Amba
Laksmi Pamuntjak
Gramedia – Cet. II, November 2012
494 hal.
(Obral Gramedia Plasa Semanggi 3A – Rp. 20,000
saja)
Jadi begini, buku ini berkisah tentang seorang
perempuan bernama Amba yang mencari keberadaan seorang pria bernama Bhisma –
setelah berpuluh tahun lamanya. Semua dimulai di tahun 1965, ketika Republik Indonesia ini
sedang dalam keadaan politik yang panas. Amba yang berada di Yogyakarta, sempat
datang ke Kediri,
untuk bekerja sebagai penerjemah catatan seorang dokter muda lulusan Universitas
Karl Marx yang bernama Bhisma. Yah, tak butuh waktu lama bagi mereka untuk
jatuh cinta, padahal ketika itu, Amba juga sudah menjalin hubungan asmara dengan Salwa, pria
baik hati dan sederhana.
Amba dan Bhisma bertemu kembali di Yogyakarta, di bulan Oktober 1965 – ketika keadaan sangat
mencekam. Dan terjadi sebuah penyerbuan di Universitas Res Republica. Amba
terpisah dari Bhisma, dan itulah kali terakhir Amba melihat Bhisma.
Dari awal bergulir kisah Amba yang berusaha
mencari jejak Bhisma di Pulau Buru. Amba,
perempuan dengan pembawaan yang mampu membuat semua orang yang bertemu
dengannya menaruh hormat. Tak terkecuali Samuel, pria asal Pulau Buru yang membantu Amba.
Di dalam buku ini, tak hanya berkisah tentang
latar konflik di tahun 1965, tapi juga tentang perang saudara di Ambon yang
menggulirkan banyak kisah pilu di antara warga Ambon.
Amba, Bhisma dan Salwa, adalah nama yang diambil
dari tokoh dalam kisah Mahabharata, dengan latar kisah yang sama. Cinta
segitiga, di mana Bhisma tak bisa mendapatkan Amba, dan Salwa pun tak mau lagi
menerima Amba yang sudah tak suci itu.
Sosok Bhisma memang misterius, dari awal dia
lebih banyak diam, membuat Amba kesal
sekaligus penasaran. Apa yang terjadi pada dirinya setelah penangkapan itu,
ditulis dalam surat-surat untuk Amba – surat-surat yang tak pernah sampai ke
tangan Amba, yang ia sembunyikan di dalam bambu dan dikuburkan di bawah sebuah
pohon rindang.
Dan buat gue, Amba yang selalu menjaga sikap ini
malah jadi terkesan dingin. Ia menyimpan begitu banyak hal sendiri, tenggelam
dalam pikirannya sendiri. Dibandingkan dengan kedua adiknya yang mementingkan
penampilan, Amba malah ingin lebih maju, keluar dari desa dan mencari
petualangan baru.
Sejujurnya, sulit buat gue untuk membuat review
buku ini. Pertama, karena bahasa yang digunakan di dalam buku ini, bisa gue
bilang ‘indah’, kedua, meskipun bahasanya bagus, indah, berbunga-bunga – gue
malah jadi sedikit kesulitan ‘mencerna’nya. Bukan karena klasik, tapi ya itu…
sedikit ‘bersayap’, ketiga: takut… hehehe… rasanya otak gue rada kurang ‘prima’
untuk mencerna begitu dalam isi buku ini. Dan mau gak mau, gue jadi
membandingkan buku dengan latar belakang yang sama, yang sempat jadi
kontroversi di Khatulistiwa Literary Awards yang lalu. Mungkin karena dari segi
sudut pandang yang berbeda ya, gue merasa buku ini agak berat untuk gue.
Submitted for:
-
Baca
Bareng BBI bulan February 2014 – tema: Historical Fiction Indonesia
9 comments:
iya, si Bhisma itu misterius. malah jadi kayak orang sakti gitu yah x(
Ampun deh cuma 20.000 saja *salah komentar wkwkwkwk
aku jg masih ketimbun buku ini :(
tadi baca reviewnya tirta, katanya agak sulit bersimpati sama amba ya...mungkin sama kaya yg loe rasain fer, terlalu dingin dia...tapi cowok2 kayanya banyak yg suka sama si amba ya? hihi...jd inget beli buku ini pas bareng gw :D
@Vina: malah jadi kesannya rada gak masuk akal :)
@Dion: hehehe.. ngeliat harga segitu, langsung ambil aja
@Astrid: Amba terlalu jaim menurut gue. Tapi karena yang misterius itu bikin cowok2 penasaran kali ya.
Hahahaha.. ini akibat berlama2 di obralan gramedia
Wah, banyak juga yang udah baca buku ini, jadi makin penasaran... >.<
@lucktygs
http://luckty.wordpress.com/2014/02/27/review-the-jacatra-secret/
Waaaaaah 20 ribu! XD
Aku sampe akhir masih nggak ngerti apa yang bikin Amba ini segitu cintanya sama Bhisma sampe mau selingkuh segala. Terus bete deh sama Amba-nya, jadi susah buat suka banget-banget sama buku ini. Tapi cara penceritaannya emang bagus sih :)
Waduh, urusan otak prima kembali muncul >,<
Berarti aku tidak mau baca buku ini dulu deh, masih memprimakan otak xD
Lah aku malah baru tau ini hisfic.
tapi ngeliat tebalnya...ntar-ntar aja deh..
eh mbak..itu icon BBI goes to irfnya udah kadaluarsa :D
@Luckty: bahasanya bagus lho...
@Book-admirer: hahaha... baca aja, latihan biar otaknya semakin prima
@Bang Epi: ukuran buku dan ketebalannya emang bikin rada kurang nyaman kalo dibawa2.
hehehe.. belum sempet edit2 side bar
@Tirta: mungkin karena Bhisma yang cool dan unpredictable kali ya, yang bikin Amba rela selingkuh
Post a Comment