Danny the Champion of the World (Danny si
Juara Dunia)
Roald Dahl @ 1977
Quentin
Blake (illustrator)
Poppy
Damayanti Chusfani (Terj.)
GPU
– Cet. II, Januari 2010
248
hal.
(Jembatan
penyeberangan Semanggi)
Ah.. senangnya dalam waktu yang berdekatan, gue
menemukan dua buku Roald Dahl yang tergolong ‘langka’ ini – dengan harga yang
sangat ‘bersahabat’. Dan yang gak diduga-duga, waktu lagi jalan di jembatan
penyeberangan, ada yang jual buku-buku murah (hmmm.. biasanya bajakan sih), dan
tiba-tiba gue melihat buku ini. Gue buka, dan ternyata buka bajakan. Happy….
Langsung aja gue beli…
Kali ini bercerita tentang Danny yang tinggal
hanya berdua dengan ayahnya di dalam sebuah caravan. Ibu Danny sudah meninggal
saat Danny masih bayi. Ayahnya mempunyai sebuah bengkel kecil. Kehidupan mereka
sederhana, tapi mereka tak pernah merasa kekurangan.
Bagi Danny, ayahnya adalah segalanya. Setiap
malam, ayah kerap membacakan dongeng sebelum tidur. Pokoknya ayah adalah sosok
yang sangat ia kagumi.
Sampai suatu hari, ia justru mendengar cerita
bahwa ayahnya tak sesempurna yang ia lihat selama ini. Ayah Danny menyimpan
rahasia besar yang menjurus pada perbuatan kriminal. Wah…. Tapi apakah itu?
Justru setelah ayahnya bercerita, Danny pun gak
sabar ingin ikut serta dalam petualangan bersama ayahnya. Rencana yang sempurna
pun disusun – tujuannya utamanya adalah untuk menjebak Mr. Hazell yang pelit
dan sombong itu.
Dan, lebih hebatnya lagi, beberapa tokoh
masyarakat di kota kecil itu – eh, bukan pejabat penting sih, tapi penduduk kota
yang dipandang sebagai warga ‘baik-baik’ seperti Dokter Spencer, Sersan
Samways, atau Mrs. Clipston yang istri seorang pendeta – mereka ikut terlibat
dalam misi rahasia itu.
Hihihi… asyik banget nih. Cerita ini terinspirasi
dari cerita masa kecil Roald Dahl sendiri. Misalnya, karavan tempat tinggal
Danny terinspirasi dari karavan yang ada di kebun Roald Dahl, atau, Danny yang
udah bisa nyupir mobil di usia sembilan tahun, Roald Dahl sendiri mengajar
putrinya, Ophelia, mengendarai mobil di usia sepuluh tahun.
Yang pasti, ada satu pesan di akhir cerita yang
oke banget, yang intinya: “Jadilah orang
tua yang asyik, karena bagi anak-anak, punya orang tua yang kaku sama sekali
gak menyenangkan.” Hehehe.. bener banget, Opa Dahl.
2 comments:
yeaay.. udah punya berapa Dahlnya Mbaak? aku juga masih berburu lagi nih :D
@orybun: hmmm berapa ya? yang pasti masih nyari Aruk-Aruk sama George Marvelous Medicine
o ya, James-nya udah gak ada aku cari di Gramedia. Adanya cuma The Giraffe, The Pelly and Me sama The Magic Finger
Post a Comment