Pintu Harmonika
Clara Ng & Icha Rahmanti
Plot Point, Cet. 1 – Januari 2013
285 hal.
(untuk usia 9 tahun ke atas)
Tokoh:
Rizal, anak seorang pemilik toko
kelontong, seleb-twit, seleb-blog – pokoknya seleb di dunia maya. Memiliki
wajah dan body yang keren, jadi idola cewek-cewek di sekolah maupun di dunia
maya. Bahkan sampai punya fans garis keras yang disebut Rizal’s Angels.
Juni, perempuan, anak pemilik toko
sablon. Juni ini anak yang rada ‘keras’, punya masalah di sekolah yang bikin
dia di-skors.
David, anak pemilik toko kue, suka
banget sama serial detektif, seperti Detektif Conan. Segala keanehan dan hal
yang gak wajar, diselidiki dengan bergaya a la detektif cilik. O ya, David juga
pintar main piano.
Setting:
Ketiga tokoh ini tinggal di ruko. Dan
mereka punya tempat yang namanya ‘Surga’ – yang sedang mereka perjuangkan agar
gak jatuh ke tangan orang lain.
Pendapat
gue:
Cerita tentang kehidupan di ruko,
kaya’nya belum pernah gue baca. Di sini, Clara
Ng dan Icha Rahmanti menggambarkan suka duka tiga orang yang anak yang
tinggal di ruko. Resiko tempat bermain yang sempit, privacy yang kurang plus
harus membantu orang tua mereka di waktu luang.
Ketiganya bersahabat, memiliki
masalah pribadi masing-masing. Rizal, dengan ‘pencitraan’-nya sebagai seleb
dunia maya, Juni dengan masalah bullying dan David sudah ditinggal sejak usia 6
bulan oleh ayahnya.
Novel ini terdiri dari 3 bagian, di
mana masing-masing anak bercerita dari sudut pandang mereka masing-masing
tentang ‘Surga’. Meskipun kalo baca bagian Rizal, rada-rada ‘lebay’ gitu, tapi
itu mungkin karena memang karakter Rizal dibuat seperti itu – yang artinya
entah ini bagian Clara Ng atau Icha Rahmanti, berhasil membuat gue jadi salah
satu ‘nyaris’ sebagai bagian pemabca yang sebel sama Rizal. Dan, gue paling
suka bagiannya David – sedihhhhh banget… hiks…dan ini bener-bener di luar
dugaan. Cara penyampaian yang keren.
Di sini ketiga anak ini belajar untuk
menerima kekurangan masing-masing, seperti Rizal yang harus rela kehilangan
‘muka’, Juni yang harus berani minta ma’af dan David yang belajar menerima
kenyataan dan ikhlas.
Buku yang bagus yang gak hanya untuk
anak-anak, tapi juga bagus untuk orang dewasa. Berkat David, gue jadi berniat
pengen baca dan ngumpulin komik Detektif Conan (argghhh.. telat banget sih gue…
)
0 comments:
Post a Comment