Thursday, February 27, 2014

I’ve Got Your Number



I’ve Got Your Number

Sophie Kinsella
Black Swan @ 2012
459  hal.

Well, meskipun gue kecewa ketika terakhir kali gue baca bukunya Sophie Kinsella yang Wedding Night, gue masih punya ‘harapan’ untuk menyukai buku-bukunya Kinsella yang lain. Makanya, setelah berjarak agak lama, baru deh gue memutuskan untuk baca I’ve Got Your Number, takutnya, kalo kedeketan masih berasa aura ‘sebel’nya.

Kalau dari karakter, terkesan tipikal ya… Poppy Wyatt, perempuan yang gampang panik, sembrono dan rada-rada ‘seenaknya’. Poppy ini kehilangan cincin pertunangannya ketika lagi nge-teh bareng temen-temennya. Panik lagi dia, dengan segala cara minta supaya pihak hotel nge-blok tempat, biar dia leluasa nyari cincin itu. Plusss… dia kehilangan telepon genggamnya di saat yang bersamaan.

Dan begitu Poppy liat ada telepon genggam ‘tergeletak’ begitu aja di tempat sampah, tanpa pikir panjang ia mengambil telepon itu dan menggunakannya sebagai telepon pribadinya ‘sementara’. Telepon genggam itu milik Personal Assistant dari Sam Roxton. Awalnya sih, Poppy hanya mem-forward email-email tersebut ke Sam. Tapi lama-lama, dia ‘gatel’ juga dong, kepo gitu pengen tau, apa sih isi email-email itu. Dan ia melihat Sam sebagai orang yang gak peduli dengan rekan-rekan kantornya.

Sementara itu, Poppy juga disibukkan dengan urusan persiapan pernikahannya dengan Magnus Tavish – yang berasal dari keluarga yang ‘berpendidikan’. Semua anggota keluarga Tavish menulis buku, selalu berbicara dengan bahasa ‘tingkat tinggi’ yang bikin Poppy sempat minder.

Lama-lama nih, si Poppy ini malah lebih sibuk ngurusin urusan kerjaan Sam daripada urusan pernikahannya dengan Magnus. Dan akhirnya malah Poppy membantu Sam menyelesaikan krisis di kantor Sam.

Kalau ngeliat dari karakter Poppy, tentunya gak ada hal yang baru yang ditawarkan oleh Sophie Kinsella. Cuma gue ‘terkesan’ dengan ide ‘sabotase’ telepon yang dilakukan Poppy. Sms-sms Poppy dan Sam malah menjadi ‘greget’ di buku ini.  O ya, si Poppy ini penggemar Agatha Christie (ngngng.. ini sih yang gue tangkap di awal buku ini), malahan Poppy kehilangan cincin pertunangannya itu pas lagi ada acara nge-teh ala Miss Marple.

Sedangkan Magnum … hmm.. ini cowok rasanya pengen gue timpuk aja ya… Pengecut … hehehe.. dan gue merasa dia koq kaya’ jadi anak ‘mama’ gitu.

Nah, Sam Roxton – di awal menyebalkan tapi… justru sikap diamnya yang bikin dia jadi bikin penasaran. Perkembangan hubungannya dengan Poppy juga terbangun dengan perlahan. Dan hey… buku ini  nyaris ‘bersih’ dari adegan 17 tahun ke atas.

Gue suka dengan ending-nya, tapi… cerita menjelang bagian akhir itu yang bikin gue nyaris berteriak ‘Norakkkkk’. Emang ketebak sih, tapi… kenapa harus di saat yang kaya’ gitu sih?

Ya sudahlah, terima aja deh… toh, buku macam chicklit begini memang menjadi penyegar, bacaan ringan di kala santai. Dan buku ini, masih lebih baik daripada Wedding Night.

Submitted for:

-          2014TBR Pile Reading Challenge

0 comments:

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang