The
Sherlockian
Penerbit: Twelve, Hachette Book Group (2010)
350 hal.
(Pinjam sama Astrid)
Arthur Conan Doyle, sebenarnya rada ‘kesal’
dengan sosok Sherlock Holmes yang ternyata lebih ‘ngetop’ dibandingkan dirinya
sendiri – si pencipta tokoh detektif flamboyan yang cerdas itu. Bahkan, para
fans Holmes, menganggap sosok itu adalah nyata. Tak jarang Doyle menerima surat
yang isi sebenarnya ditujukan kepada Holmes – ada yang minta cariin kucingnya
yang hilang lah, minta tangkepin penjahat lah, dan lain-lain.
Maka, di suatu hari, Doyle memutuskan untuk
‘mengakhiri’ kisah Sherlock Holmes dalam ‘Kisah Penutup’ (baca: Memoar Sherlock
Holmes). Doyle menerima caci-maki dari para penggemar Holmes yang terkejut.
Mereka berduka.
8 tahuh kemudian, lagi-lagi, Doyle membuat
kejutan. Dengan ‘memunculkan’ kembali kisah Sherlock Holmes. Kemunculan ini
kembali menyisakan misteri, kenapa Holmes muncul kembali? Apa yang terjadi
dalam kurun waktu 8 tahun itu?
Sir Arthur Conan Doyle rajin menulis buku harian.
Tapi, justru buku harian yang memuat kisah hari-hari selama kurun waktu
tersebut hilang.
Tahun 2010, para Sherlockian dikejutkan dengan
berita bahwa salah satu anggota Baker Street Irregulars, kelompok Sherlockian
yang ekslusif, berhasil menemukan buku harian itu. Tentu saja, para Sherlockian
tak sabar menunggu laporan apa isi buku harian itu sebenarnya. Tapi sayangnya,
si penemu buku harian itu justru
ditemukan tewas di kamar hotelnya.
Harold White, anggota terbaru dari Baker Street
Irregulars, tidak mau menyerahkan perkembangan kasus itu pada polisi. Ia pun
mulai melakukan penyelidikan a la ‘Sherlock Holmes’.
Layaknya Sherlock Holmes, baik Doyle maupun
Harold memiliki ‘Watson’ mereka sendiri. Doyle dibantu oleh Bram Stroker (yup,
sang penulis kisah Drakula), sementara Harold didampingi Sarah, seorang
jurnalis yang ingin menjadikan kisah Diary Arthur Conan Doyle ini sebagai kisah
‘comeback’nya ke dunia jurnalistik.
Gue memutuskan untuk memasukkan buku ini ke dalam
posting bareng BBI yang temanya ‘Historical Fiction’. Karena, Sir tokoh Arthur
Conan Doyle boleh dibilang salah satu penulis yang membuat sejarah dengan tokoh
Sherlock Holmes-nya, yang meskipun sudah satu abad, masih tetap memiliki
penggemar tersendiri.
Buat gue yang baru saja mulai membaca kisah-kisah
Sherlock Holmes, buku ini sangat menarik, sebuah kisah di belakang layar
penulisan Holmes. Gak menyangka kan , kalau Doyle justru sebal dengan
kesuksesan Sherlock Holmes.
Reinbach Falls, Switzerland
Gaya penulisannya juga unik. Dua kisah yang berbeda, dengan rentang waktu yang jauh. Hingga akhirnya bertemu di satu titik. Jadi ikutan terharu pas ceritanya selesai.
Yang bikin gue cekikikan adalah saat membayangkan
Arthur Conan Doyle dan Bram Stroker harus menyamar jadi perempuan untuk bisa masuk
ke dalam sebuah pertemuan yang hanya boleh dihadiri oleh perempuan. Mereka
berdua harus mencukur kumis mereka dan rela pake korset.
Atau, silahkan bayangkan saat pertemuan Baker Street Irregulars, semuanya berdandan ala Sherlock Holmes. Mungkin bakalan tampak lucu, tapi namanya juga nge-fans berat, pastinya bakal diusahakan semirip mungkin dengan sang idola.
