Crenshaw
Harper Collins – 2015
256 hal.
Di usia yang belia, Jackson sangatlah dewasa. Ia lebih suka dengan
fakta, meskipun itu sangatlah menyakitkan. Apa pun itu pastilah ada penjelasan
yang logis menurut Jackson. Bahkan ketika muncul seekor kucing gendut, besar
berwarna ungu, dia akan tetap berpikir, ini pasti ada penjelasan, ini pasti ada
yang bisa dibuktikan …
Keluarga Jackson sedang dalam kondisi keuangan yang sulit. Mereka
terpaksa harus pindah dari apartemen yang sekarang mereka tempati karena tidak
mampu membayar sewanya. Ayah dan ibu Jackson tidak punya pekerjaan yang tetap.
Sering kali mereka kekurangan makanan, terpaksa menjual perabotan rumah mereka.
Crenshaw, si kucing gendut ungu yang menggemaskan ini, adalah teman
khayalan Jackson. Ia membantu Jackson melewati hari-hari susah dalam
keluarganya, membantu Jackson menghadapi kenyataan dan berkata pada orang
tuanya untuk selalu berterus terang meskipun pahit.
Tapi gak hanya itu, Crenshaw juga akhirnya membuat Jackson sadar, bahwa
sedikit bersenang-senang, berkhayal atau bermimpi juga gak ada salahnya koq.
Kalo kata Marisol, teman Jackson, nikmati aja keajaiban yang ada, jangan
dipaksain semua harus ada penjelasannya.
Bagi orang tua, kadang gak mau anaknya sampai tau kalau mereka sedang
dalam kesulitan. Pokoknya, anak-anak itu
harus happy, gak usah mikir susah, biar orang tua aja yang susah. Jadi,
sebenarnya, buku ini, gak hanya anak yang harus jujur, tapi juga orang tua juga
perlu jujur sama anak. Biar anak juga jadi belajar dan siap kalau gak semuanya
itu seneng-seneng #notetomysel.
Yang paling sedih dalam buku itu ada tokoh teman khayalan, adalah ketika
harus pisah sama si teman khayalan itu, atau ternyata teman khayalan itu gak
dibutuhkan lagi. Dan Crenshaw ini, sepintas rada ngeselin, tapi sebenernya dia ‘bijak’
banget.
“Imaginary friends
are like books. We're created, we're enjoyed, we're dog-eared and creased, and
then we're tucked away until we're needed again.”
Submitted for: Children Literature