A Werewolf Boy
Kim Mi Ri @ 2012
Julian Tan & Iingliana (Terj.)
GPU – April 2013
208 Hal
(Gramedia
Plaza Semanggi)
Profeson Park Jong Do melakukan penelitian
terhadap makhluk yang diduga adalah manusia serigala. Tak banyak yang tahu
tentang penyelidikan ini. Maklum memang hal ini bersifat rahasia dan dilakukan
di sebuah rumah yang letaknya terpencil. Tujuan ‘menciptakan’ makhluk ini
adalah untuk memperkuat angkatan bersenjata Korea. Setelah Profesor Park Jong
Do meninggal dunia, rumah itu terbengkalai dan tak ada kelanjutan dari
penelitian itu.
Beberapa tahun kemudian, keluarga Kim Sooni datang
dan menempati rumah itu. Kim Sooni pindah ke rumah itu setelah ayahnya
meninggal dan harta mereka habis untuk membayar hutang-hutang. Kim Sooni
sendiri menderita penyakit yang mengharuskan ia menjalani pengobatan dan tak
boleh terlalu lelah.
Saat mereka datang, rumah itu begitu kotor dan
tak terawat. Saat sedang membersihkan sebuah gudang di belakang rumah itu, Kim
Sooni dan ibunya menemukan anak laki-laki yang sangat kotor. Dan anehnya lagi,
anak laki-laki ini tidak bisa berbicara. Awalnya Sooni menganggap anak laki-laki
ini sangat mengganggu. Ibu Sooni memutuskan untuk melaporkan anak ini ke
polisi.
Sementara menunggu feedback dari pihak kepolisian,
Ibu Sooni merawat anak laki-laki itu dan memberinya nama Cheol Soo. Lama-lama,
justru Sooni dan Cheol Soo pun bersahabat. Sooni mengajar Cheol Soo membaca,
berbicara.
Tapi ada salah satu anak laki-laki yang tak
menyukai hubungan mereka, yaitu Ji Tae. Anak dari pemilik rumah yang membantu
keluarga Sooni. Ji Tae selalu berusaha memancing emosi Cheol Soo dan berusaha
membuktikan bahwa Cheol Soo itu berbahaya.
Cheol Soo selalu melindungi Sooni sampai
akhirnya, karena emosi yang tak bisa ditahan lagi, Cheol Soo berubah menjadi
manusia serigala.
Mungkin banyak yang bakal mikir, apakah ini
adalah Twilight versi Asia. Tapi, buat gue,
sih gak ya, kalau Twilight menunjukkan sosok werewolf yang ‘gagah perkasa’,
justru di sini si werewolf justru makhluk yang rapuh. Ia tak sadar akan
kekuatannya sendiri. Kim Sooni berusaha membuat Cheol Soo menjadi lebih ‘normal’,
ia tahu Cheol Soo tidak akan menyakitinya. Dan dari Kim Sooni, Cheol Soo
belajar artinya bergaul, mencintai dan menyayangi.
Buku ini (yang diadaptasi dari sebuah film dengan
judul sama) ‘berpotensi’ bikin nangis. Ya, khas drama-drama Korea gitu kali
ya. Bagian-bagian perpisahan dan juga pertemuan rasa sukses ‘mengiris-iris’
hati.
2 comments:
filmnya juga bikin hati termehek-mehek mba, saya sampe nangis penuh drama karena keseret suasana
*confession*
Aq suka sama endingnya (meski bikin mewek), sampai cari trailer lagu dari puisi yang dibuat itu, penasaran banget ...
Post a Comment