Ada thriller, ada juga humornya.
22 comments:
kayaknya recommended buat saya yang sherlockian :)
Serlock holmes museumnya dari luar kerennnn, penasaran sama dalamnya #salahfokus
Belum pernah baca seri Sherlock, baru mencicipi filmnya aja :)
@Tezar: cocok banget, mas. coba2 aja dikode2in di twitter, kali2 ada yang mau kasih kado ultah :D
@Peri hutan: aku justru belum pernah liat film2nya Sherlock
kalo lagi blog walking, salah fokus itu wajar.. hehehe..
ahhh akhirnya keluar juga reviewnya =D keren kan yaaah? gw suka penggambaran hubungan sobatannya doyle sama stoker =D trus iya pas mereka sok2 menyamar itu kocak bangeet...dan penasaran sama para sherlockian ini ya, segitu fanatiknya sama holmes sampe apal semua quote2nya,ckck
bukunya menarik, penulisnya masih muda juga. Sbg penggemar sherlock holmes kayanya harus baca buku ini.
baru baca sekali buku Sherlock. itu pun yang buat anak-anak, yang diterjemahin Umay :D
Hahaha.. Ga kebayang sir arthur conan doyle sampe nyamar2 segala.. Menarik bgt nih bukunya :D
aaaa.. mau bacaaa.. *masukin wishlist
Baru nonton filmnya serinya sekali, en baca bukunya sekali juga.... Ngga bisa disebut Sherlockian ya? :D
@Astrid: kerennnn... thanks ya, udah pinjemin bukunya :). coba tanya sama mas Tezar yang (mengaku) Sherlockian, hafal gak sama quote2nya?
@Jody: hai mas Jody, pa kabar? ayo dibaca bukunya, mas
@Peni Astiti: Umay yang penyanyi itu? terbitan mana, mbak? *pengen cari*
@Annissa: iya.. ini bagian yang kocak banget
@Orybun: tambah terus wishlist-nya :D
@Justaveragereader: hehehe.. lumayan lah.. Sherlockian pemula :)
segera masuk wishlist
Aaarggghhh pengen pinjaaam!
Setiap habis baca buku2 Sherlock, biasanya aku kayak detektif. Memperhatikan orang, barang & alam secara detail. Siapa tau berguna kalau ada peristiwa khusus. Tapi lama-lama capek, ga pernah ada peristiwa khusus itu. Haha....
Saya juga suka Sherlock ...kumpulin dah semua serinya sampai mabok *raup sepuasnya
tp belum nemu karya Pak Conan Doyle yg The Lost World nih
sepertinya saya akan nonton filmnya dulu sebelum baca mbak :D
@Desty: semakin panjang daftar wishlist :)
@Melisa: silahkan colek2 astrid
@Monica: hahaha... kalo aku kaya' begitu, waktu jaman2 baca Lima Sekawan kali..
@dion: udah dikumpulin.. terus dibaca gak?
@Helvry: hahaha... sama dong :)
Ya ampun, bisa2nya buat cerita kaya gini... to-read setelah menamatkan semua seri SH ini. Penulisnya masih mudaa #distracted
Ebook, cari ebooknya (ga punya duit X) )
Benernya masih ga terlalu ngerti, ini jadinya fiksi doang ya? Kirain beneran Doyle sama Stoker itu mecahin kasus.
Sejak nonton Sherlock yang seri BBC jadi pengen baca bukunya :D
Wah menarik juga nih! *masukin ke WW besok ah :)*
@bacaanbze & @Ren: aku juga sempet berpikir jangan2 beneran Doyle sama Stroker jadi penyelidik
@Fanda: hehehe.. banyak yang mau masukin wishlist ternyata..
Buku ini bisa dinikmati buat yg belum pernah baca satupun seri Sherlock Holmes ga? Kayak aku, misalnya :D
@oky: bisa koq. aku juga baru sekali baca buku sherlock, tapi ternyata malah lebih suka sama buku ini :)
Post a Comment