Tuesday, December 11, 2012

Beautiful Mistakes





Beautiful Mistakes
Sefryana Khairil & Prisca Primasari
Gagas Media
512 hal
(Pinjam sama Pipit)

Cerita pertama – Dreamland (Sefryana Khairil)

Nadine sakit hati karena kekasihnya membatalkan rencana pernikahan mereka. Ia pun memilih menenangkan diri di Bali, bersama kedua sahabatnya. Di sebuah café, ia melihat seorang bartender sedang menunjukkan kebolehannya meracik minuman. Rasa tertarik membuatnya ingin mengenal lebih jauh pria bernama Fajar itu.

Sementara Fajar, juga menyembunyikan sebuah luka, yang membuatnya takut menjalin hubungan baru. Ia belum bisa melupkan kenangan akan almarhumah istrinya.


Cerita kedua – Chokoreto (Prisca Primasari)

Akai Fukuke terpaksa menyimpan mimpinya untuk jadi pianis demi merawat ayahnya dan membantu di toko minuman cokelat milik keluarganya. Akai ini ‘clumsy’ banget, sering mecahin gelas-gelas yang di toko itu.

Yuki Akihara, tetangga Akai, yang sering mampir ke Chokoreto. Diam-diam sih, keduanya suka saling memerhatikan. Yuki ini juga belajar piano, alunan suara piano ketika Yuki latihan, membuat Akai semakin tertarik.

Yuki ingin jadi penulis, tapi ia takut untuk tampil di muka umum, karena trauma yang disebabkan saat ia sekolah.

Tapi, Yuki dan Akai, saling memberi semangat satu sama lain. Berjuang bersama untuk meraih mimpi-mimpi mereka dan mengalahkan rasa takut dan kekhawatiran lain.

-----

Hmmm…hmmm…. Mungkin nih karena abis baca ‘Sweet Nothings’, gue jadi masih terbayang karakter Saskia dan Harsa saat gue membaca Dreamland. Soalnya gue merasa ada kemiripan karakter dengan Nadine dan Fajar . Kalo di Sweet Nothing, Saskia yang kehilangan pasangannya, di sini Fajar yang istirnya meninggal. Lalu, antara Harsa dan Nadine sama-sama ditinggalkan kekasihnya yang memilih menikah dengan orang lain.

Saskia dan Fajar sama-sama menutup diri untuk menjalin hubungan baru, sedangkan Harsa dan Nadine keukeuh kalau mereka bisa membuat Saskia atau bahagia dengan hubungan yang baru.

Lalu, Harsa dan Fajar juga digambarkan memilih (akan) pergi ke luar negeri, demi melupakan Saskia/Nadine.

Yah… lagi-lagi, gue merasa ‘biasa’ aja. Setting di Bali, gak membantu cerita ini untuk  jadi ‘lebih’ berkesan buat gue.

Dan, untuk cerita kedua, lagi-lagi Prisca Primasari memilih setting di luar negeri dengan tokoh yang asing. Kali ini, ia memilih tokoh dari Jepang. Di setiap cerita Prisca Primasari, pasti terselip musik klasik dan tokoh dari Rusia.

Buat gue, cerita ini simple… tokohnya juga gak macem-macem. Semua mengalir aja dan tenang. Aduh, lagi-lagi, gue membayangkan secangkir cokelat hangat, pasti sedap banget diminum pas lagi hujan… Hmmm…

Tapi, kenapa Prisca selalu memilih luar negeri ya? But still, I love Prisca’s story better than the first one.

Kesamaan dari dua cerita ini, adalah semua tokoh punya masa lalu yang sedikit banyak membuat rasa takut untuk bikin langkah selanjutnya, mereka semua punya mimpi, karakternya yang satu ceria, yang satu tertutup – dua karakter ini ada pada dua tokoh utama di masing-masing cerita. O ya, dua cerita ini sama-sama punya minuman yang jadi andalan: Dreamland dan Stravinsky Berrychoco.


Note to myself:
Jangan baca buku jenis seperti ini secara berurutan, kalo gak pas sama selera, bawaannya malah jadi kesel, gak puas dan pengen kasih kritik aja.

2 comments:

astrid said...

kayaknya pas baca sinopsis cerita kedua kok jadi keingetan komik jepang macam salad days ya? (jadi kangen baca salad days). anyway bener fer, baca buku sejenis ini mending jangan berturutan, jadinya suka jenuh karena tone nya mirip =)

ferina said...

@astrid: hmmm.. belum pernah baca salad days... jadi pengen baca komik jepang :D

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang