Wednesday, February 27, 2013

The London Eye Mystery




The London Eye Mystery (Misteri London Eye)
Siobhan Dowd @ 2007
Yoga Nandiwardhana (Terj.)
GPU, Januari 2013
256 hal.
Untuk  usia 11 tahun ke atas
(Gramedia Plaza Semanggi)

Satu lagi buku tentang anak yang ‘berbeda’ setelah The Perks of Being a Wallflower. Kali ini tentang Ted. Ted ini senang mengamati cuaca. Bukan sekedar hari ini cuaca cerah, berawan atau hujan, tapi sampai ke berbagai fenomena cuaca, perhitungan kapan badai akan terjadi, probabilita turun hujan dan lain-lain.

Suatu hari, rumah Ted kedatangan seorang sepupu bernama Salim, yang datang bersama ibunya, Bibi Gloria. Mereka mampir ke rumah Ted sebelum bertolak ke New York di mana Bibi Gloria mendapatkan pekerjaan baru. Sebenarnya Salim enggan untuk meninggalkan Manchester, tapi, apa daya, ia harus menuruti kemauan ibunya. Ted yang tak biasa dengan orang baru, berusaha untuk menjalin pertemanan dengan Salim.

Ted dan Kat, kakaknya pun, mengajak Salim untuk naik The London Eye, atraksi turis yang sedang happening di London. Saat sedang mengantri tiket untuk naik London Eye, seorang pria tiba-tiba menawarkan satu tiket gratis. Dengan segera, Kat memberikan tiket itu untuk Salim dan Salim pun naik London Eye sendiri.

Sesuai waktu yang sudah diperhitungkan dengan cermat oleh Ted, London Eye berhenti berputar dan mereka pun menanti Salim keluar dari salah satu kapsul. Tapi, Salim tak kelihatan batang hidungnya, bahkan setelah penumpang terakhir keluar.

Panik pun melanda Bibi Gloria. Ted dan Kat bertekad untuk memecahkan misteri ini. Ted mempunyai banyak teori. Tapi karena ia dianggap ‘aneh’, orang tua mereka tak mau mendengar apa yang coba Ted sampaikan. Tapi, semakin dilarang, keinginan Ted dan Kat untuk menyelidiki hilangnya Salim semakin kuat. 

via Panoramio

Ted yang aneh, tapi memiliki otak yang cerdas. Ia terbiasa berpikir dari sudut pandang yang berbeda dengan orang lain, hingga akhirnya mencapai sebuah kesimpulan yang membantu memecahkan masalah ini. 

Jadi, berada di manakah Salim sebenarnya? Apa ia menghilang, diculik, masih hidup kah, atau malah - terbakar - mengikuti salah satu teori Ted ...

Menarik banget mengikuti penulusuran Ted dan Kat. Bahkan Ted sempat berpedoman pada salah satu teori Sherlock Holmes. Ingatannya yang kuat, cara berpikir yang berbeda, justru jadi kunci utama. Bibi Gloria dan Detektif Inspektur Pearce berkali-kali memuji kecerdasan Ted. Kalau pembaca juga secermat Ted, pasti juga bisa mengambil kesimpulan yang sama seperti Ted.

Satu yang gue dapat dari buku ini, adalah anak-anak itu juga pengen didengar pendapatnya. Di sini contohnya adalah Salim, Ted dan Kat. Salim, berusaha bilang kalau dia gak pengen ke New York, tapi bagi Bibi Gloria, Salim harus ikut ke mana dia pergi. Ted, dengan segala ‘keanehan’ yang membuatnya dianggap berbeda, juga ingin didengar pendapatnya yang ternyata sangat membantu. Kat, ciri remaja ‘pemberontak’, yang semakin disuruh nurut, malah semakin melawan.

Misteri London Eye ini memenangi Penghargaan NASEN dan TES Special Educational Needs Children’s Book ada tahun 2007. Siobhan Dowd meninggal dunia pada tahun 2007, di usianya yang ke 47 tahun karena penyakit kanker.

Buku Siobhan Dowd yang lain adalah A Swift Pure Cry.

---
The London Eye - salah satu atraksi di kota London yang menarik perhatian wisatawan. Seperti kincir angin raksasa, di mana ada 32 kapsul yang masing-masing bisa menampung 22 orang (ini sesuai perhitungan Ted). London Eye berputar di atas Sungai Thames dan dari sana kita bisa melihat pemandangan kota London - yang kata Kat, mirip sempoa. Ada satu waktu, di mana para turis dikumpulkan di satu sisi, dan diambil fotonya (salah satu yang membantu Ted memecahkan masalah)

---


0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang