Friday, October 25, 2013

A Dash of Magic




A Dash of Magic (The Bliss Bakery Trilogy #2)
Sujatrini Lisa (Terj.)
Penerbit Noura (Mizan Fantasi) – Cet. I, Agustus 2013
300 Hal.
Untuk usia 11 tahun ke atas
(via @HobbyBuku)

Rosemary Bliss, merasa sangat bersalah karena Bliss Cookery Booke jatuh ke tangan Bibi Lily Le Fay. Sejak saat itu, Calamity Falls berubah, menjadi suram, sendu dan tampa semangat. Rose bertekad untuk mendapatkan kembali buku masak tersebut. Dengan Booke, Bibi Lily yang ambisius semakin tidak terkendali. Ia memasarkan produk Bahan Sihir Lily, punya acara masak sendiri – 30 Menit Sihir Lily. Semua orang tergila-gila akan masakan Lily. Keluarga Bliss merasa ini tidak bisa dibiarkan, karena Lily akan menyalahgunakan Booke untuk kepentingannya sendiri.

Rose pun menantang Bibi Lily untuk berlaga di Gala des Gáteaux Grands – sebuah turnamen masak-memasak internasinal di Paris. Jika Bibi Lily kalah, maka ia harus menyerahkan Bliss Cookery Booke kembali ke tangan Rose.

Tapi, keluarga Bliss harus menciptakan masakan yang luar biasa untuk mengalahkan Bibi Lily dengan Bahan Sihir Lily-nya. Mereka pun pergi mengunjungi kakek buyut mereka, Balthazar Bliss yang memiliki salinan Bliss Cookery Booke tapi dalam bahasa Sassanian. Dan butuh waktu yang lama untuk menerjemahkan resep-resep dalam buku tersebut.

Bersama-sama mereka pergi ke Paris, mengumpulkan resep-resep yang mereka yakin bisa mengalahkan Bibi Lily. Tentu saja bahan-bahan yang dibutuhkan juga bukan sekedar tepung, gula, telur, tapi sejumput sihir yang akan membuat masakan tersebut jadi luar biasa. Mereka pun mencari Rahasia Senyum Monalisa, Bisikan Kekasih, Rona sang Ratu, Harapan Hantu, Hujan Murni dari Puncak Eiffel, bahkan demi mendapatkan Dentang Lonceng Notre Dame, Rose, Ty dan Sage Bliss harus berdansa dengan para gargoyle penjangan lonceng Notre Dame.

Nah, sanggupkah Rose yang dibantu Ty sebagai asistennya, mengalahkan Bibi Lily, yang dengan segala pesona dan sihirnya, tentu saja tidak akan mau menyerah begitu saja?

Di buku kedua ini, terasa lebih ‘ramai’ dengan tambahan beberapa tokoh, seperti Kakek Balthazar, Gus – si kucing dan Jacques, tikus Perancis yang membantu mereka selama di Paris. Ditambah lagi dengan kehebohan keluarga Bliss mencari bahan-bahan ajaib di sekeliling kota Paris. Tapi, yang kurang menurut gue adalah justru di bagian masak-memasaknya. Ketika Hari H kompetisi memasak, rasanya terlalu singkat diceritakan, ketegangan saat Rose memasak terlewat jadi biasa aja. Bahkan Lily pun jadi terkesan ‘biasa’ aja gitu. Yah, ini mungkin karena dia terlalu percaya diri, sementara Rose diliputi rasa gak percaya diri dan juga rasa bersalah. Selalu down sebelum bertanding. Sepertinya yang justru ditonjolkan di sini adalah kehebohan mencari bahan-bahan sihir yang mereka butuhkan.

Tapi emang sih, petulangan Rose, Ty, Sage dan Leigh,  bersama Gus dan Jacques mencari bahan-bahan ajaib itu yang memberi unsur ketegangan di dalam buku ini. Karena ini bukan bahan biasa, tentulah harus ada trik-trik tertentu dalam mendapatkannya. Meskipun kadang ngeselin dengan tingkah Ty yang selalu tebar-pesona. Yang lucu di sini juga adalah si Leigh yang baru berusia 4 tahun, yang tiba-tiba menjadi sosok yang dewasa gara-gara gak sengaja makan kue dengan Bahan Sihir Lily di dalamnya.

Meskipun rada kurang nendang di buku kedua ini, gue berharap petualangan di buku ketiga bakal lebih seru. Perebutan Bliss Cookery Booke masih belum selesai. Sihir si buku biru ini masih tetap menjanjikan. Buat gue ini adalah sebuah kisah fantasi yang berbeda, sederhana dan manis.

Posting ini dibuat untuk diikutsertakan dalam event Fun Year With Children’s Literature yang dihost oleh B’zee

 

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang