Wednesday, August 14, 2013

Bangkok: The Journal




Bangkok: The Journal
Moemoe Rizal
Gagas Media – Cet. I, 2013
436 Hal.
(hadiah #unforgotTEN)

Harta sering kali membuat keluarga jadi terpecah  belah ... seperti Edvan, yang setelah ayahnya meninggal, jadi sering bertengkar dengan ibunya dan memilih pergi dari rumah, tinggal di Singapura, menjadi arsitek muda yang cukup diperhitungkan. Tapi, ada kalanya, seseorang tetap harus pulang, terlebih ketika sang ibu meninggal dunia dan menitipkan sebuah catatan harian, sebuah jurnal yang harus ia telusuri ke belakang, agar tau jawabanya.

Demi mencari awal mula jurnal itu, Edvan pun terbang ke Bangkok, tempat di mana ibunya pernah menghabiskan waktu yang cukup lama dan bertemu dengan ayahnya. Selama pergi dari rumah, banyak yang berubah, terutama di diri adiknya, Edvin. Suka atau tidak, Edvan harus menerima perubahan yang sangat drastis itu.

Jurnal Artika, ibu Edvan, tertulis tahun 1980. Yang diberikan Edvin kepada Edvan adalah lembaran jurnal terakhir. Inilah warisan Artika untuk Edvan. Dan di setiap akhir dari lembaran sebuah jurnal, tertulis nama dan tempat di mana Edvan harus menemukan jurnal selanjutnya. Tentu saja, bukan hal yang mudah. Bangkok tahun 1980an tentu sudah jauh berbeda dengan Bangkok di tahun 2000an. Perkara mencari orang yang dimaksud, yang belum tentu masih hidup.

Edvan dibantu oleh Charm, seorang gadis warga Bangkok – yang misterius dan penuh rahasia. Yah, lama-lama sih, Edvan jadi suka sama Charm, meskipun ternyata Charm ini membenci banyak hal yang secara langsung atau gak,  berhubungan dengan Edvan.

Sembari diajak penasaran apa maksud dan tujuan dari jurnal-jurnal itu, pembaca diajak menelusuri kota Bangkok, untuk mencari keberadaan lembaran jurnal yang ditulis dibalik potongan kalender.

Bagi Edvan, hal ini tak hanya membuat pandangannya terhadap ibunya berbeda, tapi juga merubah pribadi Edvan sendiri.

Membaca buku Bangkok: The Journal, gue merasa rada beda aja dengan seri STPC lainnya. Entah karena mungkin fokusnya justru bukan di masalah romansa cinta antara Edvan dan Charm, tapi justru ke hubungan antara ibu-kakak-adik.

Ceritanya juga ada bagian serius, haru, sedih, bahagia bahkan kocak. Apalagi dengan keberadaan Max, adiknya Charm, yang pengen banget jadi juara dunia muaythai, yang suka asal dan bikin Edvan kesel.

O ya, kalo iseng-iseng pengen membayangkan seperti apa sosok Edvan, coba search Chaiwat Thongsaeng, bintang film Thailand, yang kata Max mirip Edvan... (Tadinya mau pasang fotonya di sini.. tapi astaga... gak baik untuk anak-anak di bawah umur.. :D)

Untuk penggambaran suasana kota Bangkok sendiri, buat gue cukup detail. Hampir setiap tempat-tempat wisata yang gue pernah dengar atau lihat, tergambar di sini – sebut saja Golden Palace, Reclining Budha di Wat Pho, sungai Chao Phraya, Thonburi, floating market, bahkan berkunjung ke club ladyboy, naik tuk-tuk dan ikutan latihan muaythai, ow… tentunya gak ketinggalan kuliner yang asam-asam pedas itu… #ngiler Tom Yam Gung…

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang