Monday, November 04, 2013

London: Angel

London: Angel
Windry Ramadhina
Gagas Media – Cet. I, 2013
330 Hal.

Gue selalu bertanya-tanya, apakah persahabatan antara cowok dan cewek akan selalu mulus dan tetap ‘berhasil’ menjadi seorang sahabat, tanpa ada embel-embel rasa lain dan ingin lebih dari sekedar sahabat? Dalam beberapa kasus yang pernah gue dengar (dan ehem.. gue alami sendiri)… rasanya gak berhasil tuh. Entah harus nunggu berapa lama, tapi, ada satu titik di mana ada perasaan lain, yang malah ending-nya bikin persabahatan itu jadi ‘bubar’.

London: Angel, salah satu dari seri STPC, kali ini mengangkat tema itu. Gilang, bertahun-tahun bersahabat dengan Ning. Murni sahabat, mereka main bareng, curhat, cela-celaan, dan semua berjalan dengan mengalir begitu saja. Sampai suatu hari, Brutus, salah satu teman Gilang, membuat Gilang melihat Ning dengan cara pandang yang berbeda, dan sejak itu pula, Gilang berusaha mati-matian untuk menyembunyikan perasaannya terhadap Ning. Bahkan gak juga ia terus terang ketika Ning memutuskan pergi ke London.

Dan, dari hasil kumpul-kumpul di sebuah bar bersama teman-temannya, dalam keadaan mabuk, Gilang bilang ia akan pergi menyusul Ning dan bilang tentang perasaannya. Keputusan spontan yang langsung didukung oleh teman-temannya. Terbanglah Gilang ke London, tanpa memberitahu Ning dulu. Biar surprise, katanya.

Suasana kelabu kota London yang diguyur hujan, plus alur cerita yang lambat, sempat membuat gue gak ‘tertarik’ dan bosan. Tapi, seperti di buku-buku Windry Ramadhina yang udah gue baca sebelumnya, gue terkesan dengan Windry yang mendeskripsikan suatu tempat. Dan buku in jadi lumayan ‘laki’ meskipun ditulis oleh perempuan.

Penggambaran tempat-tempat di London juga gak berlebihan, gak semua icon kota London yang terkenal ada di buku ini, yang kadang ada di beberapa buku yang jadi terkesan ‘maksa’. Tapi Windry justru mengambil tempat-tempat yang rasanya (at least buat gue) gak terlalu familiar tapi mampu mewakili kota London.

Tokoh-tokoh di dalam buku ini juga saling melengkapi. Keberadaan Mrs. Elis dan Mister Lowesley membuat novel ini jadi terasa ‘hangat’ dan manis. Para orang tua ini mengajarkan Gilang tentang arti sahabat dan cinta.  Seneng deh ngebayangin suasana penginapan di Madge milik Mrs. Elis plus tokoh buku milik Mister Lowesley.

Bahkan si berpayung merah yang misterius, Finn dan Ayu yang muncul sekilas malah  bikin mereka jadi misterius.

Dari lima seri STPC yang udah gue baca, London: Angel jadi salah satu yang gue suka. Karena apa yang ada di buku ini gak berlebihan, semua pas sesuai porsinya.

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang