong ‘biasa’ dibanding teman-temannya (ini yang gue tangkap dari comment-nya Pandya).

Imai pantang menyerah, semakin dilarang, justru tekadnya akan semakin kuat. Imai bertekad untuk membersihkan namanya. Meskipun setiap datang ke sekolah, ia harus ditimpukin telor mentah, dikunci di kamar mandi, pasrah dengan tatapan anak-anak Widyatamaka yang menuduh, bahkan dijauhi sahabatnya sendiri.

Untung masih ada teman-teman lain yang mau membantu Imai. Kaisar, si ketua OSIS, Biru, teman sekelasiImai, bahkan Nino Hansa si preman sekolah yang suka tidur di kelas, masih mau membantu Imai memecahkan misteri ini. Imai pun kembali pada aksi ‘detektif’nya meskipun sudah dilarang sama polisi dan orang tuanya. Bagi para orang tua, kasus ini sangat berbahaya. Tapi, bagi Imai, kasus ini sangat menantang. Well, Imai sepertinya jenis anak yang selalu ketemu ‘bahaya’ dan ‘masalah’.

Wahh… ternyata gue suka dengan si Imai ini. Udah lama gak baca buku ‘detektif remaja’ – jenis buku yang gue baca saat gue pertama kali mulai ‘gila buku’. Kangen sama Lima Sekawan, STOP, Trio Detektif dan lain-lainnya.

Karakter dalam buku ini juga beragam. Imai yang ceria dan selalu berpikir positif, Nino yang cuek, Biru yang ingin selalu serba ‘seimbang’, Kaisar yang cool plus Lila yang centil. Ilustrasi-nya bergaya komik Jepang.

Mungkin gue harus baca buku pertamanya biar tau kenapa Pandya sebel banget sama Imai dan biar tau latar belakang para tokohnya. Dan… jujur, gue juga jadi semangat menunggu buku ketiga (hehehe.. bisa jadi ‘warisan’ lagi nih buat Mika)

Di Antara Kebahagiaan, Cinta dan Perselingkuhan: 25 Cerpen Kahitna

Di Antara Kebahagiaan, Cinta dan Perselingkuhan: 25 Cerpen Kahitna
Kahitna dan Kawan-kawan @ 2011
GPU - 2011
173 Hal.

Lagu-lagu Kahitna rasanya sudah menemani gue dari jaman SMA dulu. Jaman-jamannya lagu ‘Cerita Cinta’ dan lagu-lagu lainnya yang sampai sekarang pun masih jadi favorit gue. Mendengar Kahitna akan mengeluarkan kumpulan cerpennya, gue jadi penasaran, seperti apa kalau lagu-lagu mereka ‘diterjemahkan’ ke dalam bentuk cerpen.

25 cerpen di dalam buku ini menandai usia Kahitna yang tahun ini berulang tahun ke 25. Dan ternyata tidak semuanya ditulis oleh personil Kahitna (seperti yang gue duga sebelumnya), tapi juga oleh beberapa teman-teman mereka.

Sebagian besar cerpen di dalam buku ini berkisah tentang kisah cinta yang tidak berakhir bahagia, tentang perselingkuhan dan orang ketiga. Beberapa kisah tentang kesetiaan, seperti tulisan Indra Brasco untuk Mona Ratuliu dalam ‘Tak Sebebas Merpati’

Satu yang berbeda adalah cerpen ‘Tak kan Terganti’, yang ternyata bukan mengisahkan tentang percintaan sepasang kekasih, tapi justru tentang kasih dan sosok seorang Ibu yang memang tak kan pernah terganti.

Entah kenapa, di beberapa cerita gue merasa kurang ‘nendang’, Bahasa-bahasanya sih puitis, tapi banyak yang ‘nanggung’.

Favorit gue adalah ‘Soulmate’ (Dhewi Bayu Larasati), Suami Terbaik (bikin gue terharu... hiks), Ngga Ngerti, Mantan Terindah (ketiganya oleh Yovie Widianto), sama satu tulisan Ersa Mayori – Merenda Kasih.
 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang