Penelusuran Benang Merah (A Study in Scarlet)
Sir Arthur Conan Doyle
Sendra B. Tanuwidjaja (Terj.)
GPU – Cet. IV, Nopember 2012
216 hal.
(Gramedia
Plaza Semanggi)
Lewat buku
ini, Dr. Watson pertama kali berkenalan dengan sosok yang nyentrik, cuek dan
kadang ngeselin, yang pada akhirnya menjadi sahabat baiknya, yaitu Sherlock
Holmes. Dikisahkan, Dr. Watson adalah
dokter Angkatan Darat, yang saat di tempatnya bertugas, ia terluka parah hingga
tidak bisa kembali ke kondisi semula. Akhirnya, ia dipulangkan ke London. Di London,
kehidupannya tidak begitu baik. Ia memutuskan untuk mencari tempat tinggal yang lebih murah.
Kebetulan, Dr. Watson bertemu dengan teman
lamanya, yang bercerita bahwa ada teman yang ingin berbagi tempat tinggal,
tapi, jangan kaget kalau temannya ini bersikap rada aneh. Di laboratorium, Dr.
Watson pun diperkenalkan dengan sosok Sherlock Holmes. Sosok yang cerdas,
humoris, tapi juga bisa tiba-tiba berubah jadi pendiam jika ia sedang berpikir
keras. Suka main biola, meskipun tergantung mood juga… kadang bagus… kadang
bernada asal-asalan.
Sherlock Holmes ini kerap dimintai bantuan oleh
Scotland Yard untuk memecahkan sebuah kasus. Seperti kali ini, Detektif Lestrade
dan Detektif Gregson juga meminta bantuan Holmes untuk membantu mereka menyelidiki
kasus pembunuhan di sebuah rumah kosong, yang kemudian disusul dengan
ditemukannya korban kedua di sebuah kamar hotel. Kedua detektif ini saling
bersaing. Awalnya, Holmes malas membantu, karena pastilah yang mendapatkan
pujian adalah kedua detektif itu. Mereka gagal pun, tetap akan dipuji sudah
melakukan kerja keras. Tapi, ada desakan Dr. Watson, Holmes pun mau mengiyakan
permintaan tolong itu.
Di tempat kejadian, Sherlock Holmes melakukan
penyeledikan yang gayanya jauh berbeda
dari kedua detektif. Ia meneliti hal-hal kecil, yang mungkin luput dari mata
Lestrade dan Gregson. Meskipun terkadang kedua detektif ini, malah terkesan
‘meremehkan’ gaya
penyelidikan Holmes yang kaya’ main-main ini.
Tanpa penyelidikan yang terkesan rumit, Sherlock
Holmes berhasil membawa tersangka – langsung ke kediaman Holmes sendiri.
Bagian pertama ditutup dengan ‘menggantung’.
Kasus sudah selesai, tapi koq gitu aja, ending yang gak jelas. Masuk ke bagian
kedua, juga semakin membuat gue bertanya-tanya, kapan Sherlock Holmes dan Dr.
Watson muncul, apa ‘benang merah’ bagian pertama dan kedua ini. Baru di akhir
cerita, gue ‘ngeh’. Tapi, kalo jeli baca nama-nama tokohnya sih, kemungkinan
bisa langsung tau hubungan bagian pertama dan kedua.
Kenapa gue memilih Penelusuran Benang Merah,
karena di buku ini tidak terdiri dari cerpen-cerpen petualangan Sherlock
Holmes. Yah, gue termasuk yang rada bingung kalo harus membuat review sebuah
kumpulan cerpen. Udah gitu, kaya’nya kalo cerita detektif lebih pas kalo dibaca
satu buku secara utuh dan rada panjang.
Gue sempat ‘kecewa’ membaca Memoar Sherlock
Holmes. Koq rasanya datar aja, kurang intrik-intrik selama penyelidikan. Tapi
membaca Penelusuran Benang Merah ini, lumayan mengobati kekecewaan setelah baca
Memoar Sherlock Holmes.
Posting ini dibuat dalam TBRR Mystery Reading Challenge (bulan Maret: tema classic
mystery)
0 comments:
Post a Comment