Will Grayson, Will Grayson
John Green & David Levithan @ 2010
Speak, 2011
310 hal.
Will Grayson: berteman dengan Tiny Cooper – cowok
yang tidak malu-malu ‘memplokamirkan’ dirinya sebagai gay, sempat membuat Will
dijauhi oleh teman-teman satu sekolahnya yang lain gara-gara hal ini. Tapi,
Will sendiri cowok normal, beda dengan Tiny – yang meskipun namanya Tiny,
postur tubuhnya tidaklah ‘seimut’ namanya. Tiny Cooper adalah remaja yang ceria
dan super pe-de, rasanya dunia Tiny selalu berwarna.
will grayson: cowok gay, tidak terlalu populer di
sekolah, punya teman di dunia maya bernama Isaac. Suatu hari, mereka berencana ‘kopi
darat’.
Dalam sesi yang seharusnya jadi kopi darat
itulah, kedua Will Grayson bertemu di sebuah porn stor. Will Grayson ada
di sana karena gak tau mau ke mana lagi sembari
menunggu Tiny dan Jane nonton sebuah konser, sementara will grayson, ada di sana karena di tempat
itulah Isaac berjanji akan menemuinya. Well.. malam itu jadi malam yang sangat
menyebalkan untuk mereka berdua.
Tiny Cooper membuat hidup kedua Will Grayson
berubah. Sebagai seorang sahabat bagi
Will Grayson dan juga seorang ‘kekasih’ bagi will grayson.
Unik… itu menurut gue ketika gue selesai membaca
buku ini. 3 tokoh utama dengan karakter yang berbeda, tapi mempunyai inti yang
sama - yaitu pencarian jati diri seorang
remaja, yang menuntut pengakuan dan penghargaan dari dunia luar. Dua penulis
yang berkolaborasi, dengan gayanya masing-masing, tapi berhasil membuat suatu
novel yang utuh.
Cara penulisan Will Grayson bagian John Green
dengan bagian David Levithan juga dibedakan. Bagian John Green, nama ditulis
dengan huruf besar – Will Grayson, penulisan juga normal. Sementara bagian
David Levithan, ditulis dengan huruf kecil – will grayson, menurut gue, semakin
menunjukkan karakter dari will grayson, yang agak kurang pe-de, lebih suka ‘bersembunyi’
di dunia maya, dan juga rada tertutup.
Awalnya, gue sempat nyaris putus asa baca buku
ini, sedikit flat di bagian awal, gue nyaris sebal dengan Tiny Cooper yang ‘mendominasi’
bagian Will Grayson. Sehingga, Will Grayson tertutup di balik Tiny Cooper yang
besar itu. Dan… astaga… gue jadi membayangkan Tiny Cooper seperti Ivan Gunawan…
yang semakin lama, gue semakin gak rela dengan bayangan gue itu. Tapi, ke
belakang, Tiny Cooper berhasil menarik simpati gue… dengan curhatnya ke will
grayson di ayunan… ooo… ternyata hidupnya gak seindah dan seceria sikap yang
selama ini ditampilkan.
Tokoh-tokoh dalam novel ini sederhana, seperti
tokoh yang dekat dan mungkin ada di antara teman-teman kita (atau mungkin mirip
dengan gue sendiri), Willl dan will, mereka berdua gak mau dunia tahu
permasalahan mereka, mereka tertutup, beda dengan Tiny yang sampai bikin drama musikal
tentang kehidupan pribadinya. Ada
ups and downs dalam hubungan persahabatan dan juga percintaannya. Ada juga cerita tentang
keluarga Will dan will, dan juga bagaimana Tiny yang terbuka dengan pilihan
kehidupan seksualnya.
Bintang di goodreads cukup tinggi, rata-rata
kasih bintang 4 – 5 untuk Will Grayson, Will Grayson. Tapi, kenapa akhirnya gue
pun ikut ‘tergerak’ membaca buku ini, tak lain karena, pertama, gue ‘terpengaruh’
sama beberapa tweet dari Ika Natassa atau Amrazing, yang bilang It’s a must
read. Apalagi, dalam program LitBox, buku ini jadi salah satu pilihan Ika
Natassa. Dan ternyata, di buku ini bertaburan quote-quote keren dan ‘menyentuh’
hati…
Endingnya sih manis…. Tapi… hmmm.. kenapa ada
adegan yang rada-rada sinetron sih… :D, tapi… so far… buku ini masuk sebagai
buku favorit gue…
Will Grayson… will grayson … Tiny Cooper …. I
appreciate you
Submitted for:
1 comments:
Waduh! Ivan Gunawan?
o_O
Tapi aku juga sih Mbak. Kalo aku malah ngebayanginnya cowok kulit item yang waktu itu ikut audisi Glee.
Ga terlalu menikmati baca buku ini T.T
Post a Comment