Friday, January 30, 2015

Gelombang


Supernova#5: Gelombang

Dewi Lestari @ 2014
Bentang Pustaka – Oktober 2014
492 hal.

Lagi-lagi, gue kesulitan menuliskan review untuk Seri Supernova kali ini. Entah hanya gue, atau ada yang lain yang mungkin punya pendapat sama kaya’ gue … gue semakin gak mengerti mau dibawa ke mana sih cerita Supernova ini … jujur aja, gue lebih suka kalo Dee Lestari nulis yang ringan-ringan model Perahu Kertas, Madre atau Filisofi Kopi. Gak bikin pusing … :D

Jadi kali ini, di keping 43 dalam buku ini, Gio masih terus mencari keberadaan Diva, yang hilang entah di mana di hutan Amazon sana. Lalu … masihlah kita ditinggalkan dengan teka-teki besar, karena belum ada titik terang dari pencarian itu.

Di keping selanjutnya, atau keping 44, mulailah muncul tokoh baru bernama Alfa – nama panjangnya sih Thomas Alfa Edison, dipanggil bapak-ibunya dengan Ichon. Ooo.. tenang, itu belum seberapa, kakak-kakaknya bernama Albert Einstein (si Enten) dan Sir Isaac Newton (atau si Uton). Dari 3 bersaudara ini, Alfa atau si Ichon ini diharapka bapaknya jadi insinyur.. Tapi ternyata si Ichon ini punya misteri lain. Yang konon katanya, Ichon ini punya kekuatan mistis. Ichon sendiri merasa setiap tidur, ada makhluk aneh yang mengejar-ngejar dia. Bagi Ichon, tidur itu seperti pertempuran yang berujung pada maut. Karena kekuatannya itu, Ichon jadi perebutan orang-orang pintar di kampungnya, dan  nyaris kehilangan nyawa.

Hingga dewasa, Ichon masih kerap diganggu oleh mimpi buruk tapi Ichon masih tetap belum bisa menemukan jawaban atas apa yang dimaksud dari mimpi itu. Dari merantau ke Jakarta, Ichon menjadi imigran gelap di Amerika. Bekerja, kuliah, hingga akhirnya sukses di Wall Street.

Lalu bertemu dengan Ishtar Summer – lupa pernah muncul di Supernova yang mana. Barulah, di sini, pelan-pelan tokoh-tokoh di seri Supernova sebelumnya dipertemukan. Baru mereka berdua sih yang ketemu. Dan tetap aja, masih belum memberikan titik terang buat gue …

Dan gue lebih suka ketika Alfa atau Ichon masih berada di tanah Batak. Lebih membumi, dengan keadaan yang susah tapi happy-happy aja dengan kenakalan khas anak-anak. Pas udah di Wall Street itu, terus dengan segala keberuntungan, kesuksesan malah jadi terasa gak nyata. Rada berlebihan aja …

Terus perjalanan ke mana itu (nah kan gue lupa …) malah bikin buku ini semakin aneh … Terus ada tokoh Nicky Evans, yang kaya’nya dipaksain ada.

Dari 5 buku Supernova, yang paling gue suka adalah yang Petir. Tokoh Elektra yang kadang konyol itu masih lebih melekat dibanding Diva, Bodi atau Zarah, apalagi Alfa.

O ya… sekarang waktunya membongkar identitas Secret Santa gue kali ini. Sebelumnya, terima kasih ya, susah membantu gue melengkapi seri Supernova gue … karena tanpa dirimu, belum tentu gue ‘tergerak’ untuk membeli buku ini …

Ketika mendapatkan pesan rahasia dari Santa … langsung terpikir, “Aduhhh… gak bisa nebak lagi deh ini…!” Dan identitas Santa ini, gue temukan secara gak sengaja ketika gue mulai meneliti satu per satu nama anggota BBI yang sesuai dengan anagram yang diberikan. Ooo.. ternyata gak jauh-jauh, namanya termasuk anggota BBI di deretan atas.


