Evergreen
Grasindo - 2013
203 Hal.
Dipecat dari Sekai Publishing, membuat Rachel
merasa jadi orang paling menderita sedunia. Putus asa, gak mau keluar dari
kamar, kerjanya hanya mecahin gelas. Sahabat-sahabatnya mulai bosan dan lelah
menerima telepon Rachel yang curhat, keluhan dan minta dikasihani. Pelan-pelan
mereka mulai menjauhi Rachel. Rachel menyalahkan Sekai Publishing, membenci
sajabatnya, malu sama keluarga karena selama ini begitu begitu sombong karena
jadi editor di penerbit yang top, sampai-sampai Rachel kepikiran untuk bunuh
diri.
Suatu hari, Rachel mampir ke sebuah kafe yang
sebenarnya berlokasi tak jauh dari apartemennya, bernama Evergreen. Kafe ini
menyajikan es krim dan kue-kue manis lainnya. Ketika mencicipi es krim pertamanya,
Rachel langsung jatuh cinta dan datang lagi dan lagi ke Evergreen.
Ia pun berkenalan dengan pegawai Evergreen –
Yupa, Gamma, Fumio dan Kari. Bahkan akhirnya, Yupa menawarinya untuk bekerja di
Evergreen. Meskipun awalnya gengsi, Rachel pun bekerja di sana. Yah… gak gampang untuk seorang Rachel
‘musuhan’ sama dapur untuk bekerja di kafe.
Melihat ketulusan Yupa, Gamma, Fumio, dan Kari,
Rachel pelan-pelan menyadari betapa dirinya dulu sangat egois, hanya ingin
diperhatikan tapi tak peduli dengan masalah orang lain. Rachel kembali belajar
untuk tersenyum dengan tulus, lebih empati dan melihat bahwa banyak orang yang
punya masalah lebih berat dari dirinya.
Membaca novelnya Prisca Primasari, selalu aja
menyisakan rasa manis dan hangat. Contoh aja Éclair, Paris atau Kastil Es dan Air Mancur yang
Berdansa. Manis - karena tokoh-tokohnya menyenangkan, ditambah lagi dengan
manisnya es krim di Evergreen. Ngebayangin interior Evergreen yang manis,
dihiasi gordyn berhias boneka beruang, ada hiasan wadah es krim, lalu
sayup-sayup terdengar ‘soundtrack’ lagu-lagu The Beatles…. Tapi… siapa sangka
pemiliknya adalah cowok sok keren, sok cool, berpenampilan berantakan dan takut
bebek??
Dan rasa hangat karena cerita tentang tokoh yang
saling mendukung satu sama lain, kedekatan mereka, cerita duka dan suka yang
bikin haru. Tokoh-tokoh seperti Yupa yang jail, kocak, seneng baca manga, Gamma
– yang lebih tenang, Fumio – kakak yang sangat menyayangi adiknya, yang
berusaha menyimpan tangisnya sendiri, Kari yang sok galak, Rachel yang dulunya
egois dan selalu pengen jadi pusat perhatian, pelan-pelan berubah, jadi bisa
senyum dan gak tegang, lalu ada Toshi, yang polos, di balik sakitnya tetap
berusaha kuat. Di balik sosok-sosok yang penuh senyum dan kejailan itu, mereka
justru mereka menyimpan luka dari masa lalu. Semua tokoh punya cerita
masing-masing, tapi gak saling tumpang tindih.
Satu hal yang rada mengganggu dari novel ini
adalah font-nya yang kecil itu. Coba diperbesar sedikit, bakal lebih nyaman
bacanya, terutama untuk gue yang bermata minus ini.
0 comments:
Post a Comment