The Unlikely Pilgrimage of Harold Fry
Rachel Joyce @ 2012
Black Swan - 2013
383 hal
(Times Travel – Terminal 2 Changi Airport, Singapore)
Harold Fry, seorang pria berusia 60 tahun,
menikmati masa-masa pensiun di rumah yang sudah ia tempati bersama istrinya,
Maureen, sejak ia menikah di Kingsbridge. Kehidupan yang tenang, terlihat dari
luar tampak harmonis. Meskipun tidak demikian dengan kondisi yang dialami oleh
pasangan senja ini. Mereka sudah tidur berpisah kamar sejak lama, pembicaraan
di antara mereka terkesan basa-basi, seperti hanya sebuah kebiasaan dan tanpa
emosi.
Sepucuk kartu pos yang datang di pagi hari dari
mantan rekan kerja Harold bernama Queenie Hennessy. Isi yang singkat,
mengabarkan bahwa Queenie sedang sekarat tapi membuat Harold terkejut. Yah,
mengingat mereka sudah lama tidak saling bertukar kabar. Ia pun memutuskan
untuk segera mengirimkan kartu pos balasan. Di hari yang sama ia pergi ke
menuju kotak surat
terdekat. Tapi, dalam perjalanannya, tiba-tiba ia memutuskan untuk pergi
menemui Queenie di Berwick dengan berjalan kaki. Ada sesuatu yang harus Harold sampaikan
secara langsung kepada Queenie. Tanpa persiapan apa pun, hanya dengan pakaian
yang melekat di badan, membawa uang yang secukupnya, tak membawa telepon
seluler, peta atau pun perlengkapan lainnya.
Harold mengabarkan Maureen tentang rencananya
ini. Tapi, yah, mendapat sambutan yang dingin, meskipun dalam hati, Maureen
juga terkejut. Perjalanan yang harus ditempuh Harold sangat jauh. Pada awalnya,
ketika uang masih cukup, ia akan menginap di penginapan yang ia temui, makan
secukupnya. Tapi lama-lama, Harold memilih untuk tidur dalam kantong tidur di
alam terbuka, makan dari apa yang ia temui di sekitarnya. Badan lelah, kaki
lecet dan terluka.
Perjalanan ini membawa banyak perubahan pada
Harold dan Maureen. Di usia yang senja, menempuh perjalanan dengan berjalan
kaki ke sebuah kota
yang letaknya di perbatasan antara Inggris dan Skotlandia. Harold dan Maureen
sama-sama banyak merenung tentang hubungan mereka, tentang apa yang terjadi
dalam kehidupan pernikahan mereka, tentang anak mereka, David. Harold juga
bilang, dengan berjalan kaki, ia bisa melihat sekitarnya, yang mungkin
terlewati jika kita berjalan terburu-buru atau dengan kendaraan.
Harold adalah tipe orang yang gak tegaan dan
sangat sopan. Ia akan menjawab apa pun pertanyaan orang, memenuhi permintaan
orang lain, dan ia gak suka jadi pusat perhatian. Masa lalunya yang membentuk
pribadi Harold menjadi seperti ini. Dalam perjalanan, Harold bertemu dengan
banyak orang yang simpati dan banyak menawarkan bantuan untuk Harold. Tapi, ada
juga orang-orang yang ingin menemani Harold tapi malah membuat ‘rusuh’ Ia
senang mendapatkan teman seperjalanan, tapi pada akhirnya justru kesendirian
yang membuat ia tenang. Publikasi besar-besaran malah dinikmati oleh orang
lain.
Tokoh Harold Fry, adalah tokoh yang mampu membuat
pembaca simpati. He was such a sweet old man. Dia gak mau mengecewakan orang,
membuat orang gak enak, dan sepertinya nih, bakalan manis banget kalau sama
perempuan. Liat aja, di perjalanan, ia sempat membeli berbagai souvenir untuk
Queenie dan Maureen. Padahal kalo dipikir-pikir, udah deh, waktu ada tawaran
buat naik mobil atau kendaraan lain biar cepat sampai, kenapa juga gak
diterima. Gak perlu nyusah-nyusahin diri sendiri. Tapi, bukan itu yang dicari
sama Harold, perjalanannya seolah jadi perjalanan rohani yang memberi inspirasi
pada banyak orang. Banyak yang mengira bahwa Harold dan Queenie mempunya
hubungan romantis, hingga Harold keukeuh melakukan perjalanan panjang itu.
Buku ini sederhana, tapi kaya’nya ada sesuatu
yang bikin hati rasanya adem dan hangat pas bacanya (aih… apa sih ini kalimat
gue?) Tentang seseorang yang begitu ngebela-belain jalan kaki… jauh… demi
kalimat yang simple, tapi bakal bikin hidupnya damai setelah misinya tuntas. Ada banyak yang bisa
dipelajari dari sosok Harold Fry ini, tentang sabar – ini udah pasti, karena
kalo gak sabar, gak bakalan deh, perjalanan dari ujung ke ujung itu selesai,
dan gak akan ia memilih jalan kaki kalau gak sabaran. Tentang mema’afkan dan
berdamai dengan masa lalu. Tentang cinta dalam pernikahan yang senantiasa harus
dijaga. Lalu, seperti yang Harold bilang, terkadang karena terlalu sibuk,
banyak hal-hal kecil di sekitar kita yang terlewati.
Selain itu, gue suka dengan ilustrasi sederhana
yang mengawali setiap bab.
Tau gak sih, tadinya ya, waktu baca sinopsis di
cover belakang, gue bikin ini bakal jadi
novel science fiction atau fantasi atau yang rada absurd, soalnya ditulis, “When Harold Fry leaves home one morning to
post a letter, with his wife hovering upstairs, he has no idea that he is about
to walk from one end of the country to the other.” Hihihi… kurang ‘nyimak’
ini judulnya. Tapi, gue menutup buku ini dengan puas. Maklum, kalo baca buku
yang masuk ke dalam nominasi award apa gitu, suka ‘parno’ duluan, takut kalo
bukunya bikin ngantuk dan berakhir aneh. Hehehe..
The Unlikely Pilgrimage of Harold Fry menjadi
salah satu buku yang masuk nominasi Man Booker Prize 2012, dan ini adalah novel pertama Rachel Joyce.
10 comments:
Hadeeeuuhh udah lama banget penasaran sama buku ini fer.. Hiks.. Kapan kebacanya nih.. x.x
masuk di wishlist gue niih...kalo nggak kesampean, mau pinjem aja kapan2 hihihi...harold oh harold, bikin penasaran ajaaaa
Jadi penasaran mbak.
hihihi.. pada penasaran sama cerita Opa Harold
Aaa....masih di timbunan bukunya. Baca review mbak Fer jadi pengen bongkar timbunan
Oh ini masuk nominasi Man Booker ? sdh sempat pegang2 di tobuk, ali pertama suka sama covernya :D
wah kudu balik beli deh (nungguin sale akhir tahun)
dari cover kupikir thriller horor gitu mbak. ternyt bukan ya XD
wah, tampak keren bukunya... reviewnya sukses bikin penasaran :)
@Dewi: ayo baca, kasian Opa Harold ditimbun terus
@Mbak Maria: awalnya aku gak tau kalo ini masuk jadi salah satu Man Booker..
@Vina: aku juga mikir ini tadinya cerita fantasi
@bzee: tambah satu lagi yang penasaran :)
Aku beli buku ini juga gara-gara judul Fer, cover dan judulnya unik, tapi dataaar gitu ya, hehe. Udah baca belum review malah udap diswap ;p
Post a Comment