Sampul A Christmas Carol edisi pertama tahun 1843
A Christmas Carol bercerita tentang Ebenezer Scrooge, seorang laki-laki tua yang pemarah dan penyendiri. Mempunyai usaha hmmm – simpan pinjam (bener gak sih?) yang dulu didirikannya bersama mendiang sahabatnya, Jacob Marley. Gak ada orang yang menyapanya, karena akan selalu dibalas dengan ketus. Bahkan, di saat-saat yang seharusnya gembira seperti hari Natal, Scrooge tetap marah-marah. Diundang makan malam sama keponakannya, malah dia tolak. Diajak menyumbang untuk kaum miskin, dia tolak, malah Scrooge bilang, “Biar aja mereka mati kelaparan, biar mengurangi populasi dan masalah.” (Gitu sih kira-kira yang gue terjemahinkan secara bebas.. hehehe)
“Humbug!” itulah gerutuan khas Scrooge (dan hihihi.. gue pernah mengucapkan ini pas gue lagi bt di kantor!)
Suatu malam, menjelang tidur, tau-tau, dia ngeliat hantu temannya, Marley. Tadinya dia gak percaya. Hantu Marley sedih ngeliat sikap temen lamanya itu. Dan Hantu Marley bilang, bahwa aka nada 3 ‘penampakan’ di 3 malam berturut-turut, yang akan membantu Scrooge jadi orang yang lebih baik. Lagi-lagi Scrooge gak percaya, sama muncullah ‘Penampakan Pertama’ – dialah Ghost of Christmas Past. Sosoknya seperti kurcaci. Hantu pertama ini mengajak Scrooge kembali ke masa kecil dan masa muda Scrooge. Di mana Scrooge ternyata gemar baca, tapi sayangnya, selalu merasa kesepian. Ngeliat masa lalunya aja, udah bikin Scrooge stress nungguin Hantu-Hantu berikutnya.
Penampakan kedua adalah Ghost of Christmas Present, dengan kostum hijaunya. Scrooge diajak berkunjung ke rumah keluarga Crachit yang menurut ‘penerawangan’ akan kehilangan anak laki-laki kecil mereka. Di antara rumah yang ia datangi, beberapa masih mendoakan Scrooge
Dan penampakan ketiga adalah yang paling mengerikan, yang paling bikin merinding, yaitu Ghost of Christmas Yet to Come. Hantu ini gak mengucapkan sepatah kata pun, hanya tunjuk sana-tunjuk sini. Makin serem gak sih. Scrooge diajak mendengar perkataan orang-orang tentang kematian seorang laki-laki tua, sampai Scrooge penasaran siapa sih yang mereka bicarain. Ada orang-orang yang merasa kehilangan, ada yang merasa biasa-biasa aja.
Nah, apakah Scrooge akan berubah seperti yang diharapkan Marley?
Apa yang disampaikan Charles Dickens dalam buku ini sebenarnya ‘simple’ aja dan bisa untuk semuanya. Dalam arti, bukan hanya untuk yang merayakan natal, tapi untuk semua umat manusia (halah…). Gimana si Mr. Scrooge yang kikir diajak berubah dengan menelusuri kehidupannya sendiri di masa lalu, masa sekarang dan masa depan.
Agak deg-deg-an mau sharing A Christmas Carol ini. Banyak alasannya, salah satunya, gue jarang baca buku klasik. Baca yang bahasa Indonesia aja kadang gak nyambung, apalagi yang bahasa Inggris. Gue juga takut salah ‘interpretasi’. Takutnya apa yang gue baca ternyata salah gue artiin. Hehehe.. maklum bahasa Inggris gak canggih-canggih amat. Untuk novel yang lebih modern, oke lah. Tapi untuk yang klasik seperti ini, gue rada ‘jatuh-bangun’ juga sih… (hmm.. oke.. yang terakhir emang agak berlebihan)
Makanya, saat @bacaklasik mengadakan bulan #BacaDickens, gue pun tertarik untuk berpartisipasi. Gak banyak karya Dickens yang gue ketahui, hanya Oliver Twist dan Great Expectations. Itu pun gue tau, karena gue udah pernah nonton filmnya, tapi belum pernah baca bukunya. Setelah liat-liat di Project Guttenberg, akhirnya pilihan gue jatuh pada A Christmas Carol. Karena ceritanya paling pendek dan kaya’nya paling ‘ringan’.
Ilustrasi di edisi yang gue baca juga sangat menarik, melengkapi buku ini dan gue pun bisa mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang novel ini.
Ternyata A Christmas Carol udah ada filmnya, beredar tahun 2009, dibintangi sama Jim Carrey, Gary Oldman dan Colin Firth. Hmm… cari di mana ya? Dan kalo buku ini suatu saat diterjemahin, gue pengen baca lagi, biar lebih ngerti… :)
Terima kasih ya, buat @bacaklasik yang ngadain acara ini… kapan-kapan lagi ya… :)
*review kalian dibuat dalam rangka Bulan Dickens bersama @bacaklasik
“Humbug!” itulah gerutuan khas Scrooge (dan hihihi.. gue pernah mengucapkan ini pas gue lagi bt di kantor!)
Suatu malam, menjelang tidur, tau-tau, dia ngeliat hantu temannya, Marley. Tadinya dia gak percaya. Hantu Marley sedih ngeliat sikap temen lamanya itu. Dan Hantu Marley bilang, bahwa aka nada 3 ‘penampakan’ di 3 malam berturut-turut, yang akan membantu Scrooge jadi orang yang lebih baik. Lagi-lagi Scrooge gak percaya, sama muncullah ‘Penampakan Pertama’ – dialah Ghost of Christmas Past. Sosoknya seperti kurcaci. Hantu pertama ini mengajak Scrooge kembali ke masa kecil dan masa muda Scrooge. Di mana Scrooge ternyata gemar baca, tapi sayangnya, selalu merasa kesepian. Ngeliat masa lalunya aja, udah bikin Scrooge stress nungguin Hantu-Hantu berikutnya.
Penampakan kedua adalah Ghost of Christmas Present, dengan kostum hijaunya. Scrooge diajak berkunjung ke rumah keluarga Crachit yang menurut ‘penerawangan’ akan kehilangan anak laki-laki kecil mereka. Di antara rumah yang ia datangi, beberapa masih mendoakan Scrooge
Dan penampakan ketiga adalah yang paling mengerikan, yang paling bikin merinding, yaitu Ghost of Christmas Yet to Come. Hantu ini gak mengucapkan sepatah kata pun, hanya tunjuk sana-tunjuk sini. Makin serem gak sih. Scrooge diajak mendengar perkataan orang-orang tentang kematian seorang laki-laki tua, sampai Scrooge penasaran siapa sih yang mereka bicarain. Ada orang-orang yang merasa kehilangan, ada yang merasa biasa-biasa aja.
Nah, apakah Scrooge akan berubah seperti yang diharapkan Marley?
Apa yang disampaikan Charles Dickens dalam buku ini sebenarnya ‘simple’ aja dan bisa untuk semuanya. Dalam arti, bukan hanya untuk yang merayakan natal, tapi untuk semua umat manusia (halah…). Gimana si Mr. Scrooge yang kikir diajak berubah dengan menelusuri kehidupannya sendiri di masa lalu, masa sekarang dan masa depan.
Agak deg-deg-an mau sharing A Christmas Carol ini. Banyak alasannya, salah satunya, gue jarang baca buku klasik. Baca yang bahasa Indonesia aja kadang gak nyambung, apalagi yang bahasa Inggris. Gue juga takut salah ‘interpretasi’. Takutnya apa yang gue baca ternyata salah gue artiin. Hehehe.. maklum bahasa Inggris gak canggih-canggih amat. Untuk novel yang lebih modern, oke lah. Tapi untuk yang klasik seperti ini, gue rada ‘jatuh-bangun’ juga sih… (hmm.. oke.. yang terakhir emang agak berlebihan)
Makanya, saat @bacaklasik mengadakan bulan #BacaDickens, gue pun tertarik untuk berpartisipasi. Gak banyak karya Dickens yang gue ketahui, hanya Oliver Twist dan Great Expectations. Itu pun gue tau, karena gue udah pernah nonton filmnya, tapi belum pernah baca bukunya. Setelah liat-liat di Project Guttenberg, akhirnya pilihan gue jatuh pada A Christmas Carol. Karena ceritanya paling pendek dan kaya’nya paling ‘ringan’.
Ilustrasi di edisi yang gue baca juga sangat menarik, melengkapi buku ini dan gue pun bisa mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang novel ini.
Ternyata A Christmas Carol udah ada filmnya, beredar tahun 2009, dibintangi sama Jim Carrey, Gary Oldman dan Colin Firth. Hmm… cari di mana ya? Dan kalo buku ini suatu saat diterjemahin, gue pengen baca lagi, biar lebih ngerti… :)
Terima kasih ya, buat @bacaklasik yang ngadain acara ini… kapan-kapan lagi ya… :)
*review kalian dibuat dalam rangka Bulan Dickens bersama @bacaklasik
7 comments:
Aku suka bgt cover edisi pertama.... klasik cantik.
Iya, film kartunnya oke bgt dah top!
Aku suka bgt cover edisi pertama.... klasik cantik.
Iya, film kartunnya oke bgt dah top!
aku belum nonton nih filmnya.
Kabar gembiranya nih Fer, penerbit paling besar se-Indonesia itu (halah...udah tahu semua 'kali..) janjinya mau nerjemahin A Christmas Carol ini (atas desakan banyak pihak, hehehe...). Moga2 yah !
Fer, kamu gak ikutin review ini di Lomba Review? Kalo iya, post di notes FB aja, trus tag min. 20 teman yg kira2 pengen baca buku ini.
@Fanda: wahh.. asyikk...
oo. lombanya di FB ya? hmmm.. paling2 yang aku tag anak2 BBI semua hehehe...
aku suka banget nonton Christmas Carolnya Jim Carrey itu. (entah udah berapa kali nonton) XD
meski judulnya Christmas, tapi aku rasa sebenernya pesen Dickens di cerita ini lebih universal..
Ow dan aku suka banget animasinya.. kereen!
@orybun: aduh...pengen nonton jadinya. iya, meski tema natal, tapi cocok buat semua koq
Post a Comment