Metafora dalam Cinta
Arya Yudistira Syuman @ 2013
GPU – Juli 2013
63 Hal.
Rasanya gak akan berpanjang-panjang gue
membicarakan buku yang satu ini. Selain karena memang bukunya tipis, juga
karena gue belum ‘mahir’ berbicara tentang puisi. Puisi sangat jarang gue baca,
kecuali waktu dulu pas masih langganan majalah Bobo, gue suka mengkliping
puisi-puisi dari Bobo dan sesekali nulis puisi juga. Tapi sekarang… hehehe..
udah gak ‘puitis’ lagi, jadinya gak kepikiran mau nulis-nulis puisi lagi.
Buku ini gue temukan terselip di antara
novel-novel sastra Indonesia.
Ketika gue sedang mempertimbangkan apakah mau beli Hujan Bulan Juni – nya
Sapardi Djoko Damono atau Kumpulan Puisi – Wiji Thukul. Segera saja gue ambil
Metafora Dalam Cinta ini, ya cocoklah untuk gue yang pemula dalam mereview buku
puisi.
Arya Yudistira Syuman – lebih dikenal sebagai
seorang penari. Pernah ikut berkolaborasi dalam menulis cerpen bersama adiknya,
Djenar Maesa Ayu dalam 1 Perempuan 14 Laki-Laki.
Pengantar yang ditulis oleh Joko Pinurbo sangat
membantu gue dalam ‘mencerna’ 28 puisi di dalam buku ini.
Dari judul buku ini, tentu saja sudah jelas apa
yang menjadi tema dalam puisi-puisi yang ditulis. Tanpa perlu kalimat yang
‘bersayap’, tanpa perlu penafsiran yang rumit, puisi-puisi ini meski sederhana
tapi tetap indah, bahkan terkesan ‘lugu’ atau ‘polos’ atau bahkan malu-malu.
Terkadang puisi itu bercerita tentang seseorang
pria yang ragu-ragu untuk menyapa seorang perempuan, atau berkisah tentang rasa
sayangnya terhadap keponakannya, Miyake.
Favorit gue adalah Cinta Masa Sekolah (jadi inget
jaman-jaman cinta monyet).
Kelereng-kelereng
itu kususun
menuliskan
namaku dan namamu
seolah-olah
kita memang ditakdirkan untuk bersatu ….,
betapa
hatiku hancur, ketika kau pindah ke kelas pagi
dengan
alasan, wali kelas kita orangnya galak ….
(hal. 36)
Gue sampai senyum-senyum sendiri baca puisi ini
(masih ada lanjutannya dengan kalimat yang tetap bikin senyum). Ada rasa ‘galau’ dan
pasrah.
Rasanya gue pengen baca ulang puisi-puisinya,
biar lebih ‘meresapi’ kalimat-kalimat yang ada, biar lebih bisa menangkap makna
di dalam setiap puisinya.
Submitted for:
-
Baca
Bareng BBI bulan Maret 2014 – tema: Puisi
4 comments:
ngakak baca kalimat mbak fer:
Tapi sekarang… hehehe.. udah gak ‘puitis’ lagi,
*malu*...masa2 puitis udah lewat, bang Epi :D
hahaha lucu puisinya feeer...eh iya bener, dulu gw juga ada masa2 puitis pas abis jaman AADC hihihyyyyy....sekarang mah udah datar aja XD
@Astrid: jaman AADC tiba-tiba pengen jadi kaya Cinta... suka puisi, dapet cowok cakep :D
Post a Comment