Gurun Bercerita Cinta
Diyah Ratna @ 2009
GagasMedia – 2009
328 Hal.
Hmmm… apakah another ‘Ayat-Ayat Cinta’? Untunglah ternyata tidak. Kalo iya, gue tentunya gak akan mau beli. Kenapa gue beli? Karena setting-nya yang gak biasa. Biasanya, setting cerita (yang gue baca), rata-rata berkisar di benua Eropa, tapi ini, ceritanya sebagian besar bertempat di Kuwait.
Di negara yang terik itu, Alena Soediro ‘seharus’nya jadi kembang di tengah-tengah para pekerja yang mayoritas laki-laki. Ababil Airways, sebuah perusahaan pesawat non-komersial, Alena ditempatkan sebagai Marketing Strategic Consultant, menyusul keberhasilannya dalam sebuah program pemasaran di sebuah perusahaan penerbangan lainnya.
Tapi, ternyata keberadaan Alena ditentang oleh beberapa pekerja – terutama pekerja lokal – yang tidak terbiasa bekerja di bawah pimpinan seorang perempuan. Bagi para lelaki Timur Tengah, seorang laki-lakilah yang harus jadi pemimpin.
Apalagi, dalam proyek terbaru mereka, yaitu Nimbus Project, Alena diberi tugas sebagai Project Leader. Karuan, Abdullah, salah satu pegawai menolak keras. Karena selama ini, mereka biasanya selalu dipimpin oleh Mario, orang Indonesia juga yang berada di divisi Engineering.
Sebenarnya, Mario tidak ada masalah dengan Alena. Tapi, mungkin karena egonya sebagai laki-laki yang menyebabkan ia bersikap dingin pada Alena. Setiap rapat Nimbus Project, Mario dan Alena selalu berbeda pendapat. Mario selalu ‘ngajak berantem’, sementara Alena bingung dengan sikap Mario.
Dalam sebuah tugas lain, mereka harus pergi bersama ke Al-Damman, ke ‘istana’ seorang Sheikh. Tugas ini kembali diawali dengan pertengkaran. Bener-bener, gak jelas deh, sikap si Mario. Tapi, kerana suatu hal, mereka ‘ditakdirkan’ untuk pergi berdua.
Sialnya, mobil rover yang dikendarai Mario ternyata tidak diperiksa dengan benar oleh petugas yang bertanggung jawab atas mobil tersebut. Mereka pun terjebak dalam badai pasir. Alena bingung. Mario sebagai laki-laki, mulai menunjukkan sikap melindungi. Sesaat, sifat lain, sisi lain Mario yang lebih lembut muncul dan membuat Alena ‘melunak’.
Tapi, sikap itu hanya tampak ketika badai itu. Saat mereka tiba di kediaman Sheikh, sikap Mario kembali dingin dan menyisakan tanda tanya besar dalam benak Alena. Begitu pun ketika kembali ke kantor. Sikap Mario semakin aneh. Hal ini juga menjadi pertanyaan di antara teman-teman mereka, apa yang sebenarnya terjadi ketika mereka terjebak dalam badai pasir itu.
Cinta yang dipendam membuat Alena kecewa dan sakit, hingga ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan menerima pekerjaan di tempat lain. Alena pergi, Mario jadi makin kacau.
Hah... makanya kalo cinta jangan dipendam, jangan gengsi deh… hihihi…
Tapi, ada yang kurang sreg nih setelah gue baca, hmmm… di situ diceritain kalo Alena mengalami kecelakaan pesawat, tapi… gimana akhirnya Alena bisa selamat agak kurang jelas deh. Tau-tau, Alena muncul aja dengan identitas barunya.
Diyah Ratna @ 2009
GagasMedia – 2009
328 Hal.
Hmmm… apakah another ‘Ayat-Ayat Cinta’? Untunglah ternyata tidak. Kalo iya, gue tentunya gak akan mau beli. Kenapa gue beli? Karena setting-nya yang gak biasa. Biasanya, setting cerita (yang gue baca), rata-rata berkisar di benua Eropa, tapi ini, ceritanya sebagian besar bertempat di Kuwait.
Di negara yang terik itu, Alena Soediro ‘seharus’nya jadi kembang di tengah-tengah para pekerja yang mayoritas laki-laki. Ababil Airways, sebuah perusahaan pesawat non-komersial, Alena ditempatkan sebagai Marketing Strategic Consultant, menyusul keberhasilannya dalam sebuah program pemasaran di sebuah perusahaan penerbangan lainnya.
Tapi, ternyata keberadaan Alena ditentang oleh beberapa pekerja – terutama pekerja lokal – yang tidak terbiasa bekerja di bawah pimpinan seorang perempuan. Bagi para lelaki Timur Tengah, seorang laki-lakilah yang harus jadi pemimpin.
Apalagi, dalam proyek terbaru mereka, yaitu Nimbus Project, Alena diberi tugas sebagai Project Leader. Karuan, Abdullah, salah satu pegawai menolak keras. Karena selama ini, mereka biasanya selalu dipimpin oleh Mario, orang Indonesia juga yang berada di divisi Engineering.
Sebenarnya, Mario tidak ada masalah dengan Alena. Tapi, mungkin karena egonya sebagai laki-laki yang menyebabkan ia bersikap dingin pada Alena. Setiap rapat Nimbus Project, Mario dan Alena selalu berbeda pendapat. Mario selalu ‘ngajak berantem’, sementara Alena bingung dengan sikap Mario.
Dalam sebuah tugas lain, mereka harus pergi bersama ke Al-Damman, ke ‘istana’ seorang Sheikh. Tugas ini kembali diawali dengan pertengkaran. Bener-bener, gak jelas deh, sikap si Mario. Tapi, kerana suatu hal, mereka ‘ditakdirkan’ untuk pergi berdua.
Sialnya, mobil rover yang dikendarai Mario ternyata tidak diperiksa dengan benar oleh petugas yang bertanggung jawab atas mobil tersebut. Mereka pun terjebak dalam badai pasir. Alena bingung. Mario sebagai laki-laki, mulai menunjukkan sikap melindungi. Sesaat, sifat lain, sisi lain Mario yang lebih lembut muncul dan membuat Alena ‘melunak’.
Tapi, sikap itu hanya tampak ketika badai itu. Saat mereka tiba di kediaman Sheikh, sikap Mario kembali dingin dan menyisakan tanda tanya besar dalam benak Alena. Begitu pun ketika kembali ke kantor. Sikap Mario semakin aneh. Hal ini juga menjadi pertanyaan di antara teman-teman mereka, apa yang sebenarnya terjadi ketika mereka terjebak dalam badai pasir itu.
Cinta yang dipendam membuat Alena kecewa dan sakit, hingga ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan menerima pekerjaan di tempat lain. Alena pergi, Mario jadi makin kacau.
Hah... makanya kalo cinta jangan dipendam, jangan gengsi deh… hihihi…
Tapi, ada yang kurang sreg nih setelah gue baca, hmmm… di situ diceritain kalo Alena mengalami kecelakaan pesawat, tapi… gimana akhirnya Alena bisa selamat agak kurang jelas deh. Tau-tau, Alena muncul aja dengan identitas barunya.
0 comments:
Post a Comment