Setelah gue susun-susun … huruf “YEKOP STAY” berubah menjadi “OKY SEPTYA” (bayangin hurufnya bergerak a la sihir Harry Potter)

Benarkan itu dirimu, Oky?? Hayoooo.. mengakulah …!!! JJJ



Submitted for:

Lucky No. 15 Reading Challenge – kategori: Freebies Time

Project Baca Buku Cetak 2015

Wednesday, January 28, 2015

Aristotle and Dante Discover the Secrets of Universe


Aristotle and Dante Discover the Secrets of Universe

Benjamin Alire Sáenz @ 2012

Simon & Schuster – April 2014

359 pages


Yang pertama menarik dari buku ini, tentu saja karena cover-nya. Berwarna biru kelam, gelapnya langin malam yang terkesan misterius. Cocok dengan judulnya. Tapi kesan misterius itu ‘diperhalus’ dengan kehadiran si mobil warna merah – yang akan jadi saksi rahasia besar yang ada di antara Ari dan Dante.

Yang kedua adalah nama tokoh yang tertera di judul yang panjang itu. Aristotle nama seorang ilmuwan, dan Dante adalah nama seorang penyair. Nama yang gak umum untuk tokoh-tokoh buku.

Semua di mulai liburan musim panas. Aristotle, yang lebih suka dipanggil Ari, adalah tipe anak yang tertutup dan penyendiri. Bisa dibilang dia gak punya temen, karena temperamen yang rada jutek atau cenderung sinis. Sedangkan Dante, lebih terbuka dan lebih ceria. Orang tua Dante juga lebih ekspresif dalam menunjukkan rasa sayang mereka ke Dante. Yah, kadang Ari juga jadi pengen punya orang tua kaya’ orang tua Dante.

Mereka berkenalan ketika Dante menawarkan diri untuk ngajarin Ari berenang. Dan sejak itu mereka jadi akrab. Orang tua mereka pun ikutan seneng karena anak-anak mereka akhirnya punya teman.

Tapi, ternyata pertemanan mereka gak sesederhana itu. Dan konflik satu ini juga membuat gue seolah mendapatkan ‘surprise’ dari buku ini. Yah… kirain buku ini memang tentang persahabatan kaya’ The Sisterhood of Traveling Pants gitu. Tapi, jauh lebih kompleks. Mereka berdua meskipun baru 15 tahun, tapi menyimpan pikiran-pikiran rumit dalam diri mereka.

Jika Dante lebih nyaman dalam mengungkapkan atau menyatakan apa yang ada di pikiran mereka, Ari masih ‘bertanya-tanya’, apa yang dia mau, selalu terkesan bertahan atau menarik diri. Masalah di dalam pikiran Ari juga terkesan lebih rumit – tentang ayahnya yang veteran perang yang gak mau cerita apa sebenarnya yang terjadi di medan perang, tentang kakak Ari yang seolah ‘dihapus’ dari daftar keluarga, yang seolah dianggap gak pernah ada.

Apa yang gue lihat dari buku ini adalah keterbukaan antara orang tua dan anak. Gimana gue ngeliat bahwa baik orang tua Dante mau pun Ari sama-sama berusaha terbuka dan menerima seperti apa anak mereka. Gak maksain anak-anak mereka harus begini .. begitu… bahkan memberi semangat dalam segala hal… meskipun ternyata hal tersebut dianggap tabu atau gak normal.

Gue juga suka membaca dialog-dialog antara Ari dan ibunya. Meski kesannya rada ngebantah apa yang dibilang ibunya, tapi koq gue gak merasa Ari ‘kurang ajar’ atau mungkin juga karena tanggapan ibunya yang santai, membuat dialog mereka jadi seru dan asyik aja buat gue.

Sepertinya, gue menemukan buku favorit pertama gue di tahun 2015 .. Dan melihat bintang di goodreads untuk buku-buku Benjamin Alire Sáenz yang lumayan tinggi, rasa-rasanya gue bakal mencari buku-buku beliau yang lain.

Submitted for:

New Author Reading Challenge 2015
Lucky No. 15 Reading Challenge – kategori: Who are You Again?

Project Baca Buku Cetak 2015

Monday, January 19, 2015

Beautiful Ruins


Beautiful Ruins

Jess Walter @ 2012
Haper Perennial – 2013
338 pages

Sebenarnya rada kecewa ketika baca buku ini. Gue terpesona dengan setting ceritanya, sebuah desa nelayan, di sebuah pulau, yang untuk menuju ke sana gak ada jalan lain kecuali dengan transportasi air. Dengan tebing yang mengelilingi pulau itu, menjadinya Porto Vergogna menjadi tempat yang rada terisolasi. Satu-satunya penginapan di sana bernama The Adequate View, dikelola oleh Pasquale Tursi. Ia bermimpi akan banyak turis Amerika yang datang ke sana, dan sedang membuat sebuah lapangan tenis yang langsung menghadap ke lautan lepas. Akan jadi hal yang spektakuler kalau lapangan tenis itu jadi. Pasquale adalah pemuda yang polos dan langsung terpesona ketika Dee Moray, bintang film asal Hollywood datang menginap di sana. Konon katanya, Dee Moray ini sedang sekarat. Dee Moray ini juga menjadi salah satu pemain di dalam film yang lagi heboh ketika itu, Cleopatra. Di mana-mana orang sibuk bergosip tentang pemeran utama film tersebut, Elizabeth Taylor dan Richard Burton. Hohoho… dan skandal tambahan di dalam buku ini jadi salah satu penyegar yang tak terduga. Kira-kira Richard Burton bakal ngamuk gak ya kalo baca buku ini?

Dan 50 tahun kemudian, Pasquale Tursi yang sudah tua datang ke Amerika untuk mencari tahu keberadaan Dee Moray. Ada yang masih mengganjal di dalam diri Pasquale ketika mereka berpisah dulu Dalam rentang waktu 50 tahun, tentunya banyak hal yang terjadi – skandal Liz Taylor dan Richard Burton yang tak ada habisnya, Dee Moray dan Pasquale yang menikah dengan pasangan masing-masing, ditambah kehidupan anak Dee Moray sebagai pemusik yang kacau-balau, penulis yang juga satu-satunya tamu di The Adequate View yang galau.

Bagian-bagian di dalam buku ini bercerita tentang masing-masing tokoh – tapi uniknya, Dee Moray tidak pernah tampil sebagai pencerita utama. Dengan tokoh utama lain, kita bisa tahu kepingan kehidupan Dee Moray yang diobrak-abrik sama produser filmnya.

Tapi, mungkin gue terlalu berharap ada sebuah kisah romantis di dalam buku ini. Tapi memang terlalu klise kali ya, kalo buku ini hanya berisi kisah cinta antara Dee Moray dan Pasquale. Jadi, meskipun rada-rada males ngelanjutin ketika di tengah-tengah, gue tetap pengen tau mau di bawa ke mana ending buku ini. Karena bisa aja, tiba-tiba di bab berikutnya – bisa dibilang gak ada hubungan dengan cerita di bab sebelumnya.

Meskipun buku pertama di tahun 2015 yang gue selesaikan ini gak terlalu memuaskan, semoga gak menurunkan semangat untuk baca buku lain. Nikmati aja sambil membayangkan pemandangan indah Porto Vergogna, menghayal dikit nginep di The Adequate View, sambil leyeh-leyeh menikmati angin laut.


Submitted for:


New Author Reading Challenge 2015



Lucky No. 15 Reading Challenge – kategori: Dream Destination


Project Baca Buku Cetak

Friday, January 16, 2015

READING CHALLENGES 2015

Awal tahun, selalu semangat untuk ikutan berbagai Reading Challenges. BIar pun tahun lalu, beberapa reading challenge gagal, tapi, masih belum kapok. Semoga tahun ini jadi lebih disiplin. Hehehe …

So, ini daftar Reading Challenges 2015 … doakan ya, semoga sukses .. hehehe … list buku menyusul. Belom sempet didata soalnya ..










Sekian master post yang singkat dan padat ini … nanti kalo sempet baru bikin daftar bukunya.
 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang