Monday, December 30, 2013

Pintu Harmonika



 

Pintu Harmonika

Clara Ng & Icha Rahmanti
Plot Point, Cet. 1 – Januari 2013
285 hal.
(untuk usia 9 tahun ke atas)

Tokoh:

Rizal, anak seorang pemilik toko kelontong, seleb-twit, seleb-blog – pokoknya seleb di dunia maya. Memiliki wajah dan body yang keren, jadi idola cewek-cewek di sekolah maupun di dunia maya. Bahkan sampai punya fans garis keras yang disebut Rizal’s Angels.

Juni, perempuan, anak pemilik toko sablon. Juni ini anak yang rada ‘keras’, punya masalah di sekolah yang bikin dia di-skors.

David, anak pemilik toko kue, suka banget sama serial detektif, seperti Detektif Conan. Segala keanehan dan hal yang gak wajar, diselidiki dengan bergaya a la detektif cilik. O ya, David juga pintar main piano.

Setting:

Ketiga tokoh ini tinggal di ruko. Dan mereka punya tempat yang namanya ‘Surga’ – yang sedang mereka perjuangkan agar gak jatuh ke tangan orang lain.

Pendapat gue:

Cerita tentang kehidupan di ruko, kaya’nya belum pernah gue baca. Di sini, Clara  Ng dan Icha Rahmanti menggambarkan suka duka tiga orang yang anak yang tinggal di ruko. Resiko tempat bermain yang sempit, privacy yang kurang plus harus membantu orang tua mereka di waktu luang.

Ketiganya bersahabat, memiliki masalah pribadi masing-masing. Rizal, dengan ‘pencitraan’-nya sebagai seleb dunia maya, Juni dengan masalah bullying dan David sudah ditinggal sejak usia 6 bulan oleh ayahnya.

Novel ini terdiri dari 3 bagian, di mana masing-masing anak bercerita dari sudut pandang mereka masing-masing tentang ‘Surga’. Meskipun kalo baca bagian Rizal, rada-rada ‘lebay’ gitu, tapi itu mungkin karena memang karakter Rizal dibuat seperti itu – yang artinya entah ini bagian Clara Ng atau Icha Rahmanti, berhasil membuat gue jadi salah satu ‘nyaris’ sebagai bagian pemabca yang sebel sama Rizal. Dan, gue paling suka bagiannya David – sedihhhhh banget… hiks…dan ini bener-bener di luar dugaan. Cara penyampaian yang keren.

Di sini ketiga anak ini belajar untuk menerima kekurangan masing-masing, seperti Rizal yang harus rela kehilangan ‘muka’, Juni yang harus berani minta ma’af dan David yang belajar menerima kenyataan dan ikhlas.

Buku yang bagus yang gak hanya untuk anak-anak, tapi juga bagus untuk orang dewasa. Berkat David, gue jadi berniat pengen baca dan ngumpulin komik Detektif Conan (argghhh.. telat banget sih gue… )



0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang