Celebrity Wedding
aliaZalea @2011
GPU - September 2011
328 hal.
Sebagai Junior Partner di salah satu kantor akuntan publik, waktu Inara nyaris tersita seluruhnya untuk pekerjaan. Bisa dibilang hampir tak ada waktu untuk bersosialisai (yeah.. I know… been there before, meskipun hanya magang dua bulan… hehehe…) Di suatu Jum’at sore, Inara sedang merapikan pekerjaan-pekerjaannya, bersiap untuk mengahadapi weekend yang tenang. Ia sudah janji untuk datang ke acara pesta ulang tahun keponakannya. Tapi… mendadak, Inara dipanggil ke sebuah meeting, bertemu dengan klien penting, yang tidak saja merubah semua rencananya di weekend ini – tapi andai Inara tahu – juga akan merubah masa depannya.
Revelino Darby, si klien penting itu. Secara khusus, atas rekomendasi yang sangat memuaskan, meminta Inara untuk memeriksa kondisi keuangan pribadi Revel dan perusahaan rekaman miliknya. Siapa tak kenal Revel? Ia adalah penyanyi papan atas Indonesia, digilai perempuan karena suaranya yang enak serta didukung oleh wajah dan fisik yang menunjang. Inara nyaris saja menolak proyek satu ini, karena banyaknya klien yang harus ia tangani. Tapi, ia pasrah karena senior partner di KAP itu menyetujui bahwa Inara lah yang akan menangani Revel.
Dan, hari-hari Inara berikutnya pun, selain berkutat dengan klien lain, juga dihabiskan di kediaman Revel yang merangkap studio rekaman. Yah, harus diakui oleh Inara, kalau Revel memang memiliki pesona yang ‘melumpuhkan’ kaum hawa.
Hari-hari yang tenang, tiba-tiba berubah dengan adanya gossip tak sedap. Luna, yang diketahui publik sebagai kekasih Revel, hamil. Tapi, Luna tak bersedia mengungkapkan jati diri ayah dari calon bayi itu. Tentu saja, tuduhan mengarah ke Revel. Dan Revel memilih bungkam, tidak memberi tanggapan apa pun tentang gossip itu. Tapi, ada harga yang harus dibayar Revel. Launching single terbarunya ditunda, tour ke beberapa kota di Indonesia terancam batal karena adanya penolakan dari pemda setempat. Revel harus mencari cara untuk mengembalikan image positif di mata masyarakat.
Dan satu-satunya cara itu adalah menikah…. Calon istri yang sempurna ‘saat itu’ adalah … Inara! Tanpa proses yang berbelit-belit, Inara menyetujui usul Revel. Inara yang selama ini terlalu banyak diatur oleh mama dan kakak-kakak perempuannya, merasa inilah waktu yang tepat untuk menunjukkan kalau ia juga punya sikap, dan ia yakin di mata mamanya, Revel adalah calon menantu yang sempurna.
Sandiwara dimainkan, kontrak ‘pernikahan’ selama setahun pun dibuat. Pelan-pelan Inara tampil mendampingi Revel di berbagai acara.
Nikah kontrak itu pun berjalan dengan mulus. Sesekali mereka bertengkar karena merasa privasinya terganggu. Terutama Inara, yang bersikap se-profesional mungkin, meski sesekali ia tak bisa membohongi perasaannya.
Harusnya yang mereka jalani adalah sebuah drama, pura-pura… tapi kenapa makin lama makin nyata…. Dan harusnya gak melibatkan perasaan… tapi, nyatanya, Revel pun setengah mati menahan diri setiap berhadapan dengan Inara – perempuan yang jauh berbeda dengan mantan-mantan pacarnya.
Tokoh-tokoh dalam buku ini gak banyak, jadi gak ribet. Fokus utama memang di Revel dan Inara. Bahkan, si Luna, yang berpotensi jadi tokoh antagonis, hanya ‘melintas’, dan gak terlalu ‘mengganggu’.
Kalau bicara ending… well, ketebak lah seperti apa. Dan bukan pertama kali gue membaca cerita tentang pernikahan pura-pura dengan ending yang sama. Tapi, buku ini malah membuat gue pengen membaca karya aliaZalea yang lain.
aliaZalea @2011
GPU - September 2011
328 hal.
Sebagai Junior Partner di salah satu kantor akuntan publik, waktu Inara nyaris tersita seluruhnya untuk pekerjaan. Bisa dibilang hampir tak ada waktu untuk bersosialisai (yeah.. I know… been there before, meskipun hanya magang dua bulan… hehehe…) Di suatu Jum’at sore, Inara sedang merapikan pekerjaan-pekerjaannya, bersiap untuk mengahadapi weekend yang tenang. Ia sudah janji untuk datang ke acara pesta ulang tahun keponakannya. Tapi… mendadak, Inara dipanggil ke sebuah meeting, bertemu dengan klien penting, yang tidak saja merubah semua rencananya di weekend ini – tapi andai Inara tahu – juga akan merubah masa depannya.
Revelino Darby, si klien penting itu. Secara khusus, atas rekomendasi yang sangat memuaskan, meminta Inara untuk memeriksa kondisi keuangan pribadi Revel dan perusahaan rekaman miliknya. Siapa tak kenal Revel? Ia adalah penyanyi papan atas Indonesia, digilai perempuan karena suaranya yang enak serta didukung oleh wajah dan fisik yang menunjang. Inara nyaris saja menolak proyek satu ini, karena banyaknya klien yang harus ia tangani. Tapi, ia pasrah karena senior partner di KAP itu menyetujui bahwa Inara lah yang akan menangani Revel.
Dan, hari-hari Inara berikutnya pun, selain berkutat dengan klien lain, juga dihabiskan di kediaman Revel yang merangkap studio rekaman. Yah, harus diakui oleh Inara, kalau Revel memang memiliki pesona yang ‘melumpuhkan’ kaum hawa.
Hari-hari yang tenang, tiba-tiba berubah dengan adanya gossip tak sedap. Luna, yang diketahui publik sebagai kekasih Revel, hamil. Tapi, Luna tak bersedia mengungkapkan jati diri ayah dari calon bayi itu. Tentu saja, tuduhan mengarah ke Revel. Dan Revel memilih bungkam, tidak memberi tanggapan apa pun tentang gossip itu. Tapi, ada harga yang harus dibayar Revel. Launching single terbarunya ditunda, tour ke beberapa kota di Indonesia terancam batal karena adanya penolakan dari pemda setempat. Revel harus mencari cara untuk mengembalikan image positif di mata masyarakat.
Dan satu-satunya cara itu adalah menikah…. Calon istri yang sempurna ‘saat itu’ adalah … Inara! Tanpa proses yang berbelit-belit, Inara menyetujui usul Revel. Inara yang selama ini terlalu banyak diatur oleh mama dan kakak-kakak perempuannya, merasa inilah waktu yang tepat untuk menunjukkan kalau ia juga punya sikap, dan ia yakin di mata mamanya, Revel adalah calon menantu yang sempurna.
Sandiwara dimainkan, kontrak ‘pernikahan’ selama setahun pun dibuat. Pelan-pelan Inara tampil mendampingi Revel di berbagai acara.
Nikah kontrak itu pun berjalan dengan mulus. Sesekali mereka bertengkar karena merasa privasinya terganggu. Terutama Inara, yang bersikap se-profesional mungkin, meski sesekali ia tak bisa membohongi perasaannya.
Harusnya yang mereka jalani adalah sebuah drama, pura-pura… tapi kenapa makin lama makin nyata…. Dan harusnya gak melibatkan perasaan… tapi, nyatanya, Revel pun setengah mati menahan diri setiap berhadapan dengan Inara – perempuan yang jauh berbeda dengan mantan-mantan pacarnya.
Tokoh-tokoh dalam buku ini gak banyak, jadi gak ribet. Fokus utama memang di Revel dan Inara. Bahkan, si Luna, yang berpotensi jadi tokoh antagonis, hanya ‘melintas’, dan gak terlalu ‘mengganggu’.
Kalau bicara ending… well, ketebak lah seperti apa. Dan bukan pertama kali gue membaca cerita tentang pernikahan pura-pura dengan ending yang sama. Tapi, buku ini malah membuat gue pengen membaca karya aliaZalea yang lain.
2 comments:
Baca aja buku-buku lainnya.. soalnya karakternya Inara ini sempat muncul di kedua buku pertamanya.
ooo bukan karakter baru ternyata.
Post a Comment