A Dash of Magic (The Bliss Bakery Trilogy #2)
Kathryn Littlewood @ 2012
Sujatrini Lisa (Terj.)
Penerbit Noura (Mizan Fantasi) – Cet. I, Agustus
2013
300 Hal.
Untuk usia 11 tahun ke atas
(via @HobbyBuku)
Rosemary Bliss, merasa sangat bersalah karena
Bliss Cookery Booke jatuh ke tangan Bibi Lily Le Fay. Sejak saat itu, Calamity Falls
berubah, menjadi suram, sendu dan tampa
semangat. Rose bertekad untuk mendapatkan kembali buku masak tersebut. Dengan
Booke, Bibi Lily yang ambisius semakin tidak terkendali. Ia memasarkan produk
Bahan Sihir Lily, punya acara masak sendiri – 30 Menit Sihir Lily. Semua orang
tergila-gila akan masakan Lily. Keluarga Bliss merasa ini tidak bisa dibiarkan,
karena Lily akan menyalahgunakan Booke untuk kepentingannya sendiri.
Rose pun menantang Bibi Lily untuk berlaga di
Gala des Gáteaux Grands – sebuah turnamen masak-memasak internasinal di Paris.
Jika Bibi Lily kalah, maka ia harus menyerahkan Bliss Cookery Booke kembali ke
tangan Rose.
Tapi, keluarga Bliss harus menciptakan masakan
yang luar biasa untuk mengalahkan Bibi Lily dengan Bahan Sihir Lily-nya. Mereka
pun pergi mengunjungi kakek buyut mereka, Balthazar Bliss yang memiliki salinan
Bliss Cookery Booke tapi dalam bahasa Sassanian. Dan butuh waktu yang lama
untuk menerjemahkan resep-resep dalam buku tersebut.
Bersama-sama mereka pergi ke Paris, mengumpulkan resep-resep yang mereka
yakin bisa mengalahkan Bibi Lily. Tentu saja bahan-bahan yang dibutuhkan juga
bukan sekedar tepung, gula, telur, tapi sejumput sihir yang akan membuat
masakan tersebut jadi luar biasa. Mereka pun mencari Rahasia Senyum Monalisa,
Bisikan Kekasih, Rona sang Ratu, Harapan Hantu, Hujan Murni dari Puncak Eiffel,
bahkan demi mendapatkan Dentang Lonceng Notre Dame, Rose, Ty dan Sage Bliss
harus berdansa dengan para gargoyle penjangan lonceng Notre Dame.
Nah, sanggupkah Rose yang dibantu Ty sebagai
asistennya, mengalahkan Bibi Lily, yang dengan segala pesona dan sihirnya,
tentu saja tidak akan mau menyerah begitu saja?
Di buku kedua ini, terasa lebih ‘ramai’ dengan
tambahan beberapa tokoh, seperti Kakek Balthazar, Gus – si kucing dan Jacques,
tikus Perancis yang membantu mereka selama di Paris. Ditambah lagi dengan
kehebohan keluarga Bliss mencari bahan-bahan ajaib di sekeliling kota Paris.
Tapi, yang kurang menurut gue adalah justru di bagian masak-memasaknya. Ketika
Hari H kompetisi memasak, rasanya terlalu singkat diceritakan, ketegangan saat
Rose memasak terlewat jadi biasa aja. Bahkan Lily pun jadi terkesan ‘biasa’ aja
gitu. Yah, ini mungkin karena dia terlalu percaya diri, sementara Rose diliputi
rasa gak percaya diri dan juga rasa bersalah. Selalu down sebelum bertanding. Sepertinya
yang justru ditonjolkan di sini adalah kehebohan mencari bahan-bahan sihir yang
mereka butuhkan.
Tapi emang sih, petulangan Rose, Ty, Sage dan
Leigh, bersama Gus dan Jacques mencari
bahan-bahan ajaib itu yang memberi unsur ketegangan di dalam buku ini. Karena
ini bukan bahan biasa, tentulah harus ada trik-trik tertentu dalam
mendapatkannya. Meskipun kadang ngeselin dengan tingkah Ty yang selalu tebar-pesona.
Yang lucu di sini juga adalah si Leigh yang baru berusia 4 tahun, yang
tiba-tiba menjadi sosok yang dewasa gara-gara gak sengaja makan kue dengan
Bahan Sihir Lily di dalamnya.
Meskipun rada kurang nendang di buku kedua ini,
gue berharap petualangan di buku ketiga bakal lebih seru. Perebutan Bliss
Cookery Booke masih belum selesai. Sihir si buku biru ini masih tetap
menjanjikan. Buat gue ini adalah sebuah kisah fantasi yang berbeda, sederhana
dan manis.
Posting ini dibuat untuk diikutsertakan dalam
event Fun Year With Children’s Literature yang dihost oleh B’zee
0 comments:
Post a Comment