The Reader (Des Vorlesser - Sang Juru Pembaca)
Bernard Schlink
Fransiska Paula Imelda Alexandria Tobing (Terj.)
Elex Media Komputindo, 2012
227 Hal.
Michael Berg, seorang anak laki-laki berusia 15
tahun – waktu dia lagi sakit dan iseng jalan-jalan, tiba-tiba dia lemas dan
muntah-muntah di jalan. Dia ditolong oleh seorang perempuan berusia 30 tahun,
yang mau repot-repot gantiin baju, nyiram bekas muntah dan mengantar dia sampai
ke rumah. Sama ibunya, Michael disuruh datang ke rumah perempuan itu dan mengucapkan
terima kasih.
Nah, di rumah perempuan itu, yang kemudian
diketahui bernama Hanna Schmitz, Michael disuruh duduk-duduk, dan gak sengaja
deh Michael ngeliat Hanna yang lagi ganti baju. Sebagai anak yang beranjak
dewasa, deg-degan dong ngeliat pemandangan kaya’ gitu. Ehh… besoknya, Michael
datang lagi deh ke rumahnya si Hanna – penasaran gitu ceritanya. Dan
berakhirlah kunjugan hari itu dengan acara mandi dan bobo’ bersama. Nyaris setiap harilah, akhirnya
sepulang sekolah Michael mampir ke rumah Hanna dan mengulang ‘ritual’ itu.
Belakangan, Hanna minta dibacain cerita sama Michael, maka sebelum tambah
satulah kegiatan mereka sebelum melakukan yang satu itu.
Ok baiklah, bagian pertama dalam buku ini membuat
gue hampir merasa gak sanggup nerusin buku ini. Masa’ sih isi ceritanya cuma
bolak-balik perjalanan ke rumah Hanna dan baca-mandi-bobo’?
Tapi masuk ke bagian kedua dan lanjut ke bagian
3, ternyata mulai menarik. Di mana, Hanna pergi secara misterius gak tau ke
mana, dan Michael mulai jadi mahasiswa di sebuah sekolah hukum. Michael bertemu
Hanna lagi di sebuah pengadilan, ketika Hanna menjadi terdakwa dalam sebuah
kasus pembakaran sebuah gereja yang isinya adalah orang-orang Yahudi.
Dari sini, baru Michael tahu, alasan Hanna selalu
minta dibacakan buku oleh Michael dan ketika Hanna dinyatakan bersalah, Michael
merasakan ada sesuatu yang gak beres dan sedikit ‘gemas’ karena Hanna pasrah
aja menerima keputusan yang berat, sementara sesama terdakwa lain mendapatkan
hukuman yang lebih ringan.
Pilihan tema Baca Bareng BBI bulan Maret ini
sungguh membuat gue ‘galau’ – baik untuk Oprah’s Book Club dan buku Puisi.
Nyaris mendekati akhir bulan gue gak tau mau baca apa – meskipun gue punya buku
Love in Time of Cholera, tapi gue gak yakin bisa menyelesaikan buku itu. Sampai
akhirnya gue memutuskan untuk nyari di Reading Walk, dan ketemu lah buku ini.
Memang sih, buku ini lumayan tipis, tapi, gue
udah siap-siap ‘menghadapi’ sebuah alur cerita yang lamban dan ‘sepi’. Buku ini
bercerita dari sudut pandang Michael – bagiakan sebuah buku harian, Michael
bertutur dengan semua perasaannya terhadap Hanna, bagaimana ketika mereka
berpisah, Michael masih saja terobsesi dengan sosok Hanna. Michael tahu
hubungan mereka ‘tak pantas’, makanya ia takut bercerita kepada teman dan
keluarga tentang hubungan mereka. Tapi, ada rasa bersalah dalam diri Michael,
seolah ia malu dan tak mau mengakui hubungan mereka. Hal ini jadi beban dalam
diri Michael, terbawa dalam fase kehidupan Michael selanjutnya.
Sementara Hanna, gak banyak yang diketahui
tentang latar belakang dirinya. Apa yang diketahui tentang Hanna, bisa disimak
lewat penuturan Michael. Jadi ya, kita gak tau, sebenernya Hanna itu gimana.
Apa dia juga cinta sama Michael, seperti Michael yang jatuh cinta berat sama
Hanna?
Sebuah hal yang sangat berarti, ketika Hanna
dipenjara, Michael kerap mengirim kaset-kaset untuk Hanna yang berisi rekaman
suara Michael yang membaca sebuah buku. Hingga akhirnya, Hanna berhasil mengirim
surat dengan
tulisan “Jungchen,
cerita terakhir bagus sekali. Terima kasih, Hanna.” Tanda sebuah perjuangan yang dilakukan oleh Hanna untuk
mengatasi kekurangan yang dimilikinya.
Submitted for:
-
Baca
Bareng BBI bulan Maret 2014 – tema: Oprah’s Book Club
8 comments:
Sepertinya banyak ya yang memilih untuk baca buku ini.
mungkin ketika sudah sampai bagian mengirimkan kaset ke penjara, dikasih judul kecil The Speaker ya mbak, hehehe
Baru baca filmnya, banyak bobo-bacanya, haha
ih banyak yang baca buku ini, jadi gemes pengen baca >,<
buku ini paling banyak direview bulan ini :D gw belum pernah baca fer, baru nonton filmnya, bagus sih filmnya tapi kayaknya sudut pandang di buku lebih banyak ke si michael ya?
film nya keren banget, bukunya malah belum baca :)
@Astrid, Indah, Cei: banyak yang baca, mungkin karena udah nonton kali ya. jadi lebih gampang dibayangin... tapi aku sih belum nonton
@Bang Epi: ya tuh.. harusnya ada part 2 judulnya 'The Speaker'
@Bzee, Mbak Riana: aku malah belum nonton
Kalo di buku aslinya dipanggil kid, diterjemahin jadi jungchen..kok jauh ya x_x
Post a Comment