Tuesday, January 21, 2014

Lost Man’s Lane



 

Lost Man’s Lane: A Second Episode in the Life of Amelia Butterworth

(Lost Man’s Lane: Rumah Tua, Kereta Hantu dan Jalan Penuh Misteri)

Anna Katherine Green
Selviya Hanna (Terj.)
Visi Media – Juli 2013
380 Hal.

Kembali Miss Amelia Butterworth diminta bantuan oleh Mr. Gryce dari kepolisian. Kali ini kasusnya menyangkut misteri lenyapnya beberapa orang di ujung jalan di sebuah desa yang terpencil. Untuk melakukan penyelidikan tersebut, Miss Butterworth harus meninggalkan kenyaman kehidupannya di kota New York dan pergi ke kota X. Kebetulan di Kota X itu juga tempat kawan lama Miss Butterworth, mendiang Althea Knollys tinggal. Sudah lama Miss Butterworth berjanji untuk berkunjung, tapi sampai Althea meninggal, keinginan itu belum terlaksana. Jadi, kebetulan deh, ada alasan untuk berkunjung ke kota X tanpa dicurigai sedang menyelidiki sebuah kasus.

Sambutan yang dingin datang dari anak-anak Althea – Lucetta yang mudah gugup, Loreen, perempuan yang tampak lebih tegas dan selalu sibuk dan William, sosok yang sangat tidak ramah dan cenderung kasar. Terlebih lagi, keluarga Knollys tinggal di jalan misterius itu.

Sejak malam pertama Miss Butterworth tinggal di rumah tua itu, ada berbagai keanehan dan hal yang mencurigakan. Misalnya Miss Butterworth yang ditempatkan di kamar yang sangat jauh dari ruang utama, pintu kamar yang dikunci dari luar, ditemukan tanda-tanda prakter yang illegal dan sikap ketiganya yang aneh.

Jadi, apakah anak-anak Mrs. Knollys punya peranan dalam lenyapnya orang-orang tersebut? Lalu, siapa sebenarnya sosok Bunda Jane – perempuan tua yang hidup sendiri, Mr. Thorm yang ramah-tamah dan sanggup membuat Miss Butterworth jadi malu-malu atau Deacon Spear, duda kaya raya yang misterius?

Amelia Butterworth adalah sosok perempuan lajang yang mandiri. Ia tidak keberatan dengan statusnya yang masih single, ia punya ketetapan hati dan punya tekad. Kalau dia penasaran sama sesuatu, maka ia akan segera mencari tahu, biar tuntas rasa penasarannya. Yang lucunya, meskipun Mr. Gryce yang minta bantuan Miss Butterworth, tapi suka jadi ‘saingan’ gitu. Mereka kerap berdiskusi, tapi suka kadang-kadang gak mau ngalah. Tapi, serunya, nih dari hasil diskusi mereka, akan muncul hal-hal baru yang bikin seseorang yang awalnya dicurigai, malah berganti ke tokoh lainnya.

Novel ini sendiri bernuansa gelap, mulai dari judul dan covernya yang bikin jadi rada horror. Ditambah dengan mitos yang beredar di masyarakat tentang kereta hantu, atau orang tua yang patah hati karena anaknya kawin lari.

Hmmm.. ada bagian-bagian yang menurut gue rasanya terlalu bertele-tele, ya khas novel klasik kali ya. Tutur kata yang penuh basa-basi. Dan satu terjemahan yang rada aneh menurut gue, yaitu sebutan ‘Bunda Jane’, ketika tokoh lain disebut dengan Miss, Mister atau Madam, kenapa harus muncul ‘Bunda’? Gue gak tau sih aslinya gimana, tapi gue akan lebih sreg kalau gak usah diterjemahkan seperti yang lainnya, atau dengan sebutan Mama Jane mungkin, atau Mother Jane.


Submitted for:





 

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang