Bunheads
Sophie Flack @ 2011
Poppy – October 2012
300 hal
(Books & Beyond – Cibubur Junction)
Banyak yang tanya, apakah novel ini sama dengan
serial tv Bunheads yang tayang di Star World? Jawabannya, adalah gak. Sama-sama
bercerita tentang dunia balet, tapi film tersebut bukan berdasarkan novel ini.
Ini bercerita tentang Hannah Ward, seorang
ballerina di Manhattan Ballet Company. Adalah impian masa kecilnya untuk
menjadi ballerina. Sejak kecil ia sudah ikut kursus balet di Boston,
sebelum akhirnya di usia 14 tahun ia pindah ke New York dan masuk ke Manhattan Ballet
Company. Bayangkan di usianya yang begitu belia, Hannah sudah harus berpisah
dengan kedua orang tuanya. Tapi, ketika itu, hal tersebut tak jadi masalah. Bagi Hannah, ia
sudah selangkah lebih maju dalam mewujudkan impiannya.
Tiada hari diisi tanpa latihan keras, belum lagi
olahraga tambahan demi menjaga berat badan agar tetap ideal untuk ukuran
ballerina. Meskipun berteman dekat, di antara para ballerina ada persaingan
yang ketat.
Ketika mimpi masa kecil terwujud, tapi ternyata
penuh pengorbanan yang nyaris gak sepadan, haruskah kita tetap bertahan atau
malah kembali ke realita yang lebih normal? Mimpi Hannah memang menjadi seorang
ballerina, tapi itu harus dibayarnya dengan kehilangan kehidupan dalam
pergaulan, ia nyaris gak punya teman selain teman-temannya di Manhattan Ballet
Company. Ketika teman-teman seusianya sibuk bergaul sana-sini, sekolah, Hannah
harus bekerja keras, agar bisa ‘terlihat’ oleh para pelatih dan mendapatkan
promosi sebagai soloist.
Dunia yang Hannah kenal hanyalah ‘ballet’ dan
untuk itu ia harus menjaga dirinya sendiri agar tetap disiplin. Namun, ketika
berkenalan dengan Jacob dan menjalin hubungan yang lebih dekat, Jacob membuka
mata Hannah akan adanya sebuah dunia lain di luar ballet. Dan, membuat Hannah
bertanya-tanya, apa yang selama ini ia lakukan hingga ia malah terkadang seolah
menyiksa dirinya sendiri. Hannah merasa ini saatnya ia membuat sebuah pilihan –
bertahan di Manhattan Ballet Company, atau keluar dan melakukan hal-hal lain
yang baru dan lebih membuatnya tenang?
via Pinterest |
Gue ‘lega’, karena novel ini tidak berpusat pada
kehidupan percintaan Hannah dan Jacob, tapi lebih ke kehidupan Hannah sebagai
ballerina. Jacob memang gak terlalu banyak tampil di dalam buku ini, tapi
peranannya cukup besar dalam membawa perubahan dalam kehidupan Hannah.
Penampilan
para ballerina yang lemah lembut dan gemulai, ternyata ketika layar sudah
diturunkan begitu keras. Persaingan yang ketat di antara para teman sesama
ballerina, menjaga tubuh agar tetap ‘rata’ dan kurus, latihan keras sampai
berdarah-darah. Dengan pola makan yang nyaris ‘gak normal – makannya hanya
snack bar, sayur-sayuran, minum diet coke, nyari gak menyentuh karbohidrat -
metabolisme para ballerina rada terhambat. Hannah sendiri baru mendapatkan
menstruasi pertamanya di usia 18 tahun, dan begitu payudaranya mulai muncul
seiring dengan masa pubertas, salah seorang pelatih malah memperingati Hannah
untuk memesan ‘undergarment’, agar tidak menggangu bentuk tubuh secara
keseluruhan yang nantinya akan mempengaruhi gerak.
Dan buat gue, gambaran tentang apa yang ada di
balik layar seorang ballerina tampak begitu ‘nyata’. Istilah-istilah gerakan
ballet yang gak gue mengerti, kegiatan di ruang latihan, penata rias dan busana
– gue membayangkan seorang ballerina yang bertubuh kurus – nyaris seperti
papan, kehebohan di belakang panggung menjelang latihan, harap-harap cemas
melihat papan pengumuman – apakah namanya akan mendapatkan peran penting.
Ini adalah buku pertama Sophie Flack, yang
dulunya juga seorang ballerina. Ia pernah belajar ballet di Boston Ballet
School. Makanya,
seluk-beluk dunia ballet bisa digambarkan denganbegitu baik.