Friday, March 28, 2014

Metafora dalam Cinta



 

Metafora dalam Cinta

Arya Yudistira Syuman @ 2013

GPU – Juli 2013
63 Hal.

Rasanya gak akan berpanjang-panjang gue membicarakan buku yang satu ini. Selain karena memang bukunya tipis, juga karena gue belum ‘mahir’ berbicara tentang puisi. Puisi sangat jarang gue baca, kecuali waktu dulu pas masih langganan majalah Bobo, gue suka mengkliping puisi-puisi dari Bobo dan sesekali nulis puisi juga. Tapi sekarang… hehehe.. udah gak ‘puitis’ lagi, jadinya gak kepikiran mau nulis-nulis puisi lagi.

Buku ini gue temukan terselip di antara novel-novel sastra Indonesia. Ketika gue sedang mempertimbangkan apakah mau beli Hujan Bulan Juni – nya Sapardi Djoko Damono atau Kumpulan Puisi – Wiji Thukul. Segera saja gue ambil Metafora Dalam Cinta ini, ya cocoklah untuk gue yang pemula dalam mereview buku puisi.

Arya Yudistira Syuman – lebih dikenal sebagai seorang penari. Pernah ikut berkolaborasi dalam menulis cerpen bersama adiknya, Djenar Maesa Ayu dalam 1 Perempuan 14 Laki-Laki.

Pengantar yang ditulis oleh Joko Pinurbo sangat membantu gue dalam ‘mencerna’ 28 puisi di dalam buku ini.

Dari judul buku ini, tentu saja sudah jelas apa yang menjadi tema dalam puisi-puisi yang ditulis. Tanpa perlu kalimat yang ‘bersayap’, tanpa perlu penafsiran yang rumit, puisi-puisi ini meski sederhana tapi tetap indah, bahkan terkesan ‘lugu’ atau ‘polos’ atau bahkan malu-malu.

Terkadang puisi itu bercerita tentang seseorang pria yang ragu-ragu untuk menyapa seorang perempuan, atau berkisah tentang rasa sayangnya terhadap keponakannya, Miyake.

Favorit gue adalah Cinta Masa Sekolah (jadi inget jaman-jaman cinta monyet).

Kelereng-kelereng itu kususun
menuliskan namaku dan namamu
seolah-olah kita memang ditakdirkan untuk bersatu ….,

betapa hatiku hancur, ketika kau pindah ke kelas pagi
dengan alasan, wali kelas kita orangnya galak ….

(hal. 36)

Gue sampai senyum-senyum sendiri baca puisi ini (masih ada lanjutannya dengan kalimat yang tetap bikin senyum). Ada rasa ‘galau’ dan pasrah.

Rasanya gue pengen baca ulang puisi-puisinya, biar lebih ‘meresapi’ kalimat-kalimat yang ada, biar lebih bisa menangkap makna di dalam setiap puisinya.


Submitted for:


-          Baca Bareng BBI bulan Maret 2014 – tema: Puisi

4 comments:

Helvry Sinaga said...

ngakak baca kalimat mbak fer:
Tapi sekarang… hehehe.. udah gak ‘puitis’ lagi,

ferina said...

*malu*...masa2 puitis udah lewat, bang Epi :D

astrid said...

hahaha lucu puisinya feeer...eh iya bener, dulu gw juga ada masa2 puitis pas abis jaman AADC hihihyyyyy....sekarang mah udah datar aja XD

ferina said...

@Astrid: jaman AADC tiba-tiba pengen jadi kaya Cinta... suka puisi, dapet cowok cakep :D

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang