Vivien’s Heavenly Ice Cream Shop
AbbyClements @ 2013
Queras
349 hal.
Imogen dan Anna McAvoy, adalah dua kakak beradik,
yang bisa dibilang berbeda karakter. Anna, tipe gadis yang senang memasak,
memilik kehidupan yang tenang dan punya perencanaan. Sedangkan, Imogen, tipe
yang berjiwa bebas. Ia ‘mengembara’ ke Thailand, hari-harinya bagaikan
sedang berlibur panjang – surfing, diving dan memotret kehidupan bawah laut
(ahh… pengen ikutan nyemplung ke laut rasanya).
Imogen kembali pulang ke Brighton,
Inggris, ketika nenek mereka, Vivien meninggal dunia dan mewariskan toko es
krim kepada Imogen dan Anna. Toko es krim itu sudah berdiri sejak lama dan
merupakan salah satu warisan yang berharga. Imogen dan Anna bertekad mempertahankan toko es krim itu,
sementara salah seorang kerabat mereka, ingin agar toko es krim itu menjadi
tempat yang lebih modern.
Dengan pengetahuan yang minim, Imogen dan Anna
membuat rencana agar warisan Vivien tidak hilang begitu saja. Tapi ada saja
kendala yang membuat semua tak berjalan lancar – Imogen yang gagal membuat es
krim atau cuaca yang tidak mendukung. Tapi mereka tidak patah semangat. Anna
pergi ke Italia untuk belajar cara membuat es krim yang benar.
Hmmm… ceritanya manis sih… tapi… gak meninggalkan
sebuah kesan yang istimewa. Ada
konflik tapi koq rasanya cuma ‘sekelebat’, cuma percik-percik dikit, gak sampai
‘meledak’. Gak ada greget yang membuat gue lebih bersimpati dengan Anna dan
Imogen. Kesannya jadi biasa aja, padahal banyak banget yang bisa disajikan
dengan lebih ‘greget’. Gue ngerasa, setiap pindah bab, udah aja gitu, satu
masalah selesai, terus cara mereka bicara juga berasa datar
Oke lah, ada kisah cinta yang tentu saja menjadi
pelengkap di dalam buku ini, dua kakak beradik ini mengalami patah hati dan
dua-duanya segera menemukan penggantinya. Dan gue berharap, Mateo gak hanya
jadi tokoh ‘pelengkap’ yang kaya’ numpang lewat. Tapi untung sih, meskipun Anna
juga suka sama Mateo, saat di Italia gak ada adegan percintaan yang dipaksakan
muncul.
Sayang banget, padahal latar belakangnya udah
menarik. Gue membayangkan rumah Vivien yang hangat, atau toko es krim yang kuno
tapi bikin betah untuk duduk-duduk di sana.
Apalagi letaknya di pinggir pantai . . . udah pas banget deh.
Jadinya, saat menutup buku ini, gue pengen – ke pantai
dan makan es krim.
Submitted for:
-
Books in English Reading Challenge 2014
-
Lucky No. 14 - Reading
Challenge (category: (Not So) Fresh from the Oven)
-
New Author Reading Challenge 2014
0 comments:
Post a Comment