Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan
Tasaro GK
Penerbit Bentang – Cet. I, Maret 2010
546 hal.
Buku ini berkisah tentang perjalanan seorang penyair bernama Kasvha. ‘Pemindai Hujan’ demikian julukannya. Ia mencari seseorang yang namanya disebut-sebut dalam berbagai kitab suci, nama yang diramalkan akan membawa perubahan dan rahmat bagi alam semesta, menyejukan semua kaum, pembela yang teraniaya dan pemimpin semua umat. Nama yang disebut berbeda-beda tapi merujuk pada satu orang, yaitu Muhammad SAW.
Untuk mencari sosok itu, Kashva rela meninggalkan kuil yang selama ini jadi tempatnya bermukim, melarikan diri dari kejaran pasukan raja Khosrou yang ingin menghabisinya karena meyakini hal yang berbeda dari apa yang selama ini mereka percaya dan imani.
Perjalanan panjang dan melelahkan harus ia lalui. Emosi kadang menjadi tidak stabil, dalam keadaan tak sadar, Kasvha sering berhalusinasi, hingga akhirnya mengaburkan antara yang nyata dan khayalan.
Sementara itu, di belahan dunia lain, di tanah Arab, Muhammad tengah berperang, melawan orang-orang Quraisy yang masih tetap berpegang teguh pada ajaran menyembah berhala. Orang-orang Quraisy yang tak mau mengakui Muhammad sebagai nabi dan tak mau beriman pada ajaran yang dibawa Muhammad. Tak sedikit orang-orang yang menaruh dendam pada Muhammad, tapi pada akhirnya lebih banyak orang yang berpaling dari ajaran lama mereka dan memilih untuk menjadi pengikuti Muhammad.
Dicerca, dihina dan bahkan diusir dari Mekkah, tanah kelahirannya sendiri, Muhammad terus berjuang bersama para sahabat dan pengikutnya. Hijrah ke Madinah, menghimpun umat di sana. Sungguh sebuah pengorbanan yang besar. Tapi tak sedikit pun Muhammad mengeluh, tak sekalipun ia menaruh dendam pada musuh-musuhnya. Bahkan ketika mereka memohon perlindungan dan pengampunan dari Muhammad, beliau senantiasa mengabulkannya.
Mungkin baru sedikittttt sekali pengetahuan gue tentang sosok nabi Muhammad. Mungkin hanya sebatas sejarah ketika gue belajar agama di sekolah. Tapi membaca buku ini, gue bener-bener mendapatkan banyak hal baru, melihat sosok Muhammad tak hanya sebagai seorang Nabi, tapi juga sebagai seorang suami yang menenangkan hati kala istrinya cemburu, menjadi pendengar bagi sahabat-sahabatnya, pelindung para budak dan kaum lemah. Bahkan ketika dalam perjalanan menuju Mekkah, dengan pasukan perangnya, beliau masih sempat meminta salah satu sahabatnya untuk menjaga anjing yang sedang menyusui di tengah jalan, khawatir nanti anjing-anjing itu terganggu karena perjalanan mereka. Lalu bagaimana tegarnya Muhammad ketika pamannya yang selalu melindunginya, Abi Thalib, meninggal tapi masih belum bisa meninggalkan keyakinan lamanya. Bahkan orang-orang yang senantiasa melindungi dan mencintainya pun belum sanggup untuk berpaling dari berhala.
Ditulis dalam bentuk novel, membuat gue lebih ‘nyaman’ membacanya ketimbang kalau harus membaca buku ‘sejarah betulan’.
Membaca judulnya pun membuat gue ‘speechless’, ada kesan ‘magis’, sesuatu yang agung, yang gak bisa gue gambarkan dengan kata-kata. Bukan gue berlebihan, tapi memang itu yang gue rasakan. Kata-kata yang ditulis Tasaro GK begitu indah, terutama pada bagian-bagian yang menceritakan perjalanan Muhammad, serasa membaca sebuah puisi.
Tasaro GK
Penerbit Bentang – Cet. I, Maret 2010
546 hal.
Buku ini berkisah tentang perjalanan seorang penyair bernama Kasvha. ‘Pemindai Hujan’ demikian julukannya. Ia mencari seseorang yang namanya disebut-sebut dalam berbagai kitab suci, nama yang diramalkan akan membawa perubahan dan rahmat bagi alam semesta, menyejukan semua kaum, pembela yang teraniaya dan pemimpin semua umat. Nama yang disebut berbeda-beda tapi merujuk pada satu orang, yaitu Muhammad SAW.
Untuk mencari sosok itu, Kashva rela meninggalkan kuil yang selama ini jadi tempatnya bermukim, melarikan diri dari kejaran pasukan raja Khosrou yang ingin menghabisinya karena meyakini hal yang berbeda dari apa yang selama ini mereka percaya dan imani.
Perjalanan panjang dan melelahkan harus ia lalui. Emosi kadang menjadi tidak stabil, dalam keadaan tak sadar, Kasvha sering berhalusinasi, hingga akhirnya mengaburkan antara yang nyata dan khayalan.
Sementara itu, di belahan dunia lain, di tanah Arab, Muhammad tengah berperang, melawan orang-orang Quraisy yang masih tetap berpegang teguh pada ajaran menyembah berhala. Orang-orang Quraisy yang tak mau mengakui Muhammad sebagai nabi dan tak mau beriman pada ajaran yang dibawa Muhammad. Tak sedikit orang-orang yang menaruh dendam pada Muhammad, tapi pada akhirnya lebih banyak orang yang berpaling dari ajaran lama mereka dan memilih untuk menjadi pengikuti Muhammad.
Dicerca, dihina dan bahkan diusir dari Mekkah, tanah kelahirannya sendiri, Muhammad terus berjuang bersama para sahabat dan pengikutnya. Hijrah ke Madinah, menghimpun umat di sana. Sungguh sebuah pengorbanan yang besar. Tapi tak sedikit pun Muhammad mengeluh, tak sekalipun ia menaruh dendam pada musuh-musuhnya. Bahkan ketika mereka memohon perlindungan dan pengampunan dari Muhammad, beliau senantiasa mengabulkannya.
Mungkin baru sedikittttt sekali pengetahuan gue tentang sosok nabi Muhammad. Mungkin hanya sebatas sejarah ketika gue belajar agama di sekolah. Tapi membaca buku ini, gue bener-bener mendapatkan banyak hal baru, melihat sosok Muhammad tak hanya sebagai seorang Nabi, tapi juga sebagai seorang suami yang menenangkan hati kala istrinya cemburu, menjadi pendengar bagi sahabat-sahabatnya, pelindung para budak dan kaum lemah. Bahkan ketika dalam perjalanan menuju Mekkah, dengan pasukan perangnya, beliau masih sempat meminta salah satu sahabatnya untuk menjaga anjing yang sedang menyusui di tengah jalan, khawatir nanti anjing-anjing itu terganggu karena perjalanan mereka. Lalu bagaimana tegarnya Muhammad ketika pamannya yang selalu melindunginya, Abi Thalib, meninggal tapi masih belum bisa meninggalkan keyakinan lamanya. Bahkan orang-orang yang senantiasa melindungi dan mencintainya pun belum sanggup untuk berpaling dari berhala.
Ditulis dalam bentuk novel, membuat gue lebih ‘nyaman’ membacanya ketimbang kalau harus membaca buku ‘sejarah betulan’.
Membaca judulnya pun membuat gue ‘speechless’, ada kesan ‘magis’, sesuatu yang agung, yang gak bisa gue gambarkan dengan kata-kata. Bukan gue berlebihan, tapi memang itu yang gue rasakan. Kata-kata yang ditulis Tasaro GK begitu indah, terutama pada bagian-bagian yang menceritakan perjalanan Muhammad, serasa membaca sebuah puisi.
7 comments:
loh jadi novel ini bersudut pandangnya Kasvha atau gimana mbak ? kayaknya seru
ganti2an. bagus koq. aku aja pengen baca yang buku yang keduanya
Tasaro GK emang jagoan bikin kalimat-kalimat indah ya :) *mupeng baca buku ini*
@annisaanggiana: udah pernah baca bukunya yang lain, mbak?
sepertinya buku ini menarik *catet di wishlist* :)
sejarah yang ditulis seperti novel emang ide yang bagus yak..kalo aja kita dulu belajar sejarah disekolah pake buku2 kayak gini yaa..
tapi kadang jadi 'bingung', mana yang fiktif mana yang bener.. hehehe
Post a Comment