Tuesday, March 27, 2012

The Wizard of Oz


The Wizard of Oz
L. Frank Baum
Alva Indriani (Terj.)
Penerbit Atria – Cet. I, Oktober 2010
206 hal.
(Gramedia Pondok Indah Mall)

Inilah pertama kali gue membaca buku The Wizard of Oz, yah, meskipun sering denger, tapi gue gak tau, seperti apa sih kisah The Wizard of Oz ini. Beruntung, Penerbit Atria menerbitkan terjemahan buku ini dan karena gue lagi punya sebuah ‘misi’, maka gue pun memutuskan untuk membeli buku ini.

Kisah ini lahir karena rasa ‘prihatin’ L. Frank Baum akan kisah fantasi yang beredar, tentang peri dan dunia sihir yang penuh ‘darah’ dan teror. Maka terciptalah sebuah dongeng sederhana, tapi penuh dengan petualangan dan banyak pelajaran yang bisa diambil dari dongeng ini.

Si kecil Dorothy tiba di sebuah kota yang indah berwarna biru, kota para Munchkin. Berbeda jauh dengan Kansas, kota tempat Dorothy tinggal bersama paman dan bibinya. Sebuah kota abu-abu, gersang dan suram. Angin puting-beliung menerbangkan rumah Dorothy. Dorothy yang tak sempat bersembunyi di ruang persembunyian ikut terbang bersama rumah itu, termasuk juga Toto, anjing milik Dorothy.

Karena rumah Dorothy ‘tanpa sengaja’ jatuh di atas tubuh si Penyihir Jahat dari Timur, Dorothy pun dianggap pahlawan. Tapi, keinginan Dorothy hanya satu, yaitu kembali ke Kansas. Atas petunjuk Penyihir Baik dari Utara, Dorothy dianjurkan untuk bertemu Penyihir Hebat Oz.

Dimulailah perjalanan panjang Dorothy bersama Toto, menyusuri batu bata kuning menuju negeri Zambrud, negeri Penyihir Hebat Oz. Dalam perjalanan itu, Dorothy bertemu dengan Boneka Jerami yang menginginkan otak, Tin Woodman, si manusia kaleng yang menginginkan hati dan Singa Penakut yang ingin memiliki keberanian. Bersama teman-teman barunya, dengan keyakinan penuh Dorothy pergi menuju negeri Zambrud.

Tapi, untuk menemui Penyihir Hebat Oz pun tak mudah. Tak seorang pun tahu, seperti apa wujud pasti Oz, wujudnya selalu berubah-ubah. Dan ternyata tak mudah untuk mendapatkan apa yang dinginkan oleh mereka berempat. Mereka harus melakukan sesuatu dulu untuk Oz, baru keinginan mereka akan dikabulkan.

Baca buku ini, rasanya kembali ke masa kecil, masa-masa berkhayal, membaca buku-buku petualangan yang ringan. Gak perlu deh, petualangan yang bikin deg-degan, bikin tegang, tapi seperti Dorothy, di setiap langkahnya, dalam perjalanannya, ia selalu menemui hal-hal baru, seperti menyelamatkan Boneka Jerami, menolong Tin Woodman, ketemu Singa, Monyet Terbang, kaum Munchin dan Winkie yang lucu. Dan, satu pelajaran yang bisa diambil dari buku ini adalah kesetiakawanan, rasa empati dan tolong-menolong. Menjelang akhir cerita, ketiga teman baru Dorothy yang sudah punya kedudukan enak, tetap menemani Dorothy sampai bertemu jalan pulang. Dan saat yang satu lagi kesusahan, yang lain merasa kehilangan dan dengan sigak membantu.

Gue ketawa waktu tau wujud asli Penyihir Hebat Oz itu. Klimaks yang kocak.. hehehe…

O ya, ada satu koreksi di halaman 125, yang tertulis: “… Dorothy berlari ke halaman untuk memberitahu bahwa Tukang Sihir Jahat dari Timur telah tewas … “ Padahal seharusnya Tukang Sihir dari Barat kan? Iya kan? Karena kalo Tukang Sihir Jahat dari Timur udah ketauan dari awal tewasnya.

*seharusnya ini buat posting bareng BBI, tapi telat.. kelupaan tanggalnya*

3 comments:

Sinta Nisfuanna said...

hooo... sering denger The Wizard of Oz tapi belum pernah baca, kupikir ini masih berhubungan ma Alice in Wonderland #ngawur

Tapi sepertinya cerita lebih menarik dari Alice, coz aku baca Alice rada gak nyambung

alvina vanila said...

Aku inget banget nonton film ini duluuu waktu masih kecil. *entah kapan. dan langsung suka dengan petualangan yg dialami Dorothy, soalnya serruu

ferina said...

@Penikmatbuku: sama.. aku juga dari dulu sering denger The Wizard of Oz, baru kali ini bacanya. Mau lanjut ke buku ke dua nih... terus pengen nyambung baca Alice in Wonderland (hmm.. ini juga belum pernah baca :D)

@Orybun: huhuhu.. aku belum pernah nonton juga..

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang