Wednesday, October 30, 2013

The Unlikely Pilgrimage of Harold Fry





The Unlikely Pilgrimage of Harold Fry
Rachel Joyce @ 2012
Black Swan - 2013
383 hal
(Times Travel – Terminal 2 Changi Airport, Singapore)

Harold Fry, seorang pria berusia 60 tahun, menikmati masa-masa pensiun di rumah yang sudah ia tempati bersama istrinya, Maureen, sejak ia menikah di Kingsbridge. Kehidupan yang tenang, terlihat dari luar tampak harmonis. Meskipun tidak demikian dengan kondisi yang dialami oleh pasangan senja ini. Mereka sudah tidur berpisah kamar sejak lama, pembicaraan di antara mereka terkesan basa-basi, seperti hanya sebuah kebiasaan dan tanpa emosi.

Sepucuk kartu pos yang datang di pagi hari dari mantan rekan kerja Harold bernama Queenie Hennessy. Isi yang singkat, mengabarkan bahwa Queenie sedang sekarat tapi membuat Harold terkejut. Yah, mengingat mereka sudah lama tidak saling bertukar kabar. Ia pun memutuskan untuk segera mengirimkan kartu pos balasan. Di hari yang sama ia pergi ke menuju kotak surat terdekat. Tapi, dalam perjalanannya, tiba-tiba ia memutuskan untuk pergi menemui Queenie di Berwick dengan berjalan kaki. Ada sesuatu yang harus Harold sampaikan secara langsung kepada Queenie. Tanpa persiapan apa pun, hanya dengan pakaian yang melekat di badan, membawa uang yang secukupnya, tak membawa telepon seluler, peta atau pun perlengkapan lainnya.

Harold mengabarkan Maureen tentang rencananya ini. Tapi, yah, mendapat sambutan yang dingin, meskipun dalam hati, Maureen juga terkejut. Perjalanan yang harus ditempuh Harold sangat jauh. Pada awalnya, ketika uang masih cukup, ia akan menginap di penginapan yang ia temui, makan secukupnya. Tapi lama-lama, Harold memilih untuk tidur dalam kantong tidur di alam terbuka, makan dari apa yang ia temui di sekitarnya. Badan lelah, kaki lecet dan terluka.  

Perjalanan ini membawa banyak perubahan pada Harold dan Maureen. Di usia yang senja, menempuh perjalanan dengan berjalan kaki ke sebuah kota yang letaknya di perbatasan antara Inggris dan Skotlandia. Harold dan Maureen sama-sama banyak merenung tentang hubungan mereka, tentang apa yang terjadi dalam kehidupan pernikahan mereka, tentang anak mereka, David. Harold juga bilang, dengan berjalan kaki, ia bisa melihat sekitarnya, yang mungkin terlewati jika kita berjalan terburu-buru atau dengan kendaraan.

Harold adalah tipe orang yang gak tegaan dan sangat sopan. Ia akan menjawab apa pun pertanyaan orang, memenuhi permintaan orang lain, dan ia gak suka jadi pusat perhatian. Masa lalunya yang membentuk pribadi Harold menjadi seperti ini. Dalam perjalanan, Harold bertemu dengan banyak orang yang simpati dan banyak menawarkan bantuan untuk Harold. Tapi, ada juga orang-orang yang ingin menemani Harold tapi malah membuat ‘rusuh’ Ia senang mendapatkan teman seperjalanan, tapi pada akhirnya justru kesendirian yang membuat ia tenang. Publikasi besar-besaran malah dinikmati oleh orang lain.

Tokoh Harold Fry, adalah tokoh yang mampu membuat pembaca simpati. He was such a sweet old man. Dia gak mau mengecewakan orang, membuat orang gak enak, dan sepertinya nih, bakalan manis banget kalau sama perempuan. Liat aja, di perjalanan, ia sempat membeli berbagai souvenir untuk Queenie dan Maureen. Padahal kalo dipikir-pikir, udah deh, waktu ada tawaran buat naik mobil atau kendaraan lain biar cepat sampai, kenapa juga gak diterima. Gak perlu nyusah-nyusahin diri sendiri. Tapi, bukan itu yang dicari sama Harold, perjalanannya seolah jadi perjalanan rohani yang memberi inspirasi pada banyak orang. Banyak yang mengira bahwa Harold dan Queenie mempunya hubungan romantis, hingga Harold keukeuh melakukan perjalanan panjang itu.

Buku ini sederhana, tapi kaya’nya ada sesuatu yang bikin hati rasanya adem dan hangat pas bacanya (aih… apa sih ini kalimat gue?) Tentang seseorang yang begitu ngebela-belain jalan kaki… jauh… demi kalimat yang simple, tapi bakal bikin hidupnya damai setelah misinya tuntas. Ada banyak yang bisa dipelajari dari sosok Harold Fry ini, tentang sabar – ini udah pasti, karena kalo gak sabar, gak bakalan deh, perjalanan dari ujung ke ujung itu selesai, dan gak akan ia memilih jalan kaki kalau gak sabaran. Tentang mema’afkan dan berdamai dengan masa lalu. Tentang cinta dalam pernikahan yang senantiasa harus dijaga. Lalu, seperti yang Harold bilang, terkadang karena terlalu sibuk, banyak hal-hal kecil di sekitar kita yang terlewati.

Selain itu, gue suka dengan ilustrasi sederhana yang mengawali setiap bab.  

Tau gak sih, tadinya ya, waktu baca sinopsis di cover  belakang, gue bikin ini bakal jadi novel science fiction atau fantasi atau yang rada absurd, soalnya ditulis, “When Harold Fry leaves home one morning to post a letter, with his wife hovering upstairs, he has no idea that he is about to walk from one end of the country to the other.” Hihihi… kurang ‘nyimak’ ini judulnya. Tapi, gue menutup buku ini dengan puas. Maklum, kalo baca buku yang masuk ke dalam nominasi award apa gitu, suka ‘parno’ duluan, takut kalo bukunya bikin ngantuk dan berakhir aneh. Hehehe.. 

The Unlikely Pilgrimage of Harold Fry menjadi salah satu buku yang masuk nominasi Man Booker Prize 2012, dan ini adalah  novel pertama Rachel Joyce.

10 comments:

Annisa Anggiana said...

Hadeeeuuhh udah lama banget penasaran sama buku ini fer.. Hiks.. Kapan kebacanya nih.. x.x

astrid said...

masuk di wishlist gue niih...kalo nggak kesampean, mau pinjem aja kapan2 hihihi...harold oh harold, bikin penasaran ajaaaa

Martina said...

Jadi penasaran mbak.

ferina said...

hihihi.. pada penasaran sama cerita Opa Harold

Dewi said...

Aaa....masih di timbunan bukunya. Baca review mbak Fer jadi pengen bongkar timbunan

HobbyBuku said...

Oh ini masuk nominasi Man Booker ? sdh sempat pegang2 di tobuk, ali pertama suka sama covernya :D
wah kudu balik beli deh (nungguin sale akhir tahun)

alvina vanila said...

dari cover kupikir thriller horor gitu mbak. ternyt bukan ya XD

bzee said...

wah, tampak keren bukunya... reviewnya sukses bikin penasaran :)

ferina said...

@Dewi: ayo baca, kasian Opa Harold ditimbun terus

@Mbak Maria: awalnya aku gak tau kalo ini masuk jadi salah satu Man Booker..

@Vina: aku juga mikir ini tadinya cerita fantasi

@bzee: tambah satu lagi yang penasaran :)

Anonymous said...

Aku beli buku ini juga gara-gara judul Fer, cover dan judulnya unik, tapi dataaar gitu ya, hehe. Udah baca belum review malah udap diswap ;p

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang