Friday, November 29, 2013

The Husband’s Secret




The Husband’s Secret
Penguin Books
416 hal
(via Bali Books)


Some secrets are meant to stay secret forever. Just ask Pandora.



Pernah dengar yang namanya Kotak Pandora? Dalam mitologi Yunani, Pandora adalah perempuan pertama yang diciptakan oleh Zeus. Pandora ini dinikahkan dengan Ephimetheus, saudara dari Prometheus yang dihukum karena membocorkan rahasia api milik para dewa. Sebagai hadiah, Zeus memberikan sebuah kotak yang indah dengan syarat, Pandora tidak boleh membuka kotak tersebut. Yah, tapi sesuatu yang dilarang kadang bikin penasaran, jadilah kotak itu dibuka. Dan akibatnya… segala keburukan pun menyebar dan menyerang umat manusia.

Yah, begitulah kira-kira sekilas info yang gue dapat dari om Wiki dan hasil browsing ke beberapa blog.

Nah, begitu deh, kadang-kadang manusia, udah dibilang jangan dibuka, jangan diliat, tapi justru malah makin penasaran. Kejadian yang sama dengan Cecilia Fitzpatrick waktu dia menemukan sebuah amplop yang sudah menguning dengan tulisan ‘to be opened only in event of my death’ Hmmm … begitu justru begitu menggoda untuk dibuka kan? Apa isi surat itu? Rahasia apa?

Sementara itu, Rachel Crowley, seorang perempuan yang di hari tuanya masih berduka karena kematian anak perempuannya, Janie. Selama ini ia tak pernah tahu siapa pembunuh anaknya dan apa motifnya. Meskipun ia mencurigai salah satu rekan kerjanya, yang juga dulu adalah teman Janie, bernama Connor Whitby, karena dialah orang yang diketahui terakhir terlihat bersama Janie.

Tess O’Leary, kembali ke rumah ibunya, untuk menjauhkan diri dari Will, suaminya, yang mengakui punya affair dengan sepupunya, Felicity.

Buku ini bercerita tentang 3 perempuan dengan rahasia mereka masing-masing. Seperti Desperate Housewives, di mana tiap tokoh tampak sempurna di luar, tapi menyimpan aib, masalah, duka dan rahasia sendiri-sendiri. Tokoh Cecilia Fitzpatrick mengingatkan gue sama Bree , sosok perempuan sempurna – ibu yang sigap, istri yang sempurna, sukses dengan karirnya sebagai agen Tupperware, supel, kreatif, suami yang tampan – yang konon semasa mudanya juga jadi calon menantu idaman para orang tua … duh, lengkaplah sebenarnya. Tapi, ketika ‘badai’ datang ke dalam keluarga sempurna mereka, Cecilia harus menutupi, menambal setiap retak yang diakibatkan oleh masalah itu.

Lalu Rachel Crowley, sosok nenek yang hangat, tapi rapuh. Ia berduka sendiri, menutup diri, berusaha ikhlas tapi toh masih menyimpan dendam. Tak pernah mema’afkan orang yang sudah membuatnya kehilangan anak perempuan satu-satunya. Dan sekarang, anak laki-lakinya, Rob pun berencana pergi jauh, ikut istrinya pindah ke New York.

Tess O’Leary – menjauh dari suami, justru kembali terjebak clbk dengan mantan pacarnya. Semudah itu berpaling, mencari pembenaran atas sikapnya sebagai ‘balasan’ untuk perbuatan suaminya.

Semua tokoh punya kisah sendiri-sendiri, meskipun mereka pernah saling mengenal di masa lalu mereka, meskipun tidak akran, tapi sebenarnya mereka punya kisah, rahasia yang saling terkait satu sama lain. Pada akhirnya, ada sebuah pertanyaan ‘what if?” seandainya begini… pasti kejadiannya akan lain’ Tapi, toh sebuah penyesalan selalu datang terlambat … ada yang jadi korban tapi ada juga yang akhirnya mendapatkan sebuah kebenaran.

Membaca buku ini, bikin perasaan ‘jungkir balik’. Mencoba berpihak pada yang satu, menyalahkan tokoh lain, tapi toh, mereka punya alasan masing-masing atas apa yang mereka lakukan. Ada bahagia, ada rasa pahit dan getir. Bikin perut diaduk-aduk gak karuan.

Buku karangan Liane Moriarty ini mendapatkan rating yang tinggi di goodreads. Thanks to Mia yang udah merekomendasikan buku ini. Dan jarang banget (atau malah belum pernah ya), gue baca buku karya dari penulis asal Australia dan ternyata gak kalah keren dengan penulis Amerika atau Inggris.

Carrie






Stephen King @ 1974
Gita Yuliani K. (Terj.)
GPU – Oktober 2013
256 Hal.
(via @HobbyBuku)

In Every Neighborhood
There is one family
With a secret
No one talks about

Carrie, gadis berusia 16 tahun yang selalu jadi bahan olok-olokan di sekolah. Semua orang memperlakukan Carrie dengan sangat kejam, lewat perbuatan atau kata-kata. Di usia 16 tahun, ia mendapatkan haid yang pertama, Carrie kaget. Ibunya sama sekali tidak pernah mempersiapkan Carrie untuk masalah yang satu ini.

Perlakukan ibu Carrie di rumah juga tidak membantu sama sekali. Margaret White, adalah seorang penganut Kristen yang fanatik. Baginya kelahiran Carrie adalah sebuah dosa besar, dan jika Carrie mengatakan sesuatu yang berhubungan dengan masalah duniawi, Margaret langsung memintanya berdoa, mengaku dosa dengan kata-kata yang ekstrim. Padahal, terkadang Carrie ingin menjadi gadis normal, seperti teman-temannya yang lain,  bergaul dengan wajar tanpa jadi bahan ejekan dan dicap gadis aneh.

Salah satu kemampuan Carrie, adalah kemampuan telekinetis, yaitu kemampuan memindahkan benda-benda hanya dengan pikirannya. Yang pada akhirnya menciptakan sebuah malapetaka di kota kecil tempat ia tinggal, Chamberlein.

Di malam prom yang harusnya jadi kenangan indah untuk Carrie dan juga teman-temannya, berubah menjadi malam yang akan memberikan mimpi buruk bagi warga kota yang masih hidup.

Kalo ngeliat buku-buku Stephen King, yang terbayang pasti kisah-kisah horor berhantu, padahal ya, ternyata gak juga koq. Tepatnya adalah sebuah ‘teror’, atau beliau berhasil menciptakan sebuah suasana, keadaan di mana kita – atau paling gak gue sebagai pembaca merasa ‘tertekan’, merasakan situasi yang menegangkan dan bikin terasa gak nyaman.

Untuk Carrie sendiri, ‘teror’ yang dibuat oleh Carrie diceritakan secara perlahan-lahan, sehingga dari awal sudah ada gambaran akan sebuah keadaan yang mencekam. Lewat tulisan-tulisan yang menceritakan perilaku gadis bernama Carrie, lalu dari buku yang ditulis oleh Susan Snell, salah satu teman satu sekolah Carrie dan juga saksi hidup dari kejadian yang mencekam itu. Dan, ketika akhirnya tiba di bagian yang menggambarkan kejadian yang sebenarnya, gue merasa ada di tengah-tengah chaos, membayangkan murid-murid yang lagi happy di pesta prom, tiba-tiba berlarian dalam keadaan panik, kota yang tenang tiba-tiba tinggal puing-puing, berantakan dan sepi.

Perlakuan ibunya dan teman-temannya membentuk sebuah perasaan tertekan, yang ketika akhirnya gak bisa tertampung lagi, membuat Carrie meledak, yang ia pikirkan hanyalah membalas semua perlakukan teman-temannya. Bagi dia, adalah sebuah kesalahan datang ke prom night itu dan pada akhirnya membuat teman-teman dan nyaris seluruh penduduk Chamberlein membayar atas olok-olok yang ia terima.

Tapi, lewat tulisan-tulisan itu pula, gue mencoba memahami situasi yang dialami Carrie, menjadi anak dari ibu yang tertutup dan aneh, dilihat sebagai anak yang aneh, tidak populer. Mengalami bullying sejak kecil, dihina, diejek dan dipermalukan. Seperti buku 19 Minutes-nya Jodi Picoult, tentang anak yang juga mengalami bullying di sekolah, pada akhirnya mengambil tindakan yang ekstrim untuk mengakhiri segala perilaku gak adil itu. Bedanya, kalau 19 Minutes dikemas dalam cerita drama sehari-hari, Carrie dikemas dalam tema yang lebih mencekam, lebih menyoroti sosok Carrie dengan kemampuannya yang menciptakan tragedi itu.

Wednesday, November 27, 2013

Wishful Wednesday 54




Wishful Wednesday gue kali ini…. Simple aja…. Hehehehe

Liburan… ke pantai …

via Pinterest

Sambil baca buku ini:




The story begins in 1962. On a rocky patch of the sun-drenched Italian coastline, a young innkeeper, chest-deep in daydreams, looks on over the incandescent waters of the Ligurian Sea and spies an apparition: a tall, thin woman, a vision in white, approaching him on a boat. She is an actress, he soon learns, an American starlet, and she is dying.

And the story begins again today, half a world away, when an elderly Italian man shows up on a movie studio's back lot-searching for the mysterious woman he last saw at his hotel decades earlier.

What unfolds is a dazzling, yet deeply human, roller coaster of a novel, spanning fifty years and nearly as many lives. From the lavish set of Cleopatra to the shabby revelry of the Edinburgh Fringe Festival, Walter introduces us to the tangled lives of a dozen unforgettable characters: the starstruck Italian innkeeper and his long-lost love; the heroically preserved producer who once brought them together and his idealistic young assistant; the army veteran turned fledgling novelist and the rakish Richard Burton himself, whose appetites set the whole story in motion-along with the husbands and wives, lovers and dreamers, superstars and losers, who populate their world in the decades that follow.

Gloriously inventive, constantly surprising, Beautiful Ruins is a story of flawed yet fascinating people, navigating the rocky shores of their lives while clinging to their improbable dreams.


Silahkan lihat rules di bawah ini untuk ikutan Wishful Wednesday ya:
  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Friday, November 22, 2013

The Knife of Never Letting Go




Chaos Walking #1: The Knife of Never Letting Go
Patrick Ness @ 2008
Walker Books
479 hal
(untuk 12 tahun ke atas)

Tersebutlah sebuah kota bernama Prentisstown. Penduduk kota ini hanya terdiri dari para laki-laki. Konon para perempuan meninggal karena terkena wabah yang dibawa oleh para alien yang mereka sebut Spackle. Ketika anak laki-laki berumur 13 tahun, maka ia resmi menjadi seorang pria dewasa. Di kota ini, tak seorang pun bisa menyimpan rahasia, karena apa yang mereka pikirkan akan ‘terdengar’ oleh orang lain. Apa yang ada di hati seseorang, bisa ‘terbaca’. Bahkan, binatang pun bisa bicara. Inilah wabah itu. Hanya laki-laki yang pikirannya bisa didengar oleh semua orang, tapi apa yang ada di pikiran para perempuan tidak bisa didengar oleh laki-laki. Konon katanya, para perempuan gak tahan dengan ‘kebisingan’ itu, makanya secara perlahan, para perempuan meninggal dunia.

Di kota ini pula, yang namanya buku itu dilarang. Semua hanya mengikuti satu petunjuk dari Mayor Prentiss dan antek-anteknya.

Todd Hewitt adalah anak laki-laki terakhir yang ada di Prentisstown. Sebulan lagi, ia akan berumur 13 tahun dan resmi jadi pria dewasa. Ia tidak punya teman, karena ketika anak laki-laki menjadi dewasa, maka mereka gak mau berteman lagi dengan anak laki-laki lain. Tentu saja Todd excited menunggu datangnya usia 13 tahun itu. Todd yang yatim piatu diasuh oleh Ben dan Cillian, teman orang tua Todd.

Tapi, sebelum usia 13 tahun itu datang, secara tak sengaja Todd menemukan sebuah keanehan. Hal ini yang membuat Todd harus segera menyingkir dari Prentisstown dan menemukan sebuah Dunia Baru, di mana dunia tidaklah ‘sebising’ tempat Todd sekarang tinggal.

Tapi, tentunya tak mudah untuk menuju tempat itu, karena seluruh penduduk Prentisstown memburunya. Sebagai anak laki-laki terakhir, posisi Todd jadi ‘istimewa’. Ada tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh Mayor Prentiss. Di usia yang masih belia, Todd harus menempuh sebuah perjalanan panjang dan sulit. Belum lagi, orang-orang ‘gila’ yang ingin membunuhnya sebagai upaya ‘pembuktian’ diri.

Untungnya Todd gak sendiri, selain ditemani anjingnya Manchee, Todd bertemu dengan seorang gadis bernama Viola.

Buku ini untuk remaja, tapi ‘isu’ yang ada di buku ini lumayan berat. Mulai dari politik, gender dan bahkan agama. Mungkin gak setegang Hunger Games, tapi gue lebih tertarik untuk mengikuti serial ini daripada serial Matched (Ally Condie). Untung isinya bukan cerita dystopian ‘berbalut’ cinta segitiga. Gue suka karena di buku ini tokoh utamanya laki-laki, bukan perempuan plin-plan kaya’ di Matched (kenapa gue jadi sebel sama Matched ya?). 

Ada dua adegan yang bikin gue ngilu, yaitu ketika Todd harus milih antara Manchee dan Viola, dan ketika Todd harus pisah sama Ben untuk yang kedua kalinya.

Buku ini meraih penghargaan sebagai pemenang dari The Booktrust Teen Fiction. Dan, rasanya perlu segera nyari sequelnya – The Ask and the Answer dan Monster of Men. O ya, bahkan ada prekuelnya juga – The New World.

Submitted for:

Wednesday, November 20, 2013

Wishful Wednesday 53






Asyik… hari ini Wishful Wednesday edisi giveaway ya? Ucapin duluan deh, selamat ulang tahun untuk Astrid, wish you all the best dan semoga WW-nya bisa lanjut terus… biar pun belum pernah menang di giveaway WW ini, tapi seneng koq ikutan tiap minggu. Dan semoga 'perpuskecil'-nya, jadi perpus yang besar.

Dan.. untuk kali ini, akhirnya gue ‘menyerah’ juga, memasukkan buku ini ke dalam Wishful Wednesday, yang tampaknya jadi WW ‘sejuta umat’ di minggu ini. Yah, berhubung udah dibuka PO untuk buku terjemahannya.

Alasannya ya, apalagi kalau bukan karena nama besar dari JK Rowling, bikin buku ini layak untuk masuk wishlist.

Jadi ini #kodesekode-kodenya, untuk (calon) santa gue, seandainya gue masih juga, lagi-lagi kurang beruntung di giveaway.


Ini sinopsisnya:

Ketika seorang supermodel jatuh dari ketinggian balkon di Mayfair yang bersalju, polisi menetapkan bahwa ini kasus bunuh diri. Namun, kakak korban meragukan keputusan itu, dan menghubungi sang detektif partikelir, Cormoran Strike, untuk menyelidikinya

Strike seorang veteran perang yang memiliki luka fisik dan luka batin. Hidupnya sedang kisruh. Kasus ini memberinya kelonggaran dalam hal keuangan, tapi menuntut imbalan pribadi yang mahal: semakin jauh dia terbenam dalam kasus ini, semakin kelam kenyataan yang ditemuinya---dan semakin besar bahaya yang mengancam nyawanya...

Kisah misteri yang mencekam dan anggun, mengelana di antara atmosfer London yang pekat---dari jalanan Mayfair yang mewah dan sunyi, ke bar-bar suram di East End, hingga ke keriuhan Soho. The Cuckoo’s Calling adalah kisah misteri yang menawan.

Memperkenalkan Cormoran Strike, inilah novel kriminal pertama J.K. Rowling, menggunakan nama alias Robert Galbraith
.

Sesekali, muncul seorang detektif partikelir yang langsung merenggut imajinasi pembaca... [Galbraith] memiliki sentuhan ajaib dalam menggambarkan London dan memperkenalkan jagoan barunya.

Daily Mail

Yuk, ikutan merayakan ultah si pemilik WW ini. Silahkan lihat rules di bawah ini untuk ikutan Wishful Wednesday ya:
  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Monday, November 18, 2013

The Laureate’s Party






The Laureate’s Party
Red Fox - 2000
128  hal.
(via Bukumoo123)
Terpilih sebagai penulis pertama untuk Children Laureate, Quentin Blake diminta untuk membuat daftar yang berisi 50 buku anak-anak yang berkesan untuk beliau. Menurut Quentin Blake, ada buku-buku yang begitu berkesan hingga beliau dewasa,  bahkan sudah terbit dengan edisi yang terbaru, ada juga buku-buku yang baru beliau kenal tapi bagus dan juga membuatnya terkesan. Layaknya sebuah pesta, maka Quentin Blake mengundang teman-teman lama – pengen  bernostalgia tentang masa lalu, dan juga teman-teman baru, yang rasanya pengen untuk dikenal lebih jauh.

Jadi di dalam buku The Laureate’s Party ini, Quentin Blake memberikan referensi 50 buku untuk anak-anak, yang terdiri dari picture books, story books dan poetry books.

Wah, dari 50 judul buku, ternyata banyak yang ‘asing’ untuk gue. Di antara pilihan Grandpa Blake ini, yang familiar untuk gue ada  Beatrix Potter di bagian picture books, lalu Stuart Little, - E.B White, Five Children and It – E. Nesbit, Northern Light- Phillip Pullman. O ya, ada juga referensi buku untuk anak-anak yang lebih tua – mungkin sekitar 10 tahun ke atas kali ya, beliau kasih beberapa judul, seperti: Great Expectation – Charles Dickens, Through the Looking Glass and What Alice Found There – Lewis Caroll, atau Huckleberry Finn – Mark Twain, dan gak ketinggalan bukunya Roald Dahl dong. Di antara sekian banyak buku Roald Dahl yang dibuat ilustrasinya oleh Quentin Blake, beliau memilih The Esio Trot.

Quentin Blake menuliskan kesan-kesan kenapa beliau memilih 50 judul buku tersebut – entah karena kesan ketika pertama kali baca, karena temenan sama yang nulis atau gambar ilustrasi bukunya, atau juga karena ilustrasinya dibuat sendiri oleh beliau.

Gak puas hanya 50,  Quentin Blake kasih lagi 20 judul buku sebagai tambahan – di antaranya Northanger Abbey – Jane Austen, Christmas Carol – Charles Dickens, Catcher in the Rye – JD Salinger, Wind in the Willows – Kenneth Grahame atau Lord of the Flies – William Golding

Meskipun bukunya gak masuk dalam daftar, Quentin Blake juga menyebut nama JK Rowling dan Jacqueline Wilson di dalam pengantarnya.

Di akhir buku ini, ada lembar-lembar kosong untuk menulis daftar buku-buku favorit kita sendiri. Sampai 50 gak ya? Selain tentu saja ada ilustrasi dari Quentin Blake, buku ini bisa jadi referensi untuk cari buku anak-anak.

Dalam program Children's Laureate ini, penulis yang terpilih mengadakan serangkaian kegiatan untuk mempromosikan buku anak-anak, misalnya mengadakan acara baca di sekolah, pameran buku, kolaborasi menulis buku dengan penulis lain. Intinya, untuk meningkatkan minat baca di kalangan anak-anak dan memberi penghargaan bagi bacaan anak.

Wednesday, November 13, 2013

At Betram’s Hotel




At Betram’s Hotel (Hotel Bertram)
Agatha Christie @ 1965
NY Suwarni A.S (Terj.)
GPU – Cet. IV, 2013
320 Hal.

Hotel Bertram adalah sebuah hotel bergaya lama di kawasan kota London. Di tengah-tengah berbagai perubahan baru, Hotel Bertram tetap mempertahankan tradisi lama sebagai ciri khasnya. Kebanyakan para tamunya adalah janda yang kaya, pejabat gereja dan juga gadis-gadis dari sekolah mahal yang sedang berlibur.  Pokoknya, Hotel Bertram adalah hotel kalangan kelas atas, yang rasanya gak mungkin di tempat ini akan terjadi sebuah kasus yang bisa mencela reputasi hotel ini.

Rasa-rasanya nih, ini pertama kali gue membaca Agatha Christie dengan tokoh Miss Marple, seorang perempuan tua yang meskipun pendiam dan tenang, tapi mata dan telinganya selalu waspada. Ia mengamati suasana sekitar, tingkah polah orang-orang di dalam sikapnya yang tenang.

Ada banyak kasus di dalam buku ini, yang malah menurut gue jadi ‘tumpang-tindih’,  lenyapnya seorang pastor yang rada linglung, lalu perampokan kereta api pos di Irlandia, seorang remaja putri yang ketakutan karena merasa ada yang ingin membunuhnya, serta wanita yang dikenal pemberani yang nekat, tertembaknya penjaga pintu Hotel Bertram, sampai rahasia di balik kesuksesan Hotel Bertram yang dicurigai sebagai kedok untuk menutupi sebuah praktek kejahatan.

Sayangnya, Miss Marple justru juga gak berperan banyak dalam penyelesaian kasus ini. Sejak munculnya kasus ini, Inspektur Kepala Davy justru yang aktif menyelidiki berbagai kejanggalan dalam kasus yang ternyata saling berkaitan ini. Baru belakangan, Inspektur Kepala Davy minta bantuan Miss Marple yang ia yakin banyak mengamati hal-hal kecil yang luput dari pandangan orang lain.

Meskipun ‘perkenalan’ gue dengan Miss Marple kurang begitu ‘mulus’, tapi gue suka dengan cerita di sini. Setting tempatnya di London, dengan suasana yang suram, gloomy. Tapi, begitu masuk ke dalam Hotel Bertram, rasanya jadi hangat, apalagi gue membayangkan suasana minum teh dengan kue muffin yang katanya enak itu.

Selain itu, permasalahan yang mengangkat isu beda generasi, di mana, ada generasi tua dan generasi muda yang beda cara hidupnya. Generasi muda-mudi ini hidup bebas, gonta-ganti pasangan, lalu mudah sekali berbohong. Generasi tua ada yang menyikapi dengan sinis, tapi ada juga yang menerima perbedaan dengan cool.

Ngomong-ngomong, gue suka cover versi yang ini nih:



 

Wishful Wednesday 52






Lagi-lagi, gue ngeliat buku ini gara-gara ada di 2013 Goodreads Choice Awards – yang nyaris semuanya bikin ‘ngiler’.  Yah, kali-kali calon secret santa gue ngeliat dan memutuskan untuk memberikan buku ini ke gue… hehehe.. masuk udah masuk musim kode-kodean, jadi para BBI-ers, rajin-rajinlah update wishlist di goodreads atau di wishful Wednesday .. hehehe

Ini sinopsisnya:


A New York Times Bestseller

Kyle Keeley is the class clown, popular with most kids, (if not the teachers), and an ardent fan of all games: board games, word games, and particularly video games. His hero, Luigi Lemoncello, the most notorious and creative gamemaker in the world, just so happens to be the genius behind the building of the new town library.

Lucky Kyle wins a coveted spot to be one of the first 12 kids in the library for an overnight of fun, food, and lots and lots of games. But when morning comes, the doors remain locked. Kyle and the other winners must solve every clue and every secret puzzle to find the hidden escape route. And the stakes are very high.

In this cross between Charlie and the Chocolate Factory and A Night in the Museum, Agatha Award winner Chris Grabenstein uses rib-tickling humor to create the perfect tale for his quirky characters. Old fans and new readers will become enthralled with the crafty twists and turns of this ultimate library experience.

Silahkan lihat rules di bawah ini untuk ikutan Wishful Wednesday ya:
  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Lucky No. 14 Reading Challenge






Ok, ini challenge untuk tahun 2014 yang lain (note: inget deh.. jangan asyik-asyik bikin challenge tapi malah kacau balau kaya’ kemarin). Eh tapi… gpp, sebagian buku-buku yang akan masuk ke Lucky No. 14 - Reading Challenge yang ‘diprakarsai’ oleh Astrid ini, udah termasuk ke dalam 2014 TBBR Pile – Reading Challenge, jadi, bisa dua-duanya terpenuhi kan?

Nah, ada sedikitnya 14 buku yang ‘wajib’ masuk ke dalam daftar, satu buku untuk masing-masing kategori, yang daftarnya adalah sebagai berikut:

1. Visit the Country: Tokyo – Sefryana Khairil
2. Cover Lust: Spoiled – Heather Cocks & Jessica Morgan
3. Blame it on Bloggers: Will Grayson, Will Grayson – John Green & David Levithan
4. Bargain All The Way: The Taste of Salt – Martha Southgate
5. (Not So) Fresh From the Oven: The Ocean at the End of the Lane – Neil Gaiman
6. First Letter’s Rule: The False Prince - Jennifer A. Nielsen
7. Once Upon a Time: Snow Country – Yasunari Kawabata
8. Chunky Brick: The Swan Thieves – Elizabeth Kostova
9.  Favorite Author: Dance, Dance, Dance – Haruki Murakami
10. It’s Been There Forever: History of Love – Nicole Krauss
11. Movies vs Books: The Hobbit – JRR Tolkien
12. Freebies Time: Legend – Marie Lu
13. Not My Cup of Tea: Wuthering Height- Emily Bronte
14. Walking Down The Memory Lane: Mathilda – Roald Dahl

2014 TBRR Pile Reading Challenge






Udah bulan November 2013, waktunya mulai merekap daftar bacaan di tahun 2013. Tahun ini, lumayan banyak ikutan challenge, tapi ada beberapa yang rada berantakan. Misalnya Mystery Reading Challenge, karena ternyata gue gak terlalu banyak baca buku bergenre misteri. Baca satu buku untuk masing-masing challenge aja rasanya udah bagus.

Tahun 2014, gue berniat (yah.. sama seperti tahun-tahun sebelumnya), untuk melakukan ‘Gerakan Diet (Beli) Buku’. 2013, gue rada ‘bar-bar’ dalam beli buku, banyak godaan di mana-mana – group WA Bajay, nitip yang lagi jalan-jalan ke luar negeri, jualan buku yang lumayan murah di facebook dan di twitter.. aduh, bener-bener kalap kadang-kadang. Dan, as always, di antara buku-buku tersebut masih menumpuk dengan manis, belum tersentuh. Hmmm.. bisa gak ya, sebulan beli satu (eh … atau dua deh) buku aja… dan baca buku-buku yang menumpuk dan tertimbun itu.

Mbak Maria – Hobby Buku udah membuka challenge di tahun 2014 – yang judulnya 2014 TBRR Pile – Reading Challenge. Nah, tampaknya ini pas buat gue yang mau mengurangi bagian ‘to read’ di goodreads biar masuk ke shelf ‘Read’.

Minimal 12 buku (paling gak satu buku yang berasal dari ‘timbunan’ setiap  bulannya .. semoga bisa lebih) – semoga bisa nambah, dan ini daftar (sementara) – belum tau mana yang mau dibaca duluan, tergantung mood aja:

1. The Secret Countess – Eva Ibbotson
2. Lord of the Flies – William Golding
3. The Hobbit – JRR Tolkien
4. Lost Man’s Lane – Anna Katherine Green
5. Snow Country – Yasunari Kawabata
6. The Twenty-One Balloons - William Pène du Bois
7. The Bell Jar – Sylvia Plath
8. Persekutuan Misterius Benedict dan Dilema Sang Tawanan
9. The Sealed Letter – Emma Donoghue
10. Before I Die - Jenny Downham
11. The Great Gatsby – F. Scott Fitzgerald
12. George’s Cosmic Treasure Hunt – Lucy & Stephen Hawking

13. Dance, Dance, Dance – Haruki Murakami
14. History of Love – Nicole Krauss
15. I’ve Got Your Number – Sophie Kinsella
           

Untuk ‘additional challenge’, berikut daftar bukunya:

1. The Bell Jar – Sylvia Plath (Classic)
2. Snow Country – Yasunari Kawabata (Classic)
3. Lost Man’s Lane – Anna Katherine Green (Mystery)
4. Persekutuan Misterius Benedict dan Dilema Sang Tawanan (Mystery)
5. The Sealed Letter - Emma Donoghue (Historical Fiction)
6. The Secret Countess – Eva Ibbotson (Historical Fiction)
7. The Hobbit - JRR Tolkien (Books into movies)
8. The Great Gatsby - F. Scott Fitzgerald (Books into Movies)
9. The Twenty-One Balloons - William Pène du Bois (Book Award Winners)
10. Lord of the Flies – William Golding (Book Award Winners)

Wednesday, November 06, 2013

Wishful Wednesday 51




Ow, 2 minggu ya kaya’nya gue gak ikutan Wishful Wednesday, ma’af ya, Astrid… tapi, gue selalu setia memantau koq.

Buku ini masuk wishlist, gara-gara lagi ngeliat buku-buku di Goodreads.com yang masuk 2013 Goodreads Choice Awards dan lumayan sering juga dibicarakan sama anak-anak BBI. Cover-nya lucu dan simple. Dan, kaya’nya mood baca gue lagi berkisar buku-buku young adult, jadi rasanya pas deh, kalo buku ini masuk di WW.


Ini sinopsisnya:

Eleanor & Park reminded me not just what it’s like to be young and in love with a girl, but also what it’s like to be young and in love with a book.”—John Green, The New York Times Book Review

Bono met his wife in high school, Park says.
So did Jerry Lee Lewis, Eleanor answers.
I’m not kidding, he says.
You should be, she says, we’re 16.
What about Romeo and Juliet?
Shallow, confused, then dead.

I love you, Park says.
Wherefore art thou, Eleanor answers.
I’m not kidding, he says.
You should be.

Set over the course of one school year in 1986, this is the story of two star-crossed misfits—smart enough to know that first love almost never lasts, but brave and desperate enough to try. When Eleanor meets Park, you’ll remember your own first love—and just how hard it pulled you under.
Eleanor & Park is the winner of the 2013 Boston Globe Horn Book Award for Best Fiction Book.

Silahkan lihat rules di bawah ini untuk ikutan Wishful Wednesday ya:
  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Point of Retreat





Point of Retreat (Titik  Mundur)
Shandy Tan (Terj.)
GPU. –2013
352 Hal.

Gak perlu menunggu waktu lama, gue pun langsung baca kelanjutan Slammed. Hehehe, justru buku ini duluan yang gue beli. Gue gak tau kalo ternyata ini adalah sekuel. Point of Retreat bercerita dari sudut pandang Will.

Di novel ini, Julia sudah meninggal, karena kanker paru-paru. Layken dan Kel tinggal berdua, seperti  juga Will dan Caulder. Will dan Layken bersama-sama mengasuh adik mereka, sementara mereka sendiri disibukkan dengan urusan kuliah mereka. Hubungan keduanya juga semakin membaik, semakin dekat dan semakin serius. Meskipun kehidupan mereka tidaklah mudah, tapi mereka berdua berhasil mengatasinya bersama-sama.

Potensi masalah mulai terlihat ketika ternyata Will sekelas dengan Vaughn, mantan kekasihnya. Mereka dulu berpisah karena Vaughn tidak mau jadi ‘orang tua’ mendadak. Meskipun Will bersikap tegas, Vaughn masih sedikit ‘mancing-mancing’ untuk kembali berhubungan dengan Will. Layken pun salah paham.

Separuh dari novel ini diisi dengan usaha Will untuk kembali memenangkan hati Layken. Segala cara dilakukan, mulai dari menghadang Layken di pintu rumah, mencabut aki mobil Layken sampai akhirnya Will kembali menciptakan puisi untuk Layken.

Saat semua sudah hampir kembali normal, sebuah peristiwa kembali terjadi. Peristiwa bisa kembali memisahkan Will dan Layken. Tapi, gak gue ceritain di sini, ntar jadi spoiler.

Kembali banyak yang menarik di dalam buku ini. Salah satunya adalah sebuah vas yang ditinggalkan oleh Julia, di dalam vas itu berisi bintang-bintang dari kertas, di mana di dalamnya tertulis sebuah kalimat, entah itu kutipan dari lagu, kalimat-kalimat bijak atau humor-humor yang ditulis Julia. Ini menjadi sebuah nasehat untuk Will dan Layken, yang hanya boleh dibuka jika mereka benar-benar membutuhkannya.

Kel dan Caulder, jadi ABG yang mulai suka-sukaan dengan teman sekolah mereka. Cewek yang disukai Kel, Kiersten, tinggal tak jauh dari rumah mereka. Salah satu tindakan mereka membuat Will dan Layken bangga, meskipun di sekolah karena hal ini mereka jadi dihukum.

Kisah dalam buku ini benar-benar ‘manis’. Gue suka dengan semua tokoh, termasuk si pendatang baru, Kiersten, cewek yang rada ‘aneh’ dan dewasa, tapi cocok dan pas ada di antara mereka. Di sini, Will harus tampil jadi sosok yang ‘kuat’, gak hanya untuk Caulder, tapi juga untuk Kel, bahkan juga jadi pembela bagi Kiersten, sahabat yang baik untuk Gavin, meskipun dia sendiri hancur-hancuran (aduh… Will ini ya, minta di-puk-puk…). Sementar Layken, keliatan sangat keras kepala di sini, sikapnya gak mau mendengarkan Will, meskipun bisa dimengerti karena sakit hati, tapi, rada bikin gue cape’.

Puisi kembali hadir di buku ini. Puisi dari Will untuk Layken, puisi Kupu-kupu-nya Kiersten, yang bercerita tentang kisahnya sebagai korban bullying dan satu puisi dari Caulder, yang berhasil membuat gue berkaca-kaca.

“Dan saat manisku?
Saat manisku adalah saat ini”

(penggalan puisi Caulder - hal. 329)

Semoga… semoga… Gramedia juga cepet menerjemahkan seri ketiganya – yang kalo diliat sinopsisnya gak kalah bikin ‘termehek-mehek’.
 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang