1. The Twits (Keluarga Twit)
Roald
Dahl @ 1980
Quentin
Blake (Ilustrasi)
Yoke
Octarina (Terj.)
GPU –
Cet. III, Januari 2010
104 hal.
(Obral
Gramedia Plaza Semanggi – 5000 rupiah saja :D)
Berkisah tentang pasangan Mr. & Mrs. Twit dengan sosok
yang mengerikan, menjijikan dan menyebalkan. Liat Mr. Twit, seluruh wajahnya
berambut dan gak pernah dicuci. Sisa-sisa makanan menempel di rambut wajahnya
itu. Sedangkan Mrs. Twit, juga bertubuh gemuk, selalu membawa tongkat yang
selain digunakan untuk membantunya berjalan juga untuk menyakit anak-anak atau
hewan yang mengganggu.
Tingkah pasangan suami istri satu sama lain juga
mengerikan. Mereka sering saling ngerjain, dan saling balas membalas dengan
cara yang sadis. Misalnya, spaghetti Mr. Twit dicampur dengan cacing, dan Mr.
Twit membalas dengan mengikat Mrs. Twit di balon udara dan membiarkannya
terbang. Mereka juga suka menyakiti binatang.
Benar-benar pasangan yang mengerikan.
2. The Enormous Crocodile (Si Buaya Raksasa)
Roald
Dahl @ 1978
Quentin
Blake (Ilustrasi)
Poppy
Damayanti Chusfani (Terj.)
GPU – Mei
2006
64 hal.
(via
inibuku.com)
Ini adalah cerita tentang seekor buaya yang ingin sekali
makan anak kecil. Dia pun pamer ke teman-temannya di hutan, bahwa hari itu ia
akan berpesta dengan menu anak kecil. Berbagai cara ia lakukan untuk menarik
perhatian anak-anak, tapi selalu saja digagalkan oleh para penghuni hutan yang
tak menyukai cara-caranya.
Dan pada
akhirnya, si buaya ini juga menghilang dengan cara yang ‘mengenaskan’
3. The Giraffe and the Pelly and Me (Si Jerapah
dan si Pelly dan Aku)
Roald
Dahl @ 1985
Quentin
Blake (Ilustrasi)
Poppy
Damayanti Chusfani (Terj.)
GPU –
Agustus 2006
80 hal.
(via
inibuku.com)
Billy berkenalan dengan 3 ekor hewan dengan kemampuan yang
menakjubkan. Si Jerapah, Si burung pelican dan si monyet. Trio ini membuka ‘usaha’
membersihkan jendela. Mereka bertiga punya peran masing-masing – si Jerapah
dengan lehernya yang panjang, sanggup mencapai jendela tertinggi, sementara si
Burung Pelikan menjadi ember dan si monyet yang bergerak lincah membersihkan semua
jendela.
Ini buku yang paling ‘bersahabat’ di antara 3 buku Roald
Dahl yang gue baca kali ini. Isinya karakter baik-baik, mereka bahkan
menggagalkan sebuah usaha perampokan di rumah seorang Duke. Dan di akhir
cerita, si Billy membuka kembali The Grubber, toko permen. Di sini, Mr. Willy
Wonka ikut menyumbangkan permen-permennya yang ajaib
Perkenalan gue dengan Roald Dahl, berawal saat gue membaca
Matilda, mungkn waktu SD. Saat itu, ya baca.. baca aja. Sedikit ngeri dengan
karakter Miss Trunchbull. Tapi, saat membaca Mr. Twit, aduh ternyata, gak kalah
sadis. Emang sih, apa yang berusaha diceritakan oleh Roald Dahl ada hal
positifnya, seperti misalnya jangan nyakitin binatang – sama seperti yang ada
di cerita Magic Finger, tapi kalo untuk diceritain ke anak kecil rasanya
terlalu ‘sadis’.
Bahkan saat ada film Matilda di tv, gue ngajak Mika
nonton, maunya sih gue pengen kasih tau, kalo gue suka sama bukunya dan ini
juga salah satu film yang gue tonton, eh.. tapi, gak lama, Mika pun bilang, “Matiin
aja, filmnya gak bagus.” Dan, gue jadi sedikit khawatir, kalo nanti Mika malah
takut ke sekolah.
Tapi, terlepas dari semua itu, gue tetap suka dengan Roald
Dahl, di balik karakter-karakter ajaibnya itu, cerita-ceritanya mampu menghibur
gue dengan selera humor yang ajaib juga.
Tapi… sekarang, kenapa susah cari buku Roald Dahl yang
satuan ya? Yang ada di Gramedia hanya yang box set. Rugi dong beli yang box set
karena gue udah punya beberapa. Dan gue pengen juga nih, baca bukunya Roald
Dahl yang bukan buku anak-anak.
2 comments:
bunda...
buku roadl dahl nya di lego g?
mupeeenghggg
hehehe.. ma'af, mbak.. buku Roald Dahl-nya not available for sale :D
Post a Comment