Thursday, December 31, 2009

Book of the Year 2009

Dari buku-buku yang gue baca selama tahun 2009, buku-buku favorit gue adalah:
1. The Thirteenth Tale - Dianne Setterfield
2. Q&A (Teka-Teki Cinta Sang Pramusaji) – Vikar Swarup
3. Anne of Green Gables – L. M. Montgomery
4. Taj Mahal – John Shors
5. Honeymoon with My Brother – Franz Wisner
6. Metropolis – Windry Ramadhina
7. Orange – Windry Ramadhina
8. Negeri van Oranje - Wahyungirat, Adept Widiarsa, Nina Riyadi & Rizki Pandu Permana
9. 9 Matahari – Adenita
10.Anne of Avonlea – L. M. Montgomery
11.Anne of the Island – L. M. Montgomery
12.How the World Makes Love – Franz Wisner
13.Perahu Kertas – Dewi Lestari
14.The Palace of Illusions - Chitra Banerjee Divakaruni
15.Kelas Memasak Lilian - Erica Baurermeister
16.Anne of Windy Poplars – L. M. Montgomery
17.Unaccustomed Earth – Jhumpa Lahiri
18.George’s Secret Key to the Universe – Lucy & Stephen Hawking

Kalau dari cover, favorit gue adalah:
1. The Thirteenth Tale - Dianne Setterfield
2. The Mysterious Benedict Society – Trenton Lee Stewart
3. Metropolis – Windry Ramadhina
4. Botchan - Natsume Soseki
5. George’s Secret Key to the Universe – Lucy & Stephen Hawking
6. Joshua Files: The Invisible City – M. G. Harris

Silver Phoenix

Silver Phoenix
Cindy Pon @ 2009
Maria Lubis (Terj.)
Mahda Books, Cet. I - Desember 2009
391 Hal.

Adat istiadat di Cina jaman baheula, setiap anak perempuan yang (dianggap) sudah gadis, akan segera dijodohkan untuk kemudian dinikahkan. Demikian juga dengan Ai Ling, di usianya yang ke-17, ibunya memberikan sebuah buku berjudul ‘Buku tentang Penyatuan Dua Sejoli’ – yang berisikan dengan hubungan pria dan wanita. Tidak seperti gadis-gadis lainnya, yang penurut, Ai Ling termasuk anak yang keras kemauannya. Orang tua Ai Ling tidak terlalu kolot. Mereka mengijinkan Ai Ling belajar, sehingga pikirannya lebih terbuka. Tapi, tetap saja, tradisi adalah tradisi – Ai Ling harus tetap menjalankan yang namanya perjodohan.

Waktunya tiba. Tanpa Ai Ling sadari sebelumnya, ternyata ia bisa mendengar apa yang ada di benak calon ibu mertuanya. Perjodohan itu sendiri gagal. Ai Ling tidak sedih karena gagal, tapi ia sedih karena dampak buruk yang akan diterima orang tuanya.

Ternyata kegagalan perjodohan itu membawa Ai Ling pada sebuah petualangan tak terduga dan penuh bahaya. Ayah Ai Ling pergi untuk menunaikan tugas negara. Tapi, sampai beberapa bulan, ayahnya tak juga pulang. Kondisi ini dimanfaatkan oleh seorang laki-laki bernama Master Huang yang hendak menjadikan Ai Ling sebagai istrinya dengan dalih untuk membayar hutang-hutang ayah Ai Ling. Namun, Ai Ling tidak percaya dan memilih pergi dari rumah untuk mencari ayahnya.

Dari awal perjalanannya, Ai Ling bertemu berbagai makhluk aneh yang selama ini ia ketahui dari membaca ‘Buku Kematian’ – buku yang dibaca Ai Ling diam-diam, tanpa sepengetahuan ayahnya. Makhluk-makhluk aneh yang berbeda terus mengikuti Ai Ling sepanjang perjalanan menuju Istana Mimpi-Mimpi yang Harum. Beruntung di tengah jalan, Ai Ling bertemu dengan Cheng Yon, pemuda yang juga dalam pengembaraan mencari jejak orang tuanya, dan kemudian bertemu juga dengan Li Rong, adik Cheng Yon.

Meskipun mendapatkan berkat dari seorang pendeta, tetap saja, makhluk berbahaya dan mematikan terus mengincar mereka. Ternyata, seorang perempuan yang cemburu, mengirim makhluk-makhluk itu untuk membunuh Ai Ling. Tak disangka-sangka, Ai Ling adalah reinkarnasi dari perempuan pujaan penasihat Kaisar bernama Zhong Ye, yang begitu terobsesi pada Silver Phoenix. Ai Ling tidak hanya harus membebaskan ayahnya, tapi juga harus berhadapan dengan Zhong Ye.

Gak hanya orang tua Ai Ling yang punya rahasia, tapi Cheng Yong sendiri juga penuh misteri yang bikin Ai Ling penasaran… ehemmm…

Khas buku fantasi, ada naga, ada makhluk-makhluk aneh, ditambah lagi kekhasan negeri Cina yang penuh persembahan dan dewa-dewi, makanan eksotis dari negeri Cina yang menemani Ai Ling dan Cheng Yong membuat gue terbayang-bayang masakan Cina. Yummm… Tadinya gue pikir ini buku fantasi remaja, tapi ternyata… agak dewasa sedikit meskipun tokoh-tokohnya masih sangat muda.

Sebenernya sih, banyak banget yang seharusnya bikin deg-degan dengan seringnya Ai Ling ketemu sama makhluk aneh, terus, suku-suku aneh yang (kata Cheng Yong) ada di Buku Negeri-Negeri di Atas, atau dewa-dewi yang ada dalam Makhluk Abadi. Cuma… kenapa yang, koq gak tegang-tegang banget baca buku ini? Padahal perjalanan Ai Ling berat banget, ceritanya mengalir tenang dan agak kurang greget (apa gue aja yang gak dapet ‘feel’-nya?)

Monday, December 28, 2009

Unaccustomed Earth

Unaccustomed Earth
Jhumpa Lahiri @ 2008
Bloomsbury - 2009
333 Hal.

‘Perkenalan’ pertama gue dengan Jhumpa Lahiri di tahun 2008, lewat buku ‘The Namesake’. Gue langsung jatuh cinta dengan tulisannya. Tapi, sayang gue belom sempet baca ‘The Interpreter of Maladies’ karena selalu tergoda sama buku-buku lain. Unaccustomed Earth, gue temukan di rak new release di Times UPH – Karawaci. Iseng-iseng aja sih, gue baca halaman pertama… dan gue langsung tertarik, karena ternyata bahasanya ringan dan mudah diikuti (Inggris-nya gak bikin pusing, dan… discount 20%!)

Unaccustomed Earth merupakan kumpulan cerita pendek. Ada 8 tepatnya, Unaccustomed Earth sendiri adalah cerita pertama dalam buku ini. 5 cerita di bagian pertama adalah cerita-cerita yang gak ada hubungannya satu sama lain, sedangkan di bagian kedua, bercerita tentang perjalanan hidup Hema dan Khausik.

Dari 8 cerita itu, ada ciri khas atau ‘benang merah’nya. Semua bercerita tentang orang-orang India yang ber-imigrasi ke Amerika untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Di tanah rantau, mereka menjalin persahabatan dengan sesama warga India pendatang lainnya. Mereka beranak-pinak di sana, tapi tradisi seolah ‘terhenti’ pada orang tua. Para orang tua masih melalukan ritual mudik setiap tahun, sementara anak-anak mereka sudah terpengaruh budaya modern – menjalin hubungan dengan bukan orang India, jarang menggunakan bahasa Ibu mereka.

Setiap cerita dalam buku ini, meskipun seperti yang gue bilang punya benang merah, tapi menyajikan cerita atau sudut pandang yang berbeda. Tapi, gak usahlah diceritain satu-satu kali ya. Yang pasti, semuanya begitu simple, tapi dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Bukan cerita-cerita yang menjual mimpi-mimpi indah atau romantisme belaka, tapi… bahasanya yang sederhana, membuat semua cerita jadi indah (bingung?). Pokoknya gue begitu terhanyut dengan semua cerita dalam buku ini. Cerita favorit gue adalah Unaccustomed Earth dan bagian Hema dan Khausik.

Tuesday, December 01, 2009

Anne of Windy Poplars

Anne of Windy Poplars
Lucy M. Montgomery
Yarmanto (Terj.)
Qanita, Cet. 1 - Oktober 2009

Wah… Anne semakin sukses… Dunianya tidak hanya berkutat di Green Gables, Avonlea atau pun teman-teman masa kecil atau remajanya. Karir Anne di bidang pendidikan semakin melaju. Anne jadi kepala sekolah di Summerside.

Anne nge-kos di sebuah rumah bernama Windy Poplars di sebuah daerah dengan nama jalan Spook’s Lane. Bukan Anne namanya kalau tidak menemukan sisi romantis dari apa saja. Nama Windy Poplars dan Spook’s Lane segera saja membangkitkan segala imajinasi dalam diri Anne. Windy Poplars adalah kepunyaan dua orang janda bernama Bibi Kate dan Bibi Cathy. Di rumah itu, juga ada seorang perempuan lagi bernama Rebecca Dew. Seger

Anne terpaksa menjalani hubungan ‘long distance’ dengan Gilbert Blythe yang juga sedang melanjutkan sekolahnya di bidang kedokteran. Wow… Sebagian besar cerita dalam buku ini berisi surat-surat Anne untuk Gilbert.

Perjalanan Anne menjadi kepala sekolah tidaklah mulus, ada pihak-pihak yang tidak menyukainya dan terus melakukan berbagai cara untuk membuat Anne tidak betah dan menyerah. Mereka adalah keluarga Pringle. Keluarg Pringle bisa dibilang keluarga yang ‘berkuasa’ di daerah Summerside. Berbagai aspek kehidupan di Summerside pastilah ada pengaruh dari keluarga Pringle. Mereka tidak menyukai Anne gara-gara salah seorang saudara mereka gagal jadi kepala sekolah di Summerside, posisi yang sekarang diduduki Anne.

Berbagai cara dilakukan Anne untuk ‘menaklukan’ anak-anak keluarga Pringle yang jadi murid didiknya, tapi, tetap saja tidak berhasil. Malah Anne semakin jadi bulan-bulanan anak-anak keluarga Pringle, terutama Jen yang nakal. Tapi… salah satu rahasia kecil, membuat keluarga Pringle ‘tunduk’ pada Anne. ‘Tetua’ keluarga Pringle – Miss Ellen dan Miss Sarah, langsung ‘turun gunung’ untuk membereskan masalah ini, dan mereka berdua sudah ‘menginstruksikan’ kepada seluruh anggota keluarga Pringle untuk menghormati Anne dan mereka meminta dengan sangat pada Anne agar tidak membocorkan rahasia yang diyakini bisa membuat keluarga Pringle malu berat. Hmmm…

Beres satu masalah… adalagi masalah lain. Masalah dengan rekan sekerjanya, Katherine Broke, yang bawaannya jutek terus. Dengan jiwa romantisnya, Anne yakin bisa merubahh sikap Katherine jadi orang yang lebih ramah.

Selain berteman dengan anak-anak muridnya dan mendapatkan beberapa ‘teman sejiwa’, kali ini Anne banyak bersahabat dengan orang-orang tua yang nyentrik, selain Bibi Kate, Bibi Cathy, lalu Miss Ellen dan Miss Sarah Pringle, ada satu perempuan tua bernama Miss Minerva Tomgallon, yang dengan bangga menceritakan berbagai ‘tragedi kematian’ di keluarganya pada saat Anne diundang bermalam di rumahnya!

Lalu ada lagi perempuan yang kerap dipanggil Bibi Sok Usil, karena suka ikut campur urusan pribadi orang, apalagi untuk urusan percintaan.

Anne juga berkenalan dengan Mr. Franklin Westcott, sosok pria tua yang ditakuti dan terkenal ‘galak’. Bahkan anak gadisnya, Dovie, nekat kawin lari dengan Jarvis, karena takut sama ayahnya. Siapa lagi yang membantu usaha kawin lari dan jadi ‘penanggung jawab’ untuk urusan perdamaian, kalau bukan Anne?

Gilbert di sini hanya tampil sebagai sosok dalam surat-surat Anne, Green Gables juga ‘tampil’ sekilas waktu Anne pulang liburan. Hmmm… kaya’nya akan lebih seru kalo ada ‘konflik’ sedikit antara Anne dan Gilbert. Coba ada sosok cowok lain – guru di sekolah yang sama – yang suka sama Anne… atau gimana ya kalo Anne lagi jealous? Hehehe…

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang