Windry Ramadhina
Gagas Media – Cet. I, 2013
330 Hal.
Gue selalu bertanya-tanya, apakah persahabatan
antara cowok dan cewek akan selalu mulus dan tetap ‘berhasil’ menjadi seorang
sahabat, tanpa ada embel-embel rasa lain dan ingin lebih dari sekedar sahabat?
Dalam beberapa kasus yang pernah gue dengar (dan ehem.. gue alami sendiri)…
rasanya gak berhasil tuh. Entah harus nunggu berapa lama, tapi, ada satu titik
di mana ada perasaan lain, yang malah ending-nya bikin persabahatan itu jadi
‘bubar’.
London: Angel, salah satu dari
seri STPC, kali ini mengangkat tema itu. Gilang, bertahun-tahun bersahabat
dengan Ning. Murni sahabat, mereka main bareng, curhat, cela-celaan, dan semua
berjalan dengan mengalir begitu saja. Sampai suatu hari, Brutus, salah satu
teman Gilang, membuat Gilang melihat Ning dengan cara pandang yang berbeda, dan
sejak itu pula, Gilang berusaha mati-matian untuk menyembunyikan perasaannya
terhadap Ning. Bahkan gak juga ia terus terang ketika Ning memutuskan pergi ke London.
Dan, dari hasil kumpul-kumpul di sebuah bar
bersama teman-temannya, dalam keadaan mabuk, Gilang bilang ia akan pergi
menyusul Ning dan bilang tentang perasaannya. Keputusan spontan yang langsung
didukung oleh teman-temannya. Terbanglah Gilang ke London, tanpa memberitahu Ning dulu. Biar
surprise, katanya.
Suasana kelabu kota
London yang
diguyur hujan, plus alur cerita yang lambat, sempat membuat gue gak ‘tertarik’
dan bosan. Tapi, seperti di buku-buku Windry Ramadhina yang udah gue baca
sebelumnya, gue terkesan dengan Windry yang mendeskripsikan suatu tempat. Dan
buku in jadi lumayan ‘laki’ meskipun ditulis oleh perempuan.
Penggambaran tempat-tempat di London juga gak
berlebihan, gak semua icon kota London yang terkenal ada di buku ini, yang
kadang ada di beberapa buku yang jadi terkesan ‘maksa’. Tapi Windry justru
mengambil tempat-tempat yang rasanya (at least buat gue) gak terlalu familiar
tapi mampu mewakili kota London.
Tokoh-tokoh di dalam buku ini juga saling
melengkapi. Keberadaan Mrs. Elis dan Mister Lowesley membuat novel ini jadi
terasa ‘hangat’ dan manis. Para orang tua ini
mengajarkan Gilang tentang arti sahabat dan cinta. Seneng deh ngebayangin suasana penginapan di
Madge milik Mrs. Elis plus tokoh buku milik Mister Lowesley.
Bahkan si berpayung merah yang misterius, Finn
dan Ayu yang muncul sekilas malah bikin
mereka jadi misterius.
Dari lima seri
STPC yang udah gue baca, London:
Angel jadi salah satu yang gue suka. Karena apa yang ada di buku ini gak
berlebihan, semua pas sesuai porsinya.
0 comments:
Post a Comment