Detik-detik terakhir baru saya berhasil menulis untuk
ikutan event Shorty July: Baca Bareng Cerpen Klasik Dunia yang diadakan @bacaklasik, bekerja sama dengan
Penerbit Serambi.
Berhubung saya gak punya kumcer klasik, akhirnya
saya membongkar-bongkar website Fiksi Lotus, dan cerpen ini langsung menarik
perhatian saya, bukan karena ceritanya, tapi karena penulisnya.
Pesta
Makan Malam, atau The Butler, ditulis oleh Roald Dahl, pada tahun
1973. Cerpen ini diterjemahkan oleh Maggie Tiojakin. Bagi pecinta buku,
nama Roald Dahl tentunya tak asing lagi. Siapa yang tak kenal karya-karyanya
dengan tokoh-tokoh yang ajaib atau ‘nyeleneh’, seperti ‘Charlie and the
Chocolate Factory’, ‘Matilda’, ‘BFG’ dan masih banyak lagi. Cerita-cerita anak-anak
itulah yang saya kenal. Tapi, seperti apa kalau Roald Dahl menulis cerita untuk
orang dewasa?
Singkat cerita, Pesta Makan Malam bercerita
tentang pasangan George Cleaver yang mengadakan jamuan makan malam di rumah
mewah mereka. Mereka berusaha menyajikan menu terbaik dan mewah, tapi tetap
saja, para tamu tidak terkesan. Anggur mahal yang disajikan atas saran Tibbs,
pelayan mereka, juga tak membuat jamuan makan malam itu jadi lebih baik. Malah
acara itu jadi hambar. Karuan Mr. Cleaver gusar. Pasalnya jamuan makan malam
mewah itu bertujuan untuk menaikkan status sosial mereka.
Endingnya, malah Tibbs kabur dengan sang koki,
Monsieur Estragon.
Ok, sekarang tiba waktunya untuk opini dari
cerita ini:
- Ini adalah cerita tentang pasangan OKB alias Orang Kaya Baru, di mana untuk ‘memperjelas’ status baru mereka, pasangan ini perlu menampilkan berbagai kemewahan yang baru mereka cicipi. Tak peduli berapa pun harganya, mereka bersedia membeli anggur paling mahal sekali pun.
- Tapi, ternyata, bahkan semahal apa pun anggur yang disajika tidak bisa membohongi asal-usul mereka. Ini dilontarkan oleh Tibbs, “Saya selalu menyajika anggur merah murahan asal Spanyol itu. Menurut saya anggur itu sangat cocok dengan kepribadian anda.”
- Karakter Tibbs juga bukanlah sosok yang sempurna. Buktinya dengan tega ia mempermalukan Tuan-nya di depan para tamu, dengan mengucapkan kalimat-kalimat yang mencela.
- Anggur ‘dipercaya’ sebagai minuman yang bisa meningkatkan status sosial seseorang. Bukan hanya dari segi uang, tapi juga ‘martabat’. Semakin tua umur anggur, biasanya akan semakin mahal pula harganya. Tapi, untuk menikmatinya pun ada tata cara tersendiri. Seperti kata Tibbs (lagi), “Anggur terbaik harus diperlakukan dengan sangat hati-hati.”
Terima kasih buat Fiksi Lotus, poin diskusinya
membantu saya untuk mencoba memahami cerita Pesta Makan Malam ini.
2 comments:
akhirnya menemukan seseorang yang mencintai buku. #soktau
tapi saya senang mbak.. saya juga senang membaca. Overdosis buku.
saya bookmark dulu. nanti saya jelajahi blognya.
salam kenal ^^ (have been followed)
hai Gulunganpita :)
salam kenal juga... silahkan melihat2 :)
di sini juga ada link ke teman-teman sesama bookworm
Post a Comment