Peter Nimble and His Fantastic Eyes (Peter Nimble dan Mata Ajaib)
Jonathan Auxier @ 2011
Rosemary Kesauly (Terj.)
GPU, February 2014
432 hal.
(Birthday gift)
Peter Nimble, seorang anak laki-laki buta berusia
10 tahun. Konon kabarnya, ia ditemukan terapung-apun di dalam sebuah keranjang
ketika masih bayi di tengah laut. Seekor burung gagak mematuk kedua matanya,
hingga akhirnya ia buta. Karena itu, ketika beranjak besar, Peter Nimble trauma
dengan air dan burung gagak. Oleh warga setempat, ia dibawa ke panti asuhan.
Tanpa ada yang mengawasi, mengasuh dan
menjaganya, sejak kecil Peter Nimble terbiasa berusaha sendiri memenuhi segala
kebutuhannya. Peter bukan anak nakal, tapi tak ada cara lain baginya untuk
mendapatkan pakaian atau makanan selain dengan cara mencuri. Saking gesitnya,
ia tak pernah tertangkap. ‘Bakat’ ini diketahui oleh Mr. Seamus, yang kemudian
mengajaknya tinggal bersama dan melatih
Peter untuk membuka berbagai macam gembok atau kunci. Siang hari, Peter harus
mencuri makanan di pasar dan malam hari, ia harus masuk ke rumah-rumah, mencuri
berbagai barang berharga untuk dijual oleh Mr. Seamus yang licik itu.
Tak bisa melihat membuat indra penciuman dan
pendengaran Peter Nimble sangat tajam. Keahlian yang sangat berguna, yang
mempertemukan Peter Nimble dengan seorang pedagang keliling ketika ia sedang
disuruh mencuri oleh Mr. Seamus. Dari hasil mencuri pedagang keliling bernama
Mr. Pound itu, Peter mendapatkan sebuah Kotak Ajaib berisi 3 pasang mata, yang
membawanya pada petualangan yang menakjubkan dan mengubah hidupnya.
Mata pertama, mata emas, membawa Peter Nimble
bertemu dengan Profesor Cake, di mana sebuah petualangan seru dan menegangkan
menanti Peter. Peter harus menyelamatkan sebuah Kerajaan yang Lenyap dari
kekuasaan Raja Palsu, di mana ia ditemani Sir Tode, seorang ksatria yang
dikutuk jadi kucing-kuda.
Buku ini keren.. keren.. dan keren… Suka.. suka
dan suka… Karena banyak bagian yang bisa dijelajahi bersama Peter Nimble dan
Sir Tode yang bikin gue gemes. Di awal keduanya suka bertengkar, tapi seperti
kata Profesor Cake, pertemanan yang abadi justru diawali dengan pertengkaran
dan sesekali diisi dengan perbedaan pendapat, bukan dengan kata-kata yang
selalu manis.
Sebuah dunia lain yang penuh gurun pasir, istana
yang bersih mengkilat dan sempurna, serta terowonga bawah tanah yang gelap
gulita dan bau, menjadi tempat-tempat yang penuh imajinasi dengan burung gagak
dan kera yang bisa bicara.
Menunggu apa yang terjadi dengan Peter dan 3
pasang bola mata ajaibnya itu menjadi sebuah hal yang menegangkan dan bikin
penasaran.
Layaknya anak usia 10 tahun, meskipun cerdik,
cerdas dan lincah, Peter Nimble tetaplah anak yang terkadang bertindak dulu
tanpa memikirkan akibatnya, sesekali juga mudah tersinggung dan emosional.
Cocok berdampingan dengan Sir Tode, yang karena memang usianya lebih tua, maka
ia lebih bijaksana, selalu mendorong Peter untuk lebih berani.
Meskipun sih tokoh utamanya kaya’nya bukan hal
yang baru ya, anak laki-laki, yatim piatu, dan ternyata punya latar belakang
yang mengejutkan (atau dirinya yang sekarang ya, gak seharusnya kaya’ begini) –
ada satu bagian, di mana pembaca bisa langsung menebak, siapa Peter Nimble
sesungguhnya, tapi tetap aja, buku yang
satu ini tetap menarik untuk dituntaskan.
Kalau berbicara soal cover, lagi-lagi, karena
latar belakangnya putih itu, memperkuat ilustrasi yang ada di cover tersebut.
Tapi, entah kenapa gue merasa cover versi terjemahan ini terlalu ‘ceria’. Cover
versi asli yang berlatar warna biru kehijau-hijauan yang gelap itu, lebih cocok
dengan karakter Peter Nimble, yang sering ‘bergerak’ di saat malam hari itu.
Plus burung gagak yang berterbangan, yang juga jadi tokoh penting di buku ini.
Submitted for:
-
Lucky No. 14 Reading Challenge – category: Freebies Time
-
New Author Reading Challenge 2014
-
Young Adult Reading Challenge 2014
-
Children Literature Project
0 comments:
Post a Comment