Harry Potter and The Deathly Hallows (Harry
Potter dan Relikui Kematian)
JK Rowling @ 2007
Listiana Srisanti (Terj.)
GPU – Januari 2008
1008 Hal
Untuk anak 12 tahun ke atas
(via Yuni Zai)
Bingung mau nulis apa tentang buku ini. Buku
pamungkas dari seri Harry Potter. Buku yang paling menguras energi karena
tebal, menguras emosi karena di dalamnya begitu banyak bagian-bagian yang
mencekam, yang bikin haru dan sedih.
Dari awal sudah beraura gelap. Voldemort dan
abdi-abdi setianya, para Pelahap Maut semakin merajalela, Kementerian Sihir
mereka kuasai, mereka memburu para keturuan Muggle, memata-matai orang-orang
yang menentang Voldemort. Harry Potter, Ron dan Hermione memutuskan untuk tidak
kembali ke Hogwarts, mereka lebih memilih mencari sisa horcrux untuk menghancurkan
Voldemort.
Puncaknya adalah pertempuran di Hogwarts yang
melibatkan para guru dan murid, melawan Pelahap Maut. Dan tentu saja bagian
puncak yang sangat menegangkan.
Isi buku ini gak melulu penuh adegan
kejar-kejaran antara ketiga sahabat ini dengan Pelahat Maut. Ada bagian di mana, kita diajak menelusuri
masa lalu Dumbledore – seperti Harry Potter, yang antara percaya dan gak
percaya membaca kisah yang ditulis Rita Skeeter. Banyak kebenaran yang
terungkap, termasuk siapa Profesor Snape sebenarnya.
Berat banget jadi Harry Potter. Semua bertarung
melawan Voldemort, banyak yang mengorbankan nyawa – hiks… teringat beberapa
tokoh – guru yang nyentrik, pasangan yang sehidup semati, juga seseorang yang
baik hati, lucu dan ceria yang turut jadi korban. Kalau mau sinis, siapa dia
Harry Potter ini? Dia kan
‘cuma’ anak kecil yang kebetulan selamat dari kutukan Voldemort, dan seluruh
negeri rela mati untuk menyelamatkannya. Tapi, Harry Potter bukanlah sosok
hebat dan pintar seperti Hermione. Untung aja dulu dia dititipkan di rumah
Uncle Vernon, hingga ia jadi orang yang rendah hati. Andaikata ia ada di
lingkungan penyihir, bukan gak mungkin ia bakal jadi orang yang sombong.
Tapi udah ah, gue ‘cinta’ Harry Potter koq… itu
hanya sekilas pikiran aja. Harry Potter masih menjadi serial buku favorit gue,
yang udah beberapa kali gue baca, tetap gak ada bosennya. Berkali-kali nonton,
malah bikin gue bernostalgia… berasa ‘mengikuti’ perjalanan hidup para pemeran
Harry Potter, Ron dan Hermione… dari anak-anak culun jadi remaja yang ganteng
dan cantik.
Kalo mau ditulis banyak banget yang berkesan –
berkesan senang dan juga sebel … bagian 7 Harry Potter, ngebayangin Bellatrix
yang ‘sinting’, atau tas doraemon Hermione – gila ya, sampe tenda aja muat
dalem tas itu.. kenapa Harry gak ngumpet di sana aja ya? Heheheh… marahannya Hermione
sama Ron, sampai di saat genting eh sempet-sempetnya ‘kissing’…. Tapi… kalo
inget pemeran Ginny, kenapa gue gak rela banget ya Harry sama Ginny… kenapa
Harry gak naksir Hermione?
Penasaran nih sebenernya, selama rentang tahun 19
tahun itu, Harry Potter ngapain aja? Kerjanya apa? Dan gimana kehidupan
Hogwarts setelah pertempuran akbar itu?
Rasanya gue jadi pengen mengarang-ngarang sendiri
…
Tulisan ini dibuat untuk event:
1 comments:
Salam kenal ya mbak...udah lama jadi silent reader, buat nyari referensi buku disini...
hihihi, sama banget deh... gara-gara inget pemeran Ginny di film, jadi nggak rela, kalau Harry akhirnya sama Ginny...dan masih bertanya-tanya juga, kenapa nggak sama hermione aja...kan udah cocok banget tuh...
Harry Potter emang nggak bikin bosen... meskipun mengulang-ulang lagi baca novelnya, ataupun nonton film-nya...tetep aja masih suka...
Post a Comment