Casablanca: Forget Me Not
Dahlian
Gagas Media, 2014
336 Hal.
Ini adalah tentang kegalauan seorang perempuan
menjelang hari pernikahannya. Merasa panik gak jelas, sesak napas dan butuh
menjauh dari segala keribetan yang berhubungan dengan pernak-pernik pernikahan.
Maka, pergilah Vanda ke Casablanca…
main pergi aja gitu, gak ngasih tau ke calon suaminya, gak ngasih penjelasan
apa-apa ke orang tuanya. Rada egois sih menurut gue, tapi di lain pihak, gue
mencoba mengerti, ketika tahu cowok seperti apa, Rommy, tunangan Vanda itu.
Kalo gue jadi Vanda, gue jelas butuh ruang untuk berpikir. Dan dalam versi
Vanda sendiri, ada ‘sesuatu’ yang perlu ia tuntaskan biar hatinya jadi lebih
lega dan mantap memasuki gerbang pernikahan.
Kenapa Vanda memilih Casablanca? Tak lain, karena ia jatuh cinta
pada film dengan judul yang sama, bahkan langsung semangat ketika tahu, ada café
yang menjadi setting dalam film tersebut.
Sementara itu, tujuan Laz datang ke Casablanca bukan untuk patah hati, tapi, apa daya, ia
harus menghadapi kenyataan bahwa sang pacar yang penduduk asli sana memutuskan untuk memilih atasannya
sebagai pasangan hidupnya.
Dan bertemulah mereka di lobi hotel. Laz yang
melihat Vanda sama-sama berasal dari Indonesia, memutuskan untuk
beramah-tamah dengan Vanda. Tapi, justru ditanggapi Vanda dengan dingin
mengingat kelakuan Laz yang memang rada annoying.
Sejujurnya, gue ‘nyaris’ kapok baca seri STPC ini
gara-gara Athena, yang bacanya bikin gue rada kesel dengan segudang
kebetulannya itu. Emang sih, namanya novel, ada aja suatu kebetulan, karena
kalo gak, tokohnya gak ketemu dong… tapi, ya gak segitu banyak juga sih… Eh..
kenapa gue jadi bahas Athena lagi? (belum ilang keselnya ternyata.. hehehe)
Untuk tokoh, gue menyukai tokoh Vanda dan Laz,
terlepas dari hal-hal negatifnya. Chemistry di antara keduanya terbangun
pelan-pelan, meskipun gue lumayan setuju sama Laz, kenapa Vanda segitu
gampangnya jatuh ke pelukan Laz, padahal dia udah punya tunangan… membuat Vanda
jadi terkesan ‘mudah’, tapi.. yah… pengaruh suasana dan tempat bisa bikin orang
lupa diri. Semetara Laz, gue pun ‘jatuh hati’ karena sifatnya yang melindungi,
yang pengen balas dendam, tapi sebenernya gak tegaan… *coba Laz… kalo
kapan-kapan gue mampir Casablanca,
boleh lah jadi guide*
Tokoh dalam cerita ini gak banyak, jadi
benar-benar menyorot ke Vanda dan Laz. Bagus lah, jadi gak bikin ribet dan
nambah-nambah konflik. Ceritanya jadi sederhana.
Cara menyampaikan suasana di Casablanca juga ‘halus’,
gak melulu ketika datang ke tempat wisata, si penulis menjabarkan sejarah
tempat itu dari A-Z, singkat aja, tapi bikin pembaca bisa mendapatkan gambaran.
Pemilihan warna untuk cover dan ilustrasi di
cover juga bagus. Warnanya unik, jarang gue menemukan pemilihan warna ini.
Submitted for:
-
Indonesian Romance Reading Challenge 2014
-
New Author Reading Challenge 2014
1 comments:
Novel2 yg settingnya kota di luar negeri sebenarnya menarik tapi suka kecewa pas udah baca keseluruhan isinya. ^^
Post a Comment