Matched
(Perjamuan Pasangan)
Yohanna Yuni (Terj.)
GPU – Juli 2012
380 hal.
(Gramedia Pondok Indah Mall)
Di negeri ‘antah berantah’ ini, semua sudah
diatur oleh Administrator Institusi Contoh, untuk yang sehari-hari saja: setiap
individu harus berolah raga sesuai dengan kondisi tubuh mereka, bukan di alam
terbuka, tapi di treadmill, para warga gak pernah masak, karena makanan dikirim
langsung ke rumah mereka – lagi-lagi sesuai dengan kebutuhan tubuh mereka. Ada
jam malam. Para pelajar yang berusia 17 tahun juga sudah memiliki pekerjaan.
Waktu luang juga diatur. Kegiatan di waktu luang harus didaftar dulu ke
Administrator.
Tak hanya itu, ‘pengaturan’ juga berlaku untuk kehidupan pribadi. Saat berusia 17 tahun, setiap remaja harus bersiap-siap untuk sebuah pemanggilan. Untuk menghadiri sebuah acara, di mana mereka akan menjadi bintangnya, yaitu ‘Perjamuan Pasangan’. Di sini mereka akan bertemu dengan jodoh yang sudah diatur oleh Departemen Pasangan. Inilah kesempatan bagi para remaja untuk berdandan secantik dan semenarik mungkin.
Untuk urusan kematian, juga sudah diatur. Para
manula ‘akan’ meninggal di usia 80 tahun. Pemerintah sudah melakukan survey,
bahwa setelah usia 80 tahun, maka setiap individu akan mengalami penurunan
fisik, maka dari itu di usia 80-lah, yang paling ideal untuk meninggal,
sehingga tak merepotkan keluarga nantinya.
Tak terkecuali Cassia Mayer, ketika menginjak
usia 17 tahun, dia excited banget untuk datang ke Perjamuan Pasangan-nya
sendiri. Apalagi, dia bersama sahabatnya sejak kecil, Xander. Dengan gaun
hijau, Cassia begitu cantik dan sangat bersemangat untuk mengetahui siapakah
laki-laki yang akan dipasangkan dengannya. Ternyata… Cassia berpasangan dengan
Xander. Sebuah kejadian yang sangat langka ada pasangan yang datang dari daerah
yang sama.
Tapi, saat ia melihat kartu mikro yang berisi
data-data pasangannya, tiba-tiba ia melihat sekelebatan wajah lain… wajah Ky
Markham, seorang anak adopsi, yang mempunyai status Aberasi. Cassia mulai
bimbang. Antara tidak ingin mengkhianati sahabatnya, tapi ternyata ada rasa ‘penasaran’
yang timbul karena melihat wajah Ky di kartu mikro itu.
My points:
- Mirip banget sama cerita Delirium – di mana pasangan hidup sudah diatur oleh Pemerintah (kalo boleh gue tambahin yang rada ‘sakit jiwa’) – tapi bedanya, kali di Delirium, yang namanya cinta itu benar-benar dilarang, di sini, ketika sudah mengetahui pasangan masing-masing, mereka bebas jatuh cinta, mereka bahkan ada acara yang namanya Kencan Perdana – tapi ya, sayangnya, harus didampingi Administrator yang bakal jadi ‘nyamuk’, udah gitu makanannya sama aja kaya’ makanan sehari-hari, cuma pindah tempat. Dan sedih banget, saat gaun cantik yang dipakai Cassia harus dikembalikan ke pihak Administrator, dan sebagai kenang-kenangan, mereka akan menerima potongan kecil dari gaun itu. Konyol banget menurut gue…
- Untuk urusan cinta segitiga, mengingatkan gue sama The Hunger Games – di mana, Katniss harus memilih antara Peeta yang disukai sama Pemerintah, atau Gale. Membuat gue pengen *puk puk* Xander. Tapi, biasa deh, sesuatu yang ‘terlarang’ itu emang lebih bikin penasaran. Hehehe….
- Sebenarnya rada kecewa dengan alurnya yang lambat. Tapi yah, namanya cerita percintaan, gak seru dong kalo cepet-cepet kaya’ film action. :D
- Suka dengan cover-nya. Warna putihnya yang simple, plus bubble-nya. Menggambarkan isi dari buku ini – Cassia yang terkurung dengan segala aturan dari Institusi (plus tablet yang yang biasa dibawa-bawa sama warga). Buku selanjutnya bubble-nya berwarna biru dan merah. Meskipun untuk sosok di dalam bubble hijau ini, gue lebih suka versi aslinya.
- Satu lagi yang gue suka, senang rasanya membayangkan kecanggihan di sini. Kereta layangnya atau sarana berkomunikasi via port.
- Bagian yang gue suka, saat Ky mengajarkan Cassia menulis namanya dengan huruf Latin. Cassia dan yang lainnya gak kenal nih, huruf-huruf seperti yang kita pakai sekarang ini. Ini bagian-bagian yang paling romantis menurut gue.
- Adegan yang menyedihkan saat bagian Perjamuan Terakhir kakek Cassia. Apa ya rasanya, saat tahu kalo hari ini akan meninggal?
- Apa juga rasanya hidup di dunia yang serba penuh aturan itu? Makanya orang-orang yang memberontak, langsung disingkirkan ke Propinsi Luar, atau ditempatkan di medan perang, atau bekerja di bagian-bagian yang rentan atau memperpendek umur mereka
3 comments:
gambaran dunianya bikin inget sama film "The Island", dimana di sana juga apa-apanya di atur, makanannya, jam kegiatannya...
tapi kalo kata mba Fer agak mirip sama Delirium, kok jadi....errr....... sayang deh, padahal covernya bagus-bagus..
eh iya covernya keren fer, kayaknya buku2 lanjutannya covernya gak kalah keren..hmm..gw lagi puasa baca dystopian novel yang ada romance2nya nih hahaha...delirium pun belum baca, hmm
@Ana: gak terlalu suka sama Delirium ya?
@Astrid: dystopian yang gak romance2nya apa ya?
Post a Comment