Sparkling Cyanide (Remembered Death)
St. Martin’s Paperback – December 2001
278 hal.
Hampir setahun setelah kematian Rosemary Barton,
tapi kenangan akan seorang Rosemary masih lekat di ingatan orang-orang
terdekatnya. Rosemary meninggal di acara makan malam merayakan ulang tahunnya. Orang-orang
percaya Rosemary bunuh diri karena depresi dengan penyakit flu yang
dideritanya. Begitu pula George Barton, yang percaya akan fakta itu, sampai ia
mendapatkan surat
kaleng yang berkata bahwa Rosemary dibunuh.
Maka, George Barton kembali mengundang 5 orang
tamu yang hadir dalam acara makan malam itu, untuk menjebak siapa yang diduga
melakukan pembunuhan atas Rosemary.
Mereka punya motif masing-masing untuk melakukan
pembunuhan. Rosemary bukanlah tipe orang yang punya banyak musuh. Ia
digambarkan sebagai perempuan yang ceria dan mudah bergaul. Ditambah lagi ia
memiliki kekayaan yang didapat dari warisan.
Mereka yang hadir dalam acara makan malam itu
adalah:
Iris Marle – adik Rosemary, - harta Rosemary akan
menjadi miliknya jika Rosemary meninggal.
Stephen Faraday – seorang politikus yang tentunya
tidak ingin dosa-dosanya diketahui publik, karena akan sangat mempengaruhi
karir politiknya.
Alexandra Faraday – istri Stephen Faraday, yang senantiasa
ingin melindungi suaminya.
Anthony Browne – punya masa lalu yang akan
menyulitkan dirinya jika terbongkar.
Ruth Lessing – sekretaris George Barton yang (terlalu)
setia.
George Barton – kecemburuan mungkin bisa membuat
gelap mata.
Siapa di antara mereka yang mungkin melakukan
itu?
Mari berkenalan dengan Kolonel Race, sosok yang
buat gue begitu hati-hati, tenang dan cermat. Gak ada tingkah laku yang aneh
macam Hercule Poirot, gak membuat orang bertanya-tanya, tapi tepat sasaran. Kolonel
Race, membantu George Barton melakukan penyelidikan. Ia sendiri sebenarnya
adalah salah satu tamu yang diundang, tapi tidak hadir dalam acara tersebut.
Buku ini penuh dengan teka-teki, misteri siapa
dan bagaimana. Dan lagi-lagi Agatha Christie membuat semua orang ‘tampak
bersalah’ (dan lagi-lagi gue menebak orang salah). Dan, juga penuh dengan ‘emosi’
– George Barton yang mengenang istrinya, Ruth Lessing yang berharap mendapat
perhatian balik dari George Barton, Alexandra yang mencintai Stephen, Iris
Marle yang lagi jatuh cinta tapi masih ‘berkubang’ duka. Ada Lucille Marle yang
cerewet, sekali diajak bicara, bakal ‘merepet’ tanpa henti.
#Tulisan
ini dibuat untuk posting bareng BBI bulan
Desember 2013 tema: detektif
2 comments:
Sejauh pengalaman saya membaca karya2 Tante Agatha, belum sekalipun saya berhasil menebak pelakunya hihihi
@dion: idem :D
Post a Comment