Monday, December 23, 2013

Mary, Mary



 

Mary, Mary

Barokah Ruziati (Terj.)
GPU - 2013
456 hal.

Alex Cross menghadapi dua masalah pelik. Pertama, ia harus menghadapi masalah dalam kehidupan pribadinya sehubungan dengan hak asuh atas Alex Kecil. Kedua, di tengah-tengah liburan bersama keluarganya – yang tergolong langka – ia harus dipanggil untuk berurusan dengan kasus pembunuhan berantai dengan kode ‘Mary Smith’.

Sebuah pembunuhan berantai terjadi di Los Angeles, korbannya adalah artis Hollywood papan atas, seorang ibu yang tampak sempurna, dan punya posisi penting. Setelah melakukan pembunuhan yang sangat sadis, si pelaku meninggalkan ‘souvenir’ stiker anak-anak dengan huruf A, B, lalu ia mengirim email kepada pimpinan surat kabar LA Times, yang menceritakan kronologi, atau detail dari pembunuhan itu. Pihak kepolisian seolah menemui jalan buntu, belum tuntas pemeriksaan terhadap korban terakhir, korban baru justru muncul.

Ngaku salah satu penggemar buku-buku James Patterson, tapi baru sekali ini baca buku dari seri Alex Cross, itu pun udah seri ke 11 ternyata. Hmmm… jadinya gue rada gak tau nih latar belakang kehidupan Alex Cross sebelum ini. Sekilas info yang gue dapat di buku ini, istrinya tewas ditembak, punya dua anak yang beranjak ABG, sama satu anak – Alex Kecil – hasil hubungan dengan Christine, perempuan yang rada labil, yang juga pernah jadi tawanan gara-gara Alex.

Untuk kasus yang ditampilkan di sini, buat gue emang bikin pusing. Karena ‘jejak’ yang ditinggalkan si pembunuh nyaris tidak memberikan petunjuk apa-apa. Di cerita ini, pembaca akan dibuat ‘ngilu’ dengan sepak terjang si pelaku pembunuhan, motifnya samar-samar (dan untung terjawab di akhir cerita), meskipun sosok antagonis yang hanya diketahui lewat email-email yang dikirim cukup menggambarkan betapa ia adalah seorang pembunuh berdarah dingin. Banyak yang menduga pembunuhnya adalah seorang wanita, tapi bagi Alex Cross nama ‘Mary Smith’ bisa berarti banyak – bisa laki-laki, bisa wanita pelakunya.

Apa motif si pelaku? Sticker yang ditinggalkan (buat gue) seolah menunjukkan ia punya masa lalu yang kurang baik di masa kecilnya, sehingga ia mengincar sosok wanita yang terlihat sempurna, tapi sebenarnya menyimpan cacat, sosok ibu yang dengan anak-anak yang manis, tapi sering lebih sibuk dengan aktivitas sosialnya. Tapi… apakah benar begitu motifnya? Lalu, apa maksud dengan huruf A, B yang juga ia tinggalkan?

3 bintang yang tadinya mau gue kasih, jadi berubah 4, karena gue cukup puas dengan pengambaran sosok Alex Cross – yang konon kabarnya adalah detektif handal, tapi juga ternyata adalah seorang laki-laki, seorang ayah yang rapuh, yang hanya ingin menjaga agar keluarganya tetap utuh dan aman. Dan juga karena ending yang mengejutkan, ketika gue pikir kasusnya selesai, eh... tau-tau ada kejutan lain yang dikasih.

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang