Monday, May 04, 2009

The Spook’s Apprentice

The Spook’s Apprentice
Joseph Delaney @ 2004
Hardi Liman Saputra (Terj.)
Penerbit Matahati – Cet. I, Maret 2009
326 Hal.

Menjadi anak ketujuh tampaknya tidak menjadikan Thomas J Ward punya banyak pilihan akan jadi apa dirinya kelak ketika dewasa. Tanah pertanian milik ayahnya sudah pasti diwariskan untuk kakak tertuanya, Jack. Sedangkan anak-anak yang lain ditawarkan untuk pekerja di penambangan. Hingga giliran Tom tiba, sudah tidak ada lagi pekerjaan yang bisa dicarikan ayahnya untuk Tom. Akhirnya, pilihan terakhir jatuh kepada menjadi murid seorang Spook. Menjadi Spook bukanlah pekerjaan favorit, justru menjadi Spook membuat seseorang akan dijauhi oleh masyarakat desa.

Salah satu syarat untuk menjadi Spook adalah anak laki-laki ketujuh dari anak laki-laki ketujuh. Ayah Tom juga anak ketujuh, dan bukan sebuah kebetulan hal ini terjadi pada Tom. Ternyata, ibu Tom yang misterius sudah merencanakan ini sejak ia berniat menikah dengan ayah Tom. Spook sendiri tugasnya adalah membasmi segala hal yang jahat yang selalu mengganggu masyarakat desa County. Hal jahat itu bukan hanya perampok, pencuri, tapi lebih kepada ‘kekuatan’ jahat itu sendiri, seperti misalnya ‘membasmi’ para penyihir. Karena itulah, mereka kerap dijauhi dan disegani, karena pekerjaan mereka yang berbau-bau mistis.

Tom harus meninggalkan rumah mereka, mengikuti Sang Spook, Gregory, untuk tinggal di rumahnya. Perjalanan jauh ditempuh dengan berjalan kaki, hanya dengan membawa bekal sepotong keju. Di perjalanan, memasuki daerah hutan yang kelam, Tom beberapa kali merasakan adanya hawa-hawa aneh yang melingkupi mereka. Sembari berjalan, Gregory terus menjelaskan berbagai hal yang nantinya harus dihadapi oleh Tom.

Pelajaran-pelajaran yang bersifat teori menanti Tom. Meskipun teori, tapi menyisakan banyak misteri, yang kadang enggan dijawab oleh Sang Spook.

Suatu hari, Tom mendapati ‘pelajaran praktek’ secara kebetulan. Ia diminta Gregory untuk pergi ke desa, mengambil beberapa bahan untuk keperluan pokok mereka. Dalam perjalanan pulang, Tom diganggu oleh beberapa anak yang ingin mengambil belanjaan Tom. Ia ditolong oleh seorang gadis bersepatu runcing – seseorang yang harusnya ia hindari, tapi ia malah membuat janji.

Inilah awal bencana, awal semua kesulitan yang harus dihadapi oleh Tom. Apalagi Alice – si gadis bersepatu runcing itu, meminta Tom untuk membantunya membebaskan Mother Malkin – penyihir tua yang sangat jahat, yang kejahatannya bisa dibayangkan seburuk yang bisa kita pikirkan. Teror pun dimulai – beberapa anak kecil hilang. Darah anak-anak konon dikabarkan bisa membangkitkan kekuatanan Mother Malkin.

Tom harus bertanggung jawab atas ‘kekacauan’ yang ia buat. Ya.. sebagai anak ‘magang’, belum tahu ‘medan’ yang sebenarnya. Tom jadi kurang berhati-hati dan cenderung kurang berpikir panjang. Mampu apa gak dia jadi the Next Spook?

Buku ini benar-benar gelap. Sesekali bikin merinding. Abis settingnya di hutan, sebagian besar di waktu malam… Hiii… Kaya’ film apa ya? Sleepy Hollow?

2 comments:

Sinta Nisfuanna said...

wick...reviewnya bikin tambah ngiler euy!! makasih ya mbak

Srampat Sandal said...

buku kelimanya udah terbit di indo belum yah?

 

lemari bukuku Